"Jadi nanti kita ke sana barengan?"
Jungwon mengangguk, membenarkan pertanyaan Ni-ki. "Mungkin nanti gak bakal malem-malem banget, besoknya kita juga sekolah kan? Pokoknya sekitar jam tujuh nanti usahain kalian udah ready semua, soal jam pasti kapan ngumpulnya nanti gue kabarin lagi."
"Oh, oke. Semoga rencana kita berhasil deh ya." ujar Sunghoon yang dibalas anggukan kelima temannya yang lain.
Tak berselang lama setelah itu, mungkin lebih cepat dari rentang waktu hembusan napas manusia, suara dari arah lain terdengar.
"Berhasil? Apa nih yang berhasil??"
Enam orang yang ada di sana diam membeku. Suara yang tidak diprediksi akan muncul secepat itu, membuat mereka hampir menjerit.
Seharusnya jangan sekarang.
"Eh, lo udah balik? Ditanyain apa aja tadi sama Bu Dina?"
Jake yang pertama kali buka suara setelah keheningan sempat tercipta. Walau cowok itu sebenarnya juga tengah berusaha menenangkan diri dengan dalih melayangkan pertanyaan yang sarat akan basa-basi.
"Lagi pada ngomongin apa?" Alih-alih jawaban yang diterima, pertanyaan Jake tadi justru malah mendapat pertanyaan lain. Pertanyaan yang.. berbahaya.
Dua orang di antara mereka, Sunoo dan Jungwon, saling bertatapan selama kurang dari tiga detik. Sorot mata keduanya sama-sama menunjukkan kegelisahan, seolah saling melempar pertanyaan lewat tatap keduanya yang saling bertemu: harus menjawab apa mereka sekarang?
"Ngobrol... biasa. Iya, ngobrolin apa aja. Lo juga taulah kita gimana."
Kini yang paling lebih dulu lahir ke dunia di antara ketujuhnya mengambil alih, membantu meyakinkan si pelontar pertanyaan agar berhenti menaruh curiga.
"Beneran? Gak lagi pada bohongin gue kan?"
"Iyaaa, lo tenang aja, Jay."
Sempat diam sambil menatap bergantian wajah teman-temannya, yang disebut namanya akhirnya mengangguk kecil.
"Oke. I trust you, guys."
Detik setelahnya, Sunghoon maju mendekat, merangkul teman yang memiliki tahun kelahiran sama dengannya dan Jake itu lantas memimpin jalan meninggalkan area koridor depan ruang guru diikuti lima orang lainnya yang berjalan di belakang kedua laki-laki jangkung itu.
Memang benar, seseorang yang dirangkul Sunghoon memang punya insting yang tajam dan cukup kuat. Terlebih terhadap orang-orang terdekatnya. Mungkin itu juga alasan mengapa ia bisa dengan mudahnya menangkap kejanggalan kecil yang terjadi sejak kedatangan dirinya beberapa menit lalu. Di sisi lain, sifatnya yang bisa sangat mudah percaya dengan orang-orang terdekat menjadi alasan Sunoo, Jake, Ni-ki, Heeseung, Jungwon, dan bahkan Sunghoon yang berdiri tepat di samping cowok itu, diam-diam menghela napas lega.
Setidaknya ronde pertama dari rangkaian rencana mereka...
"Gue laper, pada mau ikut ke kantin gak?"
"Ayooo, gue juga laper."
"Gue juga."
"Gue juga."
"Gue juga.
"Me too."
"Watashimo desu."
...berjalan dengan aman.
꧁ мι∂∂ℓємσѕт ꧂
"Weekend ini ada rencana mau ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Middlemost | ENHYPEN ✔
Fiksi Penggemar[R13+] Cerita ini bukan tentang dunia per-love-an anak remaja. Bukan juga kisah yang banyak konflik dan teori sana-sini sampai bikin pusing tujuh keliling. Sebagian besar isinya mengandung kekonyolan serta kesolidan 7 kurcaci ini. "Di foto ini gue k...