35. Mark

53 7 0
                                    

Gua Mark Evan Zayne, anak pertama dari pasangan Jessica Zayne & Jacob Siwon Zayne, jangan tanya kenapa nama gua lebih dikenal dengan nama MarkLee, ini semua karena Jaesha yang ngotot manggil gue dengan nama MarkLee gara-gara dia bilang muka gue mirip Lee Seung Gi padahal jujur itu jauh banget but it's okay that's love.

Keadaan keluarga gua ngga terlalu sehat karena baik nyokap juga bokap gua jarang berada dirumah dan lebih sering sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.

Gua menjalin hubungan dengan Jaesha saat dia kelas 10 dan baru masuk ke dalam dunia SMA, hubungan kita berjalan baik, sampai akhirnya satu pernyataan dari bokap membuat gua harus secepatnya menyelesaikan hubungan juga perasaan gua kepada Jaesha, padahal demi tuhan gua masih cinta dengan Jaesha bahkan sampai hari ini.

Gua jelasin semua keadaan juga kenyataan yang ada antara gua juga Jaesha ke Haechan juga yang lainnya, gua tau Haechan punya perasaan lebih ke Jaesha selama ini, karena itu gua minta dia buat jagain Jaesha, walau dia bilang itu semua hanya demi gua dan ngotot bilang kalau dia ngga punya perasaan sedikitpun buat Jaesha, tapi gua tau gimana hati dia lebih dari yang dia tau.

Buktinya sekarang tuh anak jadi bucin tolol yang terus-terusan merasa bersalah karena kepergian Jaesha, dan ngga pernah nyoba buat buka hati dia untuk nemuin orang baru.

Gua memutuskan untuk pulang ke Canada dan meneruskan pendidikan disana, berada di Indonesia membuat gua sesak dengan keadaan juga hal-hal lain yang pastinya mengingatkan gua kepada Jaesha, ratusan pesan juga panggilan dari dia ngga pernah gua tanggepin sama sekali, gua pergi ninggalin dia tanpa penjelasan dan ngehancurin hatinya dalam waktu satu hari, dan ninggalin rasa kecewa untuk dia berbulan-bulan bahkan mungkin bertahun-tahun lamanya.

Gua pernah berfikir bahwa akan ada hari dimana semua kenyataan ini terungkap, namun gua ngga pernah nyangka bahwa hari itu ada.

Dan ya! semuanya terungkap, dan Jaesha meninggal beberapa bulan setelahnya.

Yang sudah gua bahas sejauh ini bukan topik utama yang mau gua kasih ke kalian, namun gua ingin menceritakan tentang sosok Arsyakila.

Dari awal bangun rumah ini sekitar 13 tahun yang lalu, bokap gua sudah menyiapkan satu buah kamar untuk Jaesha yang jika suatu saat nanti dia pulang ke keluarga Ayah maka kamar itu lah yang akan menjadi tempat dimana Jaesha berada, dan kamar bernuansa putih dengan banyak foto Jaesha di dalamnya, juga beberapa boneka kecil yang selalu di beli Ayah dari berbagai negara yang dia kunjungi untuk dia berikan kepada Jaesha suatu saat nanti, namun apa yang di harapkan dan apa yang sudah di siapkan Ayah sejauh ini sia-sia, karena Jaesha meninggal beberapa tahun yang lalu.

Kehadiran Arsya yang diketahui Bokap gua beberapa bulan yang lalu cukup membuat dia lebih baik dari keadannya semenjak Jaesha meninggal.

Waktu berjalan cukup cepat, dimana pertemuan kali pertama Bokap dan Arsya, gimana Bokap gua mendengar semua penuturan dari keluarga Arsya, dan pertama kali nya Arsya menginjakkan kaki dirumah ini.

Semuanya cepat berlalu, dan berjalan lumayan lancar.

Sampai saat pertama kali Arsya membuka kamar yang awalnya di buat khusus untuk Jaesha, gua bisa melihat dan mengingat dengan jelas bagaimana senyum lebar pada wajah Arsya luntur dalam sekejap, ditambah dengan Bokap gua yang ngelantur bilang kalau, "Ayah sudah lama siapin kamar ini untuk Jaesha".

Arsya langsung menatap wajah bokap dengan puluhan tanda tanya yang berada di wajahnya, dan dengan pintarnya gadis itu kembali memamerkan senyuman indah disana.

Dia masuk kedalam kamar dan melihat sekeliling ruangan itu dengan masih memamerkan senyumannya, "aku boleh tinggal disini?" tanyanya kepada kami semua, yang dengan semringah di jawab bokap juga nyokap gua dengan "IYA" juga senyum lebar dan pelukan hangat untuk Arsyakila.

Cukup menyakitkan untuk gua mengatakan fakta ini, bahwa sejujurnya, kedatangan yang diimpikan oleh orang rumah termasuk gua sendiri, bukan kehadiran Arsya, melainkan Jaeshamira.

Keila cukup senang dengan kehadiran Arsya dirumah ini, dari dulu dia emang pengen punya saudara cewek biar bisa di ajak main salon-salonan atau dia ajak bicara soal perempuan, kita semua ninggalin Arsya di dalam kamar untuk dia menyusun semua barang-barang nya disana, Arsya baru membawa sedikit barangnya karena dia masih ingin balik kerumah tante Eugene sekali-sekali.

Dari sejauh yang gua tau soal Arsya melalui Jeno dan Sungchan, dengan sifat Arsya yang cukup bertolak belakang dengan Jaesha, juga dengan bagaimana dia menjalani kehidupannya, ada banyak hal menyakitkan yang semakin membuat gua sesak.

Karena di balik senyuman yang Arsya berikan, banyak rasa sakit yang dia telan sendiri.

"dia pernah dikurung seharian penuh dalem kamar dengan tangan yang diiket gara-gara nyoba buat nyusul opa pertama kalinya" ucap Jeno saat itu, "setelah psikiater datang dan ngasih terapi juga apalah itu gue ngga ngerti, Arsya mulai stabil, tapi ngga bertahan lama karena setiap kali denger suara bentakan juga tembakan dia pasti langsung hilang kendali"

"dia sering ngehukum dirinya sendiri semenjak tau kalo gue sakit bang, gue minta lo jagain dia dirumah, karena sebenernya trauma Arsya belum sepenuhnya sembuh" lanjut Sungchan.

"ngehukum gimana?" tanya gua.

"dia sering ngga makan, minum pil anti depresan lebih dari dosis yang di haruskan, mukul kepala nya berkali-kali, ngga tidur seharian penuh, banyak sih, tapi akhir-akhir ini dia sering ngerokok, gue udah sering murkah ke dia kalo soal itu, tapi kadang ada saat nya Arsya bener-bener lepas kendali"

"kalo dia lagi kumat ajak ngomong baik-baik aja, dia bakalan ngerti kalo kita nya sabar dan ngajak dia bicara pelan-pelan" Pesan Sungchan panjang lebar.





Minggu pagi dirumah kali ini dengan satu anggota baru yang masuk kedalam keluarga Zayne, gua turun dari lantai 2 sambil mengendong Keila yang ngga berenti ngoceh dari tadi.

Ada Arsya yang sudah duduk di meja makan dengan Bokap juga Nyokap gua.

Setelah obrolan kecil di meja makan, dan kedatangan tamu tak diundang puluhan menit setelahnya, gua masuk kedalam kamar untuk mandi juga siap-siap karena Keila yang minta di temenin ke supermarket buat beli Semangka dan jajanan lainnya.

Pintu kamar gua di ketuk beberapa kali oleh Bokap yang langsung gua buka, dengan air mata yang mengalir di wajahnya, bokap bilang kalau, "Mark, sejauh ini Daddy belum bisa terima Arsya disini, apalagi dikamar itu".

Menyakitkan, padahal Arsya anak kandungnya.

Dan lebih menyakitkan saat gua melihat bahwa Arsya ada di sana.




































Dan lebih menyakitkan saat gua melihat bahwa Arsya ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Day After Day|Sungchan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang