24 || Sheep and Shop

220 32 0
                                    














Jay keluar dari toilet dengan rambut sedikit basah. Cowok yang kini memakai kaus putih polos dan celana rumahan kotak-kotak itu mengacak rambutnya dengan handuk kecil yang berwarna senada dengan bajunya. Ia berjalan santai menuju kamar yang pintunya tertutup, lantas membukanya.

Pemandangan pertama yang cowok itu lihat adalah manusia-manusia yang menguasai seisi ruangan.

Jungwon yang tidur dengan posisi telentang dengan mulut sedikit terbuka, Ni-ki yang kini terlelap di samping Jungwon—entah siapa yang memindahkan, atau mungkin laki-laki itu beranjak sendiri—serta Sunoo yang rebahan di sofa panjang sambil maskeran dan kedua matanya memejam.

Jay memperhatikan ke sisi lain. Terlihat Jake dan Sunghoon yang duduk lesehan di karpet dekat kasur dengan Sunghoon yang sesekali meringis memegangi pundaknya—mungkin karena semalam tidur dengan posisi yang tidak beraturan atau mungkin bisa jadi akibat terjatuh dari tempat tidur—dan setelahnya terlihat Jake yang inisiatif menawarkan sesi memijat pundak Sunghoon yang tentu saja langsung diangguki. Laki-laki itu sampai memejam menikmati pijatan Jake pada pundaknya.

Sementara itu, Heeseung terlihat beberapa kali bolak-balik sambil memunguti barang-barang yang terletak bukan pada tempatnya. Sebagian dari barang-barang itu merupakan hasil dari perang lempar-lemparan semalam.

Jay melangkah masuk lantas ikut duduk lesehan bersama Jake dan Sunghoon, menyandar pada kaki ranjang.

"Udah biarin aja, Bang, nanti biar gue yang beresin." ujar Jay.

"Gapapa, sekalian biar badan gue gerak pagi-pagi." balas Heeseung membuat Jay akhirnya mengangguk saja.

Cowok itu diam beberapa saat. Sesekali memperhatikan ke arah Heeseung yang dengan rajin dan telaten menaruh barang-barang yang tadinya masih tercecer di beberapa titik, ke tempatnya semula. Sesekali juga Jay memperhatikan Jake yang menertawakan Sunghoon akibat kejadian semalam. Bunyi 'gedubrak' kencang pukul satu pagi tadi tentu langsung membuat semua orang di ruangan itu sontak terjaga karena terkejut. Bagaimana tidak? Bunyi itu begitu keras pertanda sesuatu yang jatuh itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan.

Entahlah, Jay juga sebenarnya tidak tahu bagaimana awalnya hingga hal itu terjadi. Namun yang pasti, ketika cowok itu langsung duduk terbangun sewaktu mendengar suara itu, Sunghoon sudah ada di bawah sana. Tergeletak di lantai dengan posisi mengenaskan. Teman-temannya hanya saling pandang, seolah menuntut jawab mengapa Sunghoon bisa sampai jatuh seperti itu. Namun, justru mereka hanya mendapat kebingungan tanpa jawaban sampai detik ini.

"Kenapa bisa jatuh gitu sih? Lo abis ngapain emang?" tanya Jake masih sambil memijat pundak Sunghoon yang memunggunginya.

"Gue juga gak tau. Tau-tau gue udah di bawah, terus lo semua pada kebangun," balas Sunghoon. "Mana gak ada yang nolongin, malah pada bengong."

Heeseung yang juga ikut mendengarkan dari jauh, tertawa dari tempatnya berdiri. "Ya gimana ya ... gue malah ngira kalo gue lagi mimpi, makanya gue diem aja ngeliatin belum konek."

Jay tergelak kecil. "Si Ni-ki juga cengo bangun-bangun, trus tiba-tiba nanyain baju dia ke mana."

Jake ikut tertawa. "Pas bangun gue juga liat. Asli, komuknya gak nahan. Cengo yang kayak bener-bener kaget. Kalo ada kamera di deket gue udah gue videoin ekspresinya."

"Eh, ngomong-ngomong hari ini mau ke mana? Kalian baru pada pulang nanti sore kan?" tanya Jay. "Sambil nunggu sore, kita hang out yuk! Ke mana gitu kek biar gak bosen."

Jake langsung menoleh antusias. "Ayooo!"

Sementara Sunghoon merespons dengan satu jempol yang diangkat, menyetujui. Membuat Jay kini beralih menoleh pada Heeseung yang berjalan mendekat ke arah tas miliknya di dekat jendela.

Middlemost | ENHYPEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang