Chapter-11

3.2K 552 11
                                    

Togame, dengan perasaan cemas yang terus meningkat, berlari menuju tempat yang lebih terpencil. Pikiran-pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran akan keselamatan Sakura. Ia menyusuri setiap sudut kecil di pinggir desa, menanyakan orang sekitar namun tetap nihil.

Togame hampir putus asa. Tiba-tiba ia teringat untuk mencari Sakura di pantai , mengingat bahwa Sakura pernah menyebutkan tempat itu sebagai tempat yang menenangkan. Tanpa pikir panjang, Togame memacu motornya menuju pantai.

"Dek, semoga kamu masih disana."

Togame, dengan perasaan cemas yang terus meningkat, memutuskan untuk menuju pantai, tempat Sakura sering menyendiri. Saat dia mendekati pantai, dia bertemu dengan beberapa warga yang tampak khawatir.

"Pak Togame, kami melihat orang di pantai tadi," kata salah seorang warga. "Katanya dia digigit ular."

Hati Togame semakin tercekat. Dengan langkah cepat, dia berlari menuju pantai, mengikuti petunjuk dari warga. Di tepi pantai, dia melihat sekelompok orang mengerumuni sesuatu di pasir. Ketika dia mendekat, dia melihat Sakura tergeletak tak berdaya.

"Dek!" panggil Togame dengan suara serak karena kekhawatiran. Orang-orang di sekitar Sakura memberi jalan ketika melihat Togame mendekat.

Sakura pingsan, dan di kakinya terlihat bekas gigitan ular. Dengan cepat, Togame berlutut di sampingnya dan memeriksa kondisi Sakura. "Dek, bangun! Tolong, buka matamu!"

Dengan cepat, Togame mengambil ponselnya dan menghubungi tim medis. "Kita butuh bantuan medis segera di pantai! Sakura digigit ular dan dia pingsan."

Dalam waktu singkat, tim medis tiba di lokasi dengan perlengkapan pertolongan pertama. Mereka dengan cepat memberikan perawatan sementara untuk mengendalikan racun ular sebelum membawa Sakura kembali ke rumah untuk perawatan lebih lanjut.

Cukup lama tim medis memberikan pertolongan pertama untuk Sakura, akhirnya telah selesai. Namun Sakura belum sadarkan diri.

"Syukurlah, anda menghubungi kami tepat waktu. Sakura hanya di gigit oleh ular yang tidak beracun. Namun, Sakura harus tetap menjalani perawatan intensif dan istirahat cukup. Untuk beberapa hari kedepan, jangan biarkan Sakura kelelahan agar keadaannya cepat pulih.''

Togame mendengar penjelasan dokter dengan seksama. Dengan bantuan para medis dan warga desa, Sakura diperbolehkan dibawa pulang. Selama perjalanan kembali ke rumah, Togame terus memegang tangan Sakura, memberinya dukungan dan dorongan. "Kamu akan baik-baik saja, Dek. Kita akan segera sampai dan kamu akan mendapatkan perawatan yang tepat."

Sakura tidak memberikan respons, tetapi Togame tetap berbicara kepadanya, berusaha menenangkan dirinya sendiri dan Sakura.

Mereka akhirnya sampai rumah. Disana sudah ada orang tua Togame dan teman-teman Sakura yang menunggu dengan perasaan sangat cemas. Orang tua Togame mengarahkan Sakura untuk di bawa ke kamar tamu di rumahnya karena mereka tahu bahwa Sakura butuh tempat yang nyaman untuk beristirahat dan pulih.

Teman-teman Sakura bersyukur dan lega akhirnya bisa ditemukan. Mereka hanya bisa berdoa demi kesembuhan Sakura agar bisa beraktivitas kembali. Mereka sangat ingin sekali ikut ke dalam rumah Togame, namun mereka masih sungkan dan hanya bisa menunggu sampai Sakura pulih. Mereka hanya bisa mengikuti perintah ketua untuk segera tidur karena besok masih ada kegiatan yang mengharuskan mereka bangun pagi-pagi.

***

Togame menggendong Sakura dengan hati-hati menuju kamarnya, memastikan Sakura merasa nyaman di setiap langkah.

Setibanya di kamar Togame, dia membuka pintu dan menyalakan lampu. Kamar itu sederhana namun bersih, dengan tempat tidur yang nyaman dan beberapa hiasan sederhana di dinding.

Antara Aku, Kamu dan Desa [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang