13 || MC dan Rumah Hantu

312 33 1
                                    













"Excuse me...."

Ketika kalimat permintaan bernada sopan itu dilontarkan seseorang yang merasa jalannya terhalangi, salah satu dari banyak orang di sana langsung berseru.

"Eh, minggir-minggir, air panas nih!" 

Alasan kelewat gila yang pernah cowok itu dengar. Sebab bagaimana bisa zat berbahaya—apalagi jika sampai terkena kulit makhluk hidup—bisa dengan mudahnya dijadikan alasan belaka agar bisa melewati kerumunan?

Kerumunan panjang nan ramai di sepanjang koridor kelas 12 seketika bubar. Lautan manusia yang ada di sana memilih menurut untuk memberi jalan pada yang baru saja menyuruh mereka menepi. Tentu saja mereka takut akan terciprat atau parahnya tak sengaja tersiram air panas yang disebut-sebut. Alih-alih air panas, yang terlihat dari kerumunan justru seorang laki-laki berpostur tinggi yang berjalan santai dengan earbuds yang terpasang di kedua telinganya. Dengan gaya yang khas, siapa pun pasti akan langsung tahu kalau ia adalah Park Sunghoon. Laki-laki yang sangat familiar sebab namanya sering disebut ketika menyabet juara dari lomba-lomba ice skating yang diikutinya. Namanya sering terpampang mengharumkan nama sekolah, kota, bahkan negara. Para siswi yang lebih mendominasi kerumunan di koridor kompak memberinya tatapan terpesona.

Lagipula siapa yang tak akan tergiur pada pesona seorang Sunghoon? Dia pintar, keren, punya aura yang kuat, tubuhnya juga wangi. Percayalah setiap kali ada cowok itu di dekatmu, pasti kamu akan langsung tahu itu dia walaupun baru mencium wangi khas parfumnya. Mereka yang merupakan remaja perempuan normal pasti akan langsung terpikat walau baru pertama bertemu dengannya. Cowok itu melepas earbuds yang menyumpal telinganya lantas melanjutkan perjalanan menuju kelas dengan kedua tangannya dimasukkan ke kantung celana panjang abu-abu yang membalut kaki jenjangnya. Sunghoon terkesan orang yang cool bagi orang-orang yang hanya mengenal dirinya dari luar.

"Sunghoon!" Panggilan pada namanya sontak membuat si empu nama menghentikan langkah.

Derap kaki seseorang dari arah belakang yang mendekat membuat Sunghoon menoleh.

"Gue kira lo udah di kelas. Ternyata baru dateng." ucap seseorang itu.

Sunghoon tersenyum tipis. "Kenapa lo nyariin gue?"

"Gue mau ngasih tau kalo lo diminta Pak Iel jadi MC acara pensi minggu depan." kata cowok itu yang jika dilihat dari name tag-nya, bernama Lee Eun-ji.

Sunghoon mengernyit sekilas. "Gue? Jadi MC?" tanyanya seraya menunjuk dirinya sendiri.

Eun-ji mengangguk. "Iya, lo ditunjuk jadi MC. Pak Iel yang bilang sendiri kok ke gue. Terus dia sekalian minta tolong gue buat kasih tau ke lo."

"Duh, gimana ya..." Sunghoon mengusap tengkuknya yang sama sekali tak gatal. "Harus banget gue?"

Eun-ji mengangkat bahu sekenanya. "Kalo soal itu mending lo tanya langsung aja sama Pak Zein." katanya.

Setelah beberapa menit keduanya terlibat percakapan, Eun-ji akhirnya pamit dan menyempatkan menepuk pelan bahu Sunghoon beberapa kali sebelum berlalu. Meninggalkan cowok itu dengan perasaan gelisah dan ragu yang menyerangnya.



꧁ мι∂∂ℓємσѕт ꧂





"Eh, besok jadi ngumpul di depan komplek rumah gue ya," ucap Heeseung yang langsung mendapat atensi enam temannya. "Jangan telat!"

"Ay, ay, kapten!" Jungwon dan Ni-ki menyahut bersamaan sambil memberi hormat.

"Emang kita mau kemana, sih?" tanya Sunghoon. Karena seingatnya, besok kan hari libur sekolah. Jadi buat apa ngumpul pagi-pagi?

Middlemost | ENHYPEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang