Sakura dan tim KKN duduk bersama di ruang makan rumah kepala desa, menikmati sarapan pagi yang disiapkan dengan hangat oleh ibu Togame. Suasana pagi yang cerah dan udara segar desa memberikan energi tambahan untuk memulai hari dengan semangat.
Mereka duduk mengelilingi meja kayu sederhana, di mana terhidang berbagai hidangan tradisional seperti nasi goreng, telur dadar, sayur tumis, dan kerupuk. Aura kebersamaan terasa kuat, dengan obrolan ringan dan tawa yang mengisi ruangan, memperkuat ikatan di antara mereka sebagai satu tim.
Sakura, dengan senyum di wajahnya melihat sekeliling meja. Dia merasa bersyukur atas kesempatan untuk berada di sini, berbagi momen berharga dengan warga desa dan teman-temannya dalam KKN. Setiap suap makanan terasa istimewa, mengingatkan mereka betapa pentingnya kerjasama dan saling membantu di tengah tantangan dan keunikan pengalaman mereka di desa ini.
Nirei, teman mereka yang terkenal sangat heboh memulai percakapan yang membuat Sakura hampir tersedak karena kaget.
"Akhir-akhir ini Pak Togame semakin dekat dengan Sakura ya?"
"Eh iya, aku juga merasa begitu. Hayo kalian ada hubungan apa nih," sahut Kotoha yang mencolek dagu Sakura. Sakura melotot lucu sambil menggelengkan kepalanya menutupi pipinya yang bersemu. Mengundang tawa dari teman-temannya. Suasana di meja makan pagi itu sangat hangat.
Namun berbeda dengan Hiragi, ketua kelompok mereka. Sedari tadi ia hanya diam menatap makanannya. "Hei ketua, kau kenapa, apa ada masalah?" tanya Suo yang menyadari hal itu mengundang rasa penasaran dari yang lain termasuk Sakura.
"Oh tidak apa-apa, aku hanya sakit perut saja,"jawab Hiragi pelan yang angguki oleh yang lain. Tapi berbeda dengan Sakura. Ia sama sekali tidak puas atas jawaban dari Hiragi. Memang benar Hiragi memiliki riwayat penyakit perut. Namun Sakura sangat yakin sekali, bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ketua mereka.
"Dek Sako!" panggil Nirei yang kebetulan melihat adik Togame melewati rumah. Mereka semua menoleh ke arah Hiragi yang tanpa sengaja menjatuhkan sendok. Sakura sedari tadi mengamati tingkah aneh dari Hiragi membuat dirinya semakin yakin bahwa Hiragi menyembunyikan sesuatu dari mereka.
"Sepertinya aku tidak enak badan. Maaf teman-teman aku izin tidak mengikuti kegiatan untuk hari ini. Sakura, aku serahkan tim padamu." setelah mengatakan itu, Hiragi meninggalkan mereka menuju kamar. Sakura mau tidak mau harus menjaga tim nya karena dia selaku wakil ketua. Dalam hatinya, ia bertekad untuk mencari tahu ada apa dengan Hiragi.
***
Setelah sarapan pagi yang hangat, mereka kembali fokus pada tugas mereka untuk memberikan edukasi kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar kepada warga desa.
Sakura memimpin tim dengan penuh semangat dan profesionalisme. Mereka mengatur sesi-sesi edukasi di balai desa tentang pola hidup sehat, pencegahan penyakit, dan pentingnya kebersihan. Selain itu, mereka juga membantu dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin bagi warga yang membutuhkan, serta memberikan obat-obatan dasar dan vitamin.
Setiap langkah yang mereka ambil diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan kesehatan masyarakat desa. Meskipun ada tantangan di sepanjang jalan, semangat kolaboratif tim membawa mereka melewati setiap hambatan dengan sukses.
Sakura merasa bangga bisa berada di posisi ini, membantu memberikan dampak positif bagi masyarakat desa yang mereka layani. Kebersamaan tim dan dukungan dari kepala desa serta warga desa sendiri menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menjalankan program kesehatan masyarakat selama masa KKN mereka.
Togame melihat Sakura dari kejauhan, matanya penuh dengan rasa bangga dan penghargaan. Dia melihat bagaimana Sakura dengan penuh semangat dan dedikasi memimpin timnya dalam program kesehatan masyarakat. Wajahnya tersenyum lembut saat dia memperhatikan Sakura berinteraksi dengan warga desa dan anggota tim lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu dan Desa [✔️]
Fanfic⚠️YAOI⚠️ - Karakter milik Satoru Nii-sensei - Out of Character - BL/bxb/yaoi - Fanfiction - R13+ Summary: Togame mengingat setiap momen indah yang mereka habiskan bersama dan merindukan kehadirannya setiap detik. Setiap malam, Togame menghabiskan...