Di pagi hari, ketika semangat KKN berlanjut, tiba-tiba terdengar keributan di sekitar rumah kepala desa. Sakura dan anggota kelompoknya, yang sudah bersiap-siap untuk memulai kegiatan hari itu, mendengar kehebohan dari dalam rumah.
Mereka segera bergerak mendekati sumber keributan dan mengetahui bahwa Choji, anak bungsu belum pulang setelah bermain pagi itu. Togame bersama dengan keluarganya dan beberapa warga desa segera berkumpul, mencari anak itu dengan cemas.
"Dek, tolong cari di sekitar kolam dan hutan belakang rumah," ucap kepala desa dengan suara gemetar, memohon bantuan dari kelompok KKN.
Tanpa ragu, Sakura dan anggota kelompok lainnya segera menyebarkan diri untuk mencari anak yang hilang tersebut. Mereka memeriksa setiap sudut halaman dan daerah sekitar rumah dengan hati-hati, sementara kepala desa dan warga desa lainnya mengadakan pencarian yang lebih luas.
Sakura terus mencari dengan penuh kekhawatiran dan harapan yang mulai luntur setelah pencarian yang intensif. Dia menyisir setiap sudut, memanggil nama anak tersebut dengan suara gemetar yang mencerminkan kegelisahan dan kekhawatiran yang mendalam.
Setiap kali Sakura memeriksa tempat baru, hatinya berdebar keras dalam ketakutan akan apa yang mungkin terjadi. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan yang tidak diinginkan, tetapi dia terus berusaha, mencoba mempertahankan semangatnya meskipun waktu terus berjalan.
Pada satu titik, ketika keputusasaan hampir merajalela, Sakura memutuskan untuk menggali lebih dalam. Dia memeriksa setiap tempat yang mungkin dilalui anak itu, bahkan tempat-tempat yang terlihat tidak mungkin. Dia tidak ingin menyerah sebelum memastikan bahwa semua upaya telah dilakukan.
Akhirnya, di tengah keheningan yang menyiksa, Sakura menemukan anak itu bersembunyi di balik gudang penyimpanan.
"Choji!!" panggil Sakura dengan suara sedikit bergetar. Kelegaan yang mendalam memenuhi hatinya saat dia memeluk anak itu dengan erat. Mata mereka penuh dengan air mata kebahagiaan dan syukur karena akhirnya Choji bisa ketemu.
"Bagaimana kamu bisa sampai di sini?" tanya Sakura sambil membersihkan pakaian Choji. "Choji takut kak, disini gelap." anak ini masih menangis sesenggukan di pelukan Sakura.
"Sekarang Choji sudah aman sama kakak. Sudah jangan menangis lagi. Mari kita pulang, mereka sangat khawatir denganmu. "
Sakura menggendong tubuh bergetar Choji. Rasa takut kini memudar digantikan rasa lega setelah menemukan anak itu. Mereka kembali ke rumah.
Setelah sampai di rumah, mata mereka yang tadinya penuh dengan kekhawatiran, kini dipenuhi oleh air mata kebahagiaan.
Anak tersebut disambut dengan pelukan hangat dari keluarganya dan terima kasih yang tulus dari orang tua Choji serta warga desa yang ikut membantu dalam pencarian. Tak terkecuali Togame. Sakura merasa terharu karena bisa menjadi bagian dari momen yang begitu penting dan menyatukan hati-hati mereka dalam kebahagiaan bersama.
Setelah kondisi sudah cukup kondusif dan para warga sudah membubarkan diri, Sakura ditarik oleh seseorang ke taman belakang yang sangat sepi. Jantung Sakura berdetak sangat kencang saat Togame memeluk tubuhnya sangat erat. Sakura tidak tahu harus berbuat apa. Ia membiarkan Togame memeluk dirinya supaya lebih tenang. Cukup lama mereka dalam posisi itu, akhirnya Togame melepaskannya lalu mengajak Sakura duduk di kursi sana.
"Dek, terima kasih. Mas tidak tahu lagi jika Choji tidak bisa ditemukan. Mas tidak bisa membayangkan kesedihan orang tua Mas. Terima kasih, Dek. "
Togame kembali memeluk Sakura secara tiba-tiba. Kali ini, dengan perasaan ragu, Sakura membalas pelukan Togame. Dapat ia rasakan tubuhnya yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu dan Desa [✔️]
Fanfic⚠️YAOI⚠️ - Karakter milik Satoru Nii-sensei - Out of Character - BL/bxb/yaoi - Fanfiction - R13+ Summary: Togame mengingat setiap momen indah yang mereka habiskan bersama dan merindukan kehadirannya setiap detik. Setiap malam, Togame menghabiskan...