28. Insiden Pagi Hari

86 8 0
                                    

⚠️



















Pagi ku hari ini disambut dengan suara Arga yang mengeluarkan segala isi perutnya di dalam kamar mandi, membuatku yang masih tidur dan bergulung dalam selimut secara cepat membuka mata dan berlari menuju kamar mandi tempat dimana Arga terduduk lemas di depan closet, aku menghampiri dia dan memijat pelan tengkuk Arga, dia masih memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya, sementara aku sudah merem melek dengan menutup telingaku dengan sebelah tangan.

Karena sejujurnya aku ngga bisa lihat dan mendengar orang lain muntah, perutku pasti akan langsung mual seperti sekarang.

"udah? masih sakit ngga perutnya?" tanya ku begitu dia sudah selesai dan berdiri untuk kumur-kumur, Arga hanya diam ngga menjawab, aku langsung keluar dari kamar mandi dan mengambil minyak angin juga air putih hangat untuk dia.

Dia keluar dengan wajah pucat dan langsung duduk di ujung kasur, aku memberi nya segelas air putih yang langsung dia minum, dan mengoleskan minyak angin padanya, "kepala nya pusing?" tanya ku pelan, Arga menggeleng, kembali berbaring dan menarik selimut hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya.

"kamu minum obat dulu ya? atau kita kerumah sakit sekarang?" tanya ku lagi, tubuhnya panas ketika aku pegang, jujur aku panik bukan main sekarang, Arga hanya mengenggam tanganku dengan dua tangannya, mengecupnya berulang kali dan dia tempelkan pada pipinya.

"ga? kita kerumah sakit aja ya?" ucapku yang sudah setengah frustasi, dia masih diam, aku menarik paksa tanganku yang berada dalam genggamannya, menelfon Andy yang untungnya langsung dia angkat.

"Andy?" panggilku langsung.

"kenapa kak?"

"Arga muntah terus juga badannya panas ini aku harus gimana?" tanyaku dengan suara yang bergetar.

"mas bawa obatnya kan? dia udah sarapan belum tadi? minta dia sarapan kalau belum, terus langsung minum obat, Andy perlu kesana?" tanya Andy beruntun.

"dia belum makan tadi" aku beralih menatap Arga yang menatapku dengan pandangan sendu, "makan dulu ya? aku ambil di bawah" kataku, "mual sya" jawabnya lemas.

"ya makan dulu sedikit! aku ambil dulu sebentar!" aku langsung berjalan cepat keluar kamar dengan membawa hp yang masih terhubung dengan panggilan Andy di seberang sana, "kak coba liatin di badannya ada memar ngga, kalian lagi di bandung kan? Andy kesana sama bang echan sekarang!"

"ada tadi di bagian leher, tapi aku ngga tau itu memar atau.." ucapku menggantung, menyalakan mode speaker sambil tanganku sibuk menyiapkan sarapan untuk Arga.

"atau apa kak?"

"apa ya itu?" aku bingung bilangnya, sambil malu juga, tapi Andy malah, "oh CuPAnGGgG" gumamnya yang kemudian cekikikan.

Bangsat.

"Andy lo diem dulu gue lagi pusing" ujarku karena Andy ngga berenti cekikikan di seberang sana.

"lo semalem ngapain aja deh kak? kok mas langsung muntah-muntah?" tanyanya ngelantur, "lo kesini aja ya cepet, gue takut" ujarku yang kemudian langsung menutup telfon.

Kembali memasukki kamar dan memaksa Arga duduk untuk makan sarapan yang sudah aku bawa, "buka mulutnya!" perintahku galak, dengan terpaksa dia buka mulutnya dan menerima makanan yang aku suap.

Wajahnya pucat bukan main buat aku makin cemas dengan keadaan dia sekarang, "cepetan makannya, terus minum obat!", "mual yangg" jawab dia dengan suara pelan sambil mengunyah makanannya, "coba buka baju kamu" ucapku dan menaruh piring ke atas nakas, "mau apa kamu?!" tanya dia sambil melotot.

[2] Day After Day|Sungchan ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang