02 || Hello, I'm The Abang-able Boy

839 67 1
                                    

Siang itu, 7 kurcaci tengah berkumpul di rumah Heeseung yang kebetulan tidak ada siapa-siapa selain lelaki itu berhubung orang tuanya sedang ada keperluan dan sang kakak tengah sibuk bolak-balik ke kampus untuk mengurus skripsi.

Sebetulnya, ini bukan pertama kalinya Jungwon, Sunoo, Ni-ki, Sunghoon, Jay, dan Jake datang ke sini. Namun, kediaman keluarga Heeseung yang ternyata semakin jauh lebih luas dan megah setelah direnovasi beberapa bulan lalu, membuat keenamnya terkagum-kagum. Belum lagi bangunan tiga lantai ini terlihat cukup menonjol karena perbedaan arsitekturnya dari deretan rumah-rumah lain di kompleks perumahan tempat Heeseung tinggal. Membuatnya terkesan menarik untuk terus dipandang.

Heeseung yang sudah lebih dulu masuk dan hampir mencapai dapur seketika mengerutkan dahi bingung ketika menoleh ke belakang, tak ada satu pun temannya yang mengikuti. Entah ke mana enam tamu istimewanya itu pergi. Segera saja Heeseung kembali ke pintu utama untuk mengecek. Betapa terkejutnya ia ketika melihat pemandangan tak biasa di teras rumah. Keenam temannya ternyata masih sibuk melepas alas kaki.

"Lho," Heeseung mengerjap tak habis pikir. "Kenapa jadi pada lesehan gini."

Cowok yang diketahui mempunyai tinggi paling menjulang di antara ketujuhnya bersandar pada pintu yang terbuka lebar.

"Oy, santai aja napa gak usah formal-formal banget," katanya. "Kalian tuh lebih kelihatan kayak mau piknik daripada main ke rumah temen sendiri."

Heeseung menatap bergantian barang yang dibawa teman-temannya. Tas punggung yang ia yakini tak se-enteng kelihatannya, beberapa alat olahraga seperti bola basket, raket badminton, hingga bola voli terlihat dari dalam tas jaring berukuran sedang yang entah bagaimana caranya bisa sampai hingga ke rumah cowok itu. Padahal belum tentu juga semua peralatan tersebut akan mereka gunakan nantinya. Sebab, sebenarnya di rumah Heeseung juga sudah tersedia berbagai macam alat olahraga. Jadi, seharusnya teman-temannya itu tak perlu repot-repot membawa banyak barang seperti orang yang hendak pindah rumah.

Ah, jangan lupakan rantang susun yang dibawa Ni-ki. Melihat itu, tentu membuat Heeseung semakin frustrasi.

"Ki, perasaan rumah lo seberangan sama rumah gue deh, kapan lo pindah planet sampe bawa rantang gitu?" tanya Heeseung.

"Gue tiap tengah malem suka ngungsi dulu ke Mars, ini baru balik ke Bumi." Seperti biasa, seorang Nishimura Riki tak akan repot-repot menjawab pertanyaan dengan jawaban kelewat serius.

Heeseung menghela napas pelan. "Dah, ayo masuk. Gak usah ribet copot sepatu dulu, gak bakal gue suruh ngepel kok tenang aja."

Sunghoon menggeleng kecil menanggapinya. "No, no, no. Gimana pun juga kan kita lagi bertamu ke rumah orang. Jadi gak boleh seenaknya dong, gak peduli sama temen sendiri atau bukan. Sopan santun tuh harus dijaga di mana pun dan kepada siapa pun." katanya yang langsung diangguki kelima cowok lainnya.

"Kayak sama siapa aja," ucap Heeseung. "Udah masuk aja, gapapa."

"Gak boleh gitu, kita harus selalu menjaga kebersihan." ujar Jake seraya bangkit secepat kedipan mata lantas menunjukkan senyum andalan serta acungan kedua ibu jarinya.

Heeseung menghela napas, lagi. "Oke-oke. It's up to you, guys." katanya, akhirnya memutuskan mengalah.

Setelah selesai dengan urusan melepas sepatu, tak lupa meletakkannya dengan rapi di rak dekat rerumputan hijau pendek di halaman depan, akhirnya keenam cowok itu mulai melangkah masuk mengekori si pemilik rumah.

"Definisi rumah tapi dalemnya kayak villa." celetuk Jungwon seraya menyapu pandangannya ke sekeliling.

"Woah, daebak! Ada gubuknya juga kayak di pedesaan!" ucap Jake dengan mata berbinar.

Middlemost | ENHYPEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang