Setelah menikmati sarapan dan minum vitamin yang diberikan oleh Ibu Togame, Sakura merasa sedikit lelah dan memutuskan untuk beristirahat lagi. Dia kembali ke tempat tidur, menarik selimut hingga menutupi dirinya, dan perlahan-lahan tertidur.
Beberapa jam kemudian, Sakura terbangun oleh suara pintu yang terbuka perlahan. Dia mengerjapkan mata, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke kamar. Saat pandangannya semakin jelas, dia melihat seorang anak kecil berdiri di ambang pintu.
"Maaf mengganggu, Kak Sakura," kata anak itu dengan suara pelan. "Aku Choji, adik kak Togame."
Sakura duduk, masih merasa sedikit pusing tapi berusaha untuk tersenyum. "Halo, Choji. Tidak apa-apa, aku baru saja terbangun."
Choji membawa nampan dengan secangkir teh dan beberapa biskuit. "Ibu memintaku untuk membawakan ini untukmu. Dia bilang teh hangat bisa membuatmu merasa lebih baik."
Sakura tersenyum lebih lebar, merasa terharu dengan perhatian keluarga Togame. "Terima kasih, Choji."
Choji meletakkan nampan di meja samping tempat tidur dan duduk di kursi dekat tempat tidur. "Bagaimana perasaanmu sekarang, Kak Sakura?"
Sakura mengangguk pelan. "Lebih baik, terima kasih. Panas tubuhku sudah turun, hanya merasa sedikit lelah."
Choji tersenyum lega detik berikutnya bocah itu terdiam, Sakura merasa bingung dan sedikit khawatir. Dia memperhatikan bahwa ekspresi wajah Choji berubah menjadi serius, dan bocah itu tampak ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya menundukkan kepala.
"Kak Sakura, aku ingin minta maaf," kata Choji dengan suara pelan.
Sakura mengerutkan kening, tidak yakin apa yang akan dikatakan oleh Choji. "Minta maaf? Kenapa, Choji?"
Choji menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku yang melempar kertas padamu waktu itu. Aku dan teman-temanku suka jahil, dan aku tidak tahu kalau kamu sedang tidak enak badan. Maafkan aku, Kak Sakura."
Sakura merasa lega mengetahui alasan sebenarnya di balik sikap aneh Choji tadi. Dia tersenyum lembut dan menyentuh bahu Choji dengan penuh pengertian. "Tidak apa-apa, Choji. Aku tidak marah. Aku mengerti kalian hanya ingin bermain dan bersenang-senang. Yang penting sekarang kamu sudah jujur dan meminta maaf."
"Dan aku mau mengucapkan terimakasih karena telah menolongku, Kak."
"Tidak perlu kaku seperti itu, Choji. Kakak senang bisa membantu sesama."
Choji mengangkat kepalanya, matanya berbinar karena lega. "Terima kasih, Kak Sakura. Dan aku berjanji tidak akan jahil lagi. Aku akan membantu Kak Togame merawatmu sampai kamu benar-benar sembuh."
Sakura tersenyum hangat. "Aku senang mendengarnya, Choji. Kamu anak yang baik. Sekarang, kenapa kita tidak menikmati teh dan biskuit ini bersama-sama?"
Choji mengangguk dengan semangat, dan keduanya duduk bersama menikmati teh dan biskuit. Mereka berbicara tentang berbagai hal, dari cerita-cerita lucu hingga pengalaman mereka di desa. Sakura merasa nyaman dan senang mengetahui bahwa Choji sebenarnya anak yang manis dan peduli.
Dengan suasana yang lebih hangat dan penuh tawa, Sakura semakin merasa pulih, baik secara fisik maupun emosional. Dukungan dari keluarga Togame, terutama Choji yang sekarang menjadi teman barunya, memberikan kekuatan dan semangat yang dibutuhkan Sakura untuk segera sembuh dan kembali beraktivitas bersama tim KKN.
***
Togame pulang dari balai desa sekitar jam sepuluh malam. Sebelum bersih-bersih, ia menyempatkan dirinya untuk memeriksa keadaan Sakura. Ia membuka pintu perlahan. Dia tersenyum melihat Sakura dan Choji yang tenang dalam tidurnya, merasa lega bahwa Sakura sudah semakin pulih setelah semalam yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu dan Desa [✔️]
Fanfiction⚠️YAOI⚠️ - Karakter milik Satoru Nii-sensei - Out of Character - BL/bxb/yaoi - Fanfiction - R13+ Summary: Togame mengingat setiap momen indah yang mereka habiskan bersama dan merindukan kehadirannya setiap detik. Setiap malam, Togame menghabiskan...