✩✩✩
"Dari mana saja kamu".
Fely terlonjak kaget mendengar suara ethan.
Wajar jika fely kaget mendengar suara lain selain dirinya, karena yang ia pikir ethan dan cila sedang pergi keluar ketika melihat rumah yang terlihat sepi, membuat fely enggan berada di luar dan lebih memilih masuk kedalam kamar, tapi fely di kejutkan oleh keberadaan ethan yang sedang duduk bersedekap di atas kasur memandangnya marah.
Fely mengusap dadanya pelan, sedikit lemas pada tubuhnya "cila kemana?" Tanyanya saat tak melihatnya sosok cila yang kerap keli menempel pada ethan.
Ethan mendengus "apakah itu jawaban mu?"
Fely gelagapan, sadar jawabanya bukan pertanyaan ethan " aku habis dari tempat berkuda" cicitnya pelan menunduk takut.
"Kuda?" Ethan mengernyit.
"iya"
Fely memberanikan diri mengangkat kepalanya ketika tak ada lagi suara ethan, hingga tatapan kami bertubrukan, ethan menatapnya tapi bukan tatapan bengis yang selalu ia berikan untuknya, tapi tatap saat di mana dulu fely membuat ethan khawatir dan itu yang sekarang ethan lakukan, hati fely bergetar hebat, perasan bahagia membuncah.
Fely membekap mulutnya menghalau perasaan bahagia hingga membuat air matanya keluar dengan deras. Apakah ini saat nya. , fely tak kuat.
Berlari secepatnya dan menubruk tubuh ethan hingga terjengkang kebelakang, tangisan fely pecah, memeluk erat tubuh ethan dan membiarkan tangisan nya membasahi dada bidang milik ethan yang selama ini ia rinduka.
Perasaan fely lega, seperti tubuh yang sudah sekian lama tertimpa batu besar kini terangkat itu yang sekarang fely rasakan.
Fely fikir ethan akan mendorongnya dan mengeluarkan kata-kata kejam setelahnya tapi tak di sangka ethan memeluk sama eratnya, mengusap rambut panjang fely lembut, ethan berguling tapi tidak melepaskan pelukan eratnya hingga kini fely tak lagi di atas tubuh ethan, dan saat ini posisi mereka berbaring saling berhadapan.
Sesaat pandangan mereka saling mengunci setelahnya fely beringsut semakin dalam memeluk tubuh ethan, rindu yang terpendam kian lama kini bisa fely lepaskan perlahan .
fely memilih diam, ia takut jika nanti bersuara moment ini akan berakhir dengan berdebatan, fely takut salah bicara dan membiarkan suara tangisan memecah keheningan.
Ya Tuhan fely bahagia.
Usapan lembut pada tubuhnya membuat fely enggan beranjak dari posisi nya "sudah makan?" Suara lembut yang berada di dekatnya membuat fely mengedipkan matanya berkali-kali, merasa tak percaya.
Apakah sekarang kita baikan?
Apa ini petunjuk doa-doa ku?
Fely menggeleng dalam pelukan ethan "belum"
Ethan mendesah, melepaskan pelukan fely, sedikit enggan sebenarnya melepaskan posisi nyaman mereka "kalau gitu ayo kita makan" ucap nya menatap dalam netra hitam pekat milik fely.
Fely mengangguk menyutujui ucapan ethan.Saat ini meskipun perutnya belum lapar, tapi fely tetap mengangguk
Ethan berdiri memandang fely yang duduk memandangnya penuh keraguan lalu menggenggam tangan fely hingga fely menatapnya terkejut "ayo".
Tak ada yang fely inginkan lagi saat ini, karena ini sudah lebih dari cukup. Bisa bersama ethan untuk fely adalah segalanya.
Berkah terindah yang fely dapatkan, kebahagian tak terkira yang fely rasakan, dan ia selalu berdoa semoga kedekatan ini adalah akhir kesedihan nya.
"Kayaknya kita harus belanja lagi" ucap ethan ketika membuka kulkas dan tak melihat persediaan makanan.
"Nasi goreng gak papa kan?" Tanyanya lagi, entah kemana suara fely, karena sejak tadi fely hanya diam dan mengangguk ketika ethan bertanya, membuat ethan gemas.
"Aku atau kamu" tanyanya membuat fely mengernyit bingung.
"Apanya?".
Ethan terkekeh manis membuat pipi fely bersemu merah "yang masak aku atau kamu?".
"Kamu". Fely ingin merasakan masakan ethan lagi, sehingga saat ethan memberi pilihan, fely langsung memilih tanpa berpikir dan semoga saja ethan mau.
"Oke tunggu sebentar ya" mendudukan fely di meja makan dan pergi ke dapur untuk membuat makan.
setiap gerak gerik yang ethan lakukan seperti memotong-motong bawang, bagai mana saat ethan membolak-balikan nasi di atas wajan, memberikan bumbu dan mencicipi makanan tak pernah lepas dari pengawasan mata pekat fely, semuanya terekam jelas di mata fely.
Fely tak membiarkan sedikitpun momen istimewa di depan nya ini hilang hingga berkedippun enggan fely lakukan. Fely hanya takut saat ia tak menatap punggung tegap ethan semua kejadian ini hanya halusinasi semata, fely takut ethan yang berada di depan nya ini hanya imajinasinya saja.
Aroma lezat dari nasi goreng buatan ethan membuat perut fely berbunyi hingga membuat kekehan lucu milik ethan terdengar " segitu lapernya, sampe-sampe perut kamu berbunyi" ucap ethan menggoda membuat fely tak bisa berbuat apa-apa karena malu.
Ethan mendekat lalu meletakkan nasi goreng buatanya di depan fely bersama dengan dua gelas air dingin "habiskan" mengusap puncak kepala fely.
Fely memelas, ia tak mungkin bisa menghabiskan satu piring penuh nasi goreng di depan nya ini, meskipun aroma dan kelihatanya lezat tapi tetap saja fely tidak bisa menghabiskan nya sendiri
Ethan kembali tersenyum "bercanda" ucap nya seakan tau apa yang fely pikirkan.
"Mau aku suapi?" Tanya ethan ketika duduk di depan fely. Fely menggeleng.
"Oke kalau gitu aku suapi" ethan mengambil sendok dan mengisinya dengan makanan lalu menyuapinya sebelum fely menyeruakan protesan nya.
Tbc
Maaf kalau kurang bagus ceritanya
Entah akhir-akhir ini saya kurang mood buat nulis apalagi kerjaan saya lagi numpuk, makin makin saja kehilangan ide buat nulis.Buat kalian Boleh kasih tau apa yang kurang dari cerita saya, tolong beri saya masukan buat cerita ini.
Saran dan kritikkan dari kalian benar-benar berarti buat saya, apapun itu akan saya terima dengan iklas.
Terimakasih saya tunggu vote dan komen nya yah.
See you next time 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For You
Teen FictionKesalah pahaman mampu membuat hubungan terjalin rumit, dan ketika kejelasan tak bisa di sampaikan apalagi sebuah kepercayaan tak di gunakan dalam satu hubungan membuat keretakan tak terelakan. Felysia gadis cantik yang terkurung dalam sebuah kesalah...