Memasuki penghujung bulan April, cuaca musim semi yang berlangsung di Seoul masih sedikit membawa hawa dari musim dingin membuat para penduduknya lebih betah mengurung di kamar, duduk di depan perapian,vatau bergelung di balik selimut untuk menghangatkan diri.
Sunoo melongok dari jendela kamarnya begitu bel rumah berbunyi nyaring ke sepenjuru ruangan yang luas. Siang ini rumah Sunoo sepi. Kedua orangtuanya belum pulang dari tempat kerja, sementara kakak perempuan satu-satunya belum pulang dari hang out bersama teman-temannya. Jadi cowok itu sendirian di rumah.
Setidaknya sampai ia berjalan menuju gerbang dan membukanya, muncul beberapa orang sebaya dengannya. Setelahnya sudah dapat dipastikan bahwa dalam sekejap suasana rumah Sunoo akan berbanding terbalik dari keadaan semula.
"HOLAAA!" Sunghoon menyapa ceria sambil mengangkat kedua tangannya ke atas dengan suara agak keras hingga membuat Sunoo sempat memundurkan wajahnya terkejut.
"Sunoo, i miss you!" Ini suara Jake.
"Sunoo hyung," Cowok berkaus putih itu sontak menatap Ni-ki yang memanggil namanya. "Ada makanan kan?" tanyanya melanjutkan, dengan alis naik turun juga senyuman khas seorang Ni-ki setiap kali tengah melayangkan kalimat jenaka.
"Noo, maaf ya temen-temen lo ini emang gak ada yang waras." Heeseung merangkul dan mengusap puncak kepala Ni-ki gemas.
Sunoo tertawa. "Udah biasa." ucapnya santai lantas menyingkir dari ambang gerbang rumahnya agar para temannya bisa masuk.
"Sepi amat rumah lo." komentar Jay ketika mereka sampai di lantai dua.
Tidak ada banyak ruangan di sini. Gak yang paling menarik atensi sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di lantai dua adalah ruangan terbuka yang cukup luas di tengah. Interiornya mirip seperti ruang keluarga, tetapi spot dan barang-barang yang ada membuat ruangan ini lebih kelihatan seperti ruang santai.
Di bagian timur, ada dua kamar berseberangan dan satu ruangan yang katanya adalah ruang musik. Sementara di bagian barat, terdapat ruang gym. Sunoo bilang lantai dua ini memang sengaja dibuat hanya untuk pelarian jika anggota keluarga membutuhkan jeda dari aktivitasnya. Itulah alasan mengapa ruangannya tidak sebanyak ruangan di lantai satu.
Kembali beralih ke ruang terbuka yang tengah mereka tempati sekarang. Ruang persegi tanpa pintu dengan pagar pembatas setinggi pinggang orang dewasa yang dibuat mengelilingi bagian tengah lantai dua. Terakhir, bagian yang paling penting, balkon luas yang hanya dipisahkan deretan jendela. Ruangan ini diisi oleh satu sofa panjang berwarna oranye mirip warna kunyit dan dua sofa puff bulat warna biru langit di ujung kanan-kirinya, karpet bulu warna abu-abu sehalus bulu kucing anggora, televisi layar datar, dan beberapa rak tak terlalu tinggi berisi buku-buku dan hiasan.
"Iya. Soalnya yang lain belum pada pulang." jawab Sunoo menanggapi pernyataan Jay beberapa menit lalu.
Heeseung yang berdiri di sampingnya menepuk bahu Sunoo beberapa kali. "Tenang, beberapa detik lagi juga bakalan rame." katanya seraya tersenyum penuh arti.
"Gue rasa gak perlu nunggu beberapa detik lagi, sih." bisik Sunoo seraya menatap manusia-manusia yang sekarang sudah berpencar seperti tengah melakukan tour dadakan.
Ni-ki dan Sunghoon yang berdiri di dekat pagar pembatas tengah sibuk melayangkan decak kagum pada pemandangan ruang makan dan sebagian ruang keluarga di lantai satu yang terlihat dari tempat mereka berpijak. Mereka juga asyik mengagumi lampu besar yang terkesan mewah terpasang di plafon.
Di sisi lain, Jake dan Jay tengah menatap deretan hiasan di rak dengan sorot penasaran sekaligus kagum, apalagi ketika keduanya menemukan satu hiasan yang modelnya cukup berbeda dan mencolok dari yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Middlemost | ENHYPEN ✔
Fanfiction[R13+] Cerita ini bukan tentang dunia per-love-an anak remaja. Bukan juga kisah yang banyak konflik dan teori sana-sini sampai bikin pusing tujuh keliling. Sebagian besar isinya mengandung kekonyolan serta kesolidan 7 kurcaci ini. "Di foto ini gue k...