Keesokan harinya, kelompok KKN bersiap untuk melaksanakan program kerja (proker) mereka yang kedua, yaitu program kesehatan masyarakat. Pagi itu, suasana penuh semangat dan antusiasme terasa di antara para anggota kelompok.
Setelah sarapan bersama, Hiragi mengumpulkan semua anggota untuk briefing singkat. "Baik, teman-teman, hari ini kita akan melaksanakan program kesehatan masyarakat di balai desa. Kita akan melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan, serta membagikan alat-alat kebersihan kepada warga."
Suo, yang bertanggung jawab atas peralatan medis, memastikan semuanya sudah siap. "Peralatan dan obat-obatan sudah lengkap. Kita bisa mulai kapan saja."
Nirei, yang akan membantu dalam sesi penyuluhan, menambahkan, "Saya sudah menyiapkan materi penyuluhan. Kita akan memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan."
Dengan persiapan yang matang, mereka berjalan menuju balai desa bersama-sama. Di sana, Togame dan beberapa warga sudah menunggu mereka. Togame menyambut mereka dengan senyum hangat. "Selamat pagi, semuanya. Terima kasih sudah datang. Warga sudah siap untuk mengikuti program kesehatan ini."
Mereka segera mengatur peralatan dan mulai mengatur alur kegiatan. Warga desa mulai berdatangan, terlihat antusias untuk memeriksakan kesehatan mereka dan mendengarkan penyuluhan yang diberikan.
Suo dan beberapa anggota lainnya mengurus pemeriksaan kesehatan dasar seperti pengukuran tekanan darah, pengecekan gula darah, dan pemeriksaan umum. Sementara itu, Sakura dan Kotoha memulai sesi penyuluhan di bagian lain balai desa.
"Selamat pagi, Bapak dan Ibu," sapa Nirei dengan senyum ramah. "Hari ini, kami akan berbicara tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Dengan menjaga kebersihan, kita bisa mencegah banyak penyakit dan menjaga kesehatan kita bersama."
Warga mendengarkan dengan penuh perhatian, beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman tentang masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sakura dan Kotoha menjawab pertanyaan dengan sabar, memberikan tips praktis dan saran yang berguna.
Sementara itu, di area pemeriksaan kesehatan, Suo dan timnya bekerja dengan cekatan. Mereka memberikan konsultasi kesehatan dan saran medis kepada warga yang membutuhkan. Kerja sama yang baik antara anggota kelompok dan warga desa menciptakan suasana yang produktif dan harmonis.
Togame, yang mengawasi kegiatan tersebut, merasa bangga dan terkesan dengan kinerja kelompok KKN. "Kalian semua bekerja dengan sangat baik. Saya melihat banyak warga yang senang dan terbantu dengan program ini."
Setelah seharian bekerja keras dengan program kesehatan masyarakat, kelompok KKN merasakan kepuasan dan kebanggaan atas apa yang telah mereka capai. Namun, saat mereka sedang membereskan peralatan medis, Suo menyadari bahwa persediaan obat pereda nyeri telah habis.
"Hiragi, kita kehabisan obat pereda nyeri," lapor Suo dengan nada khawatir.
Hiragi mengerutkan kening. "Kita butuh itu untuk beberapa warga yang masih membutuhkan. Sakura, bisakah kamu pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat lagi?"
Sakura mengangguk dengan sigap. "Tentu, Hiragi. Aku akan segera pergi."
Togame yang mendengar percakapan mereka, segera menawarkan bantuan. "Dek, biar Mas yang pergi. Kamu sudah bekerja keras seharian. Istirahatlah sebentar."
Sakura tersenyum, merasa terharu atas perhatian Togame. Namun, ia merasa bertanggung jawab dan ingin membantu. "Terima kasih, Mas. Tapi saya baik-baik saja. Saya akan pergi sendiri. Lagipula, saya tahu dimana apotiknya."
Togame tersenyum bangga melihat semangat Sakura. "Baiklah, kalau begitu. Hati-hati di jalan, Dek."
Sakura mengambil tasnya dan bergegas menuju apotek di desa. Perjalanan ke apotek tidak terlalu jauh dan ia menikmati sejenak ketenangan di sepanjang jalan. Setibanya di apotek, Sakura langsung membeli obat pereda nyeri yang dibutuhkan dan kembali dengan cepat ke balai desa.
Sakura sedang dalam perjalanan kembali ke posko setelah membeli keperluan kelompok KKN. Di tengah perjalanan, dia melewati sebuah gang kecil di desa tempat mereka melakukan proyek. Tiba-tiba, dari balik semak-semak, seorang anak kecil yang nakal melemparkan kertas ke arahnya.
Kertas itu hampir mengenai wajah Sakura, membuatnya kesal. "Hei, kenapa kamu melakukan itu?" tegur Sakura sambil berusaha menahan emosinya.
Anak kecil itu hanya tertawa nakal sambil menarik teman yang satunya dan melarikan diri ke belakang semak-semak lainnya. Sakura merasa frustasi, tapi dia tidak ingin mencari masalah lebih lanjut. Dia hanya menghela nafas panjang dan melanjutkan langkahnya menuju rumah.
"Anak itu benar-benar nakal," gumam Sakura dalam hati, mencoba untuk tetap tenang meskipun merasa terganggu oleh insiden tersebut.
Saat tiba kembali, Suo dan anggota lainnya menyambutnya dengan lega. "Terima kasih, Sakura. Ini sangat membantu," kata Suo sambil menerima obat-obatan tersebut.
Sakura tersenyum. "Tidak masalah. Aku senang bisa membantu."
Dengan obat-obatan yang sudah tersedia, mereka kembali melanjutkan pelayanan kesehatan kepada warga yang masih membutuhkan. Togame melihat Sakura dengan bangga. "Kamu menunjukkan dedikasi yang luar biasa, Dek. Terima kasih atas kerjamu hari ini."
Sakura merasa lebih termotivasi dan bersemangat. "Terima kasih, Mas. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk desa ini."
Hari itu berakhir dengan perasaan puas dan semangat yang semakin kuat di antara anggota kelompok KKN. Mereka tahu bahwa dengan kerja keras dan kebersamaan, mereka bisa mengatasi tantangan apapun yang datang dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat desa.
Menjelang sore, kegiatan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan selesai dengan sukses. Warga desa mengucapkan terima kasih dengan penuh kehangatan, merasa sangat terbantu oleh program yang diberikan.
Sakura, yang merasa lelah tapi puas, berdiri di dekat Togame. "Terima kasih, Mas, atas dukungannya. Kami sangat senang bisa membantu."
Togame menepuk rambut dwi warna Sakura dengan bangga. "Kalian telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Desa ini sangat beruntung memiliki kalian. Teruslah semangat dan tetap berkontribusi."
Dengan hati yang penuh rasa syukur dan semangat yang tak pernah pudar, kelompok KKN kembali ke rumah mereka untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk proker berikutnya. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tapi dengan kerja sama dan dedikasi, mereka yakin bisa memberikan perubahan positif bagi desa tersebut.
Mereka membersihkan posko dan peralatan medis untuk bersiap pulang ke rumah. Rombongan itu memasuki rumah untuk membersihkan diri. Sakura mengusap peluh di dahinya. Ia mencium ketiaknya kanan-kiri meringis saat mengetahui aromanya.
Sebelum Sakura masuk, ia menoleh ke arah rumah Togame. Disana ada kepala desa Togame sedang mencuci motornya menggunakan setelan oblong. Tanpa sadar Sakura menatap Togame tanpa kedip. Sampai sebuah pekikan membuyarkan lamunannya.
"Oyy..!!" Sakura membulatkan matanya ke arah sumber suara. Ia melihat anak yang mengganggunya tadi siang sedang mengejeknya dengan membuat wajah jelek.
Mendengar ada keributan di samping rumah, Togame menghampiri Sakura yang terlihat sangat kesal.
"Ada apa Dek?" Togame melihat anak kecil itu memasuki rumahnya. "Tenang saja Dek, dia Choji, adik bungsuku. Dia memang suka mengganggu tamu sini. Tapi kamu tak perlu khawatir, dia pasti berlari kalau melihatku." Sakura masih terlihat kesal, terbukti bahwa nafasnya masih memburu. Togame tersenyum melihat ekspresi Sakura.
"Masuk gih, udah mau malam nanti kamu kedinginan. Lagipula kamu pasti capek bekerja untuk warga desa." Togame mengusap pipi gembil Sakura. Mendapat perlakuan itu secara tiba-tiba, wajah Sakura merah padam dan langsung lari memasuki rumah karena malu. Togame tertawa puas melihat wajah Sakura yang sangat lucu. Ia segera menyelesaikan aktivitasnya lalu memasuki rumahnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu dan Desa [✔️]
Fanfiction⚠️YAOI⚠️ - Karakter milik Satoru Nii-sensei - Out of Character - BL/bxb/yaoi - Fanfiction - R13+ Summary: Togame mengingat setiap momen indah yang mereka habiskan bersama dan merindukan kehadirannya setiap detik. Setiap malam, Togame menghabiskan...