"Jake hyung~"
"Jaeyun! Yuhuuu di mana kau berada??"
"Ni-ki! Tas gue jangan dilempar sembarangan!"
"Aish! Jangan lari-lari bisa gak??"
Empat suara laki-laki diiringi gedebak-gedebuk menguasai seisi bangunan bertingkat 2 dengan gaya modern, menambah keramaian siang itu. Rumah dengan lima kamar yang pada setiap kamarnya ada kasur king size, dapur yang luasnya hampir setengah lapangan bola, tiga toilet, serta ruangan berukuran sedang yang kadang disebut ruang tengah kadang juga disebut ruang tamu—walaupun biasanya tamunya hanya itu-itu saja (re: Sunoo, Jungwon, Ni-ki, Heeseung, Jay, dan Sunghoon).
"Dia lagi pergi apa gimana deh? Udah gue cek di kamar gak ada." Jay kembali berjalan menghampiri teman-temannya di ruang tamu.
Heeseung yang mendengar itu segera bangkit dari duduknya di sofa. "Lho, masa iya udah pergi-pergi? Tadi pagi katanya masih pusing?" Ada nada khawatir pada kalimatnya.
"Abisnya gue cari-cari di kamar dia gak ada. Ke mana lagi dong?"
"Coba cari di kolong meja atau di dalem lemari, kali aja dia ngumpet karena tau rumahnya mau dirusuhin kita." ujar Sunghoon.
"Kita? Lo aja kali!" Jungwon langsung menimpali dengan jenaka.
"Gue gak ikut-ikutan ya, yang suka rusuh mah si Ni-ki tuh, ngelempar-lempar tas gue." Sunoo berujar dengan wajah ditekuk.
Yang lain cuma bisa geleng-geleng kepala, tak berani menyahut apa-apa. Sunoo kalau ngambek karena diisengin gitu, pasti akan tambah kesal kalau diprovokasi. Yang bisa bikin cowok itu ceria lagi hanyalah permintaan maaf dari orang yang udah ngisengin dia.
Tapi balik lagi. Sifat Ni-ki yang memang jail abis, pasti bakalan ngerasa lebih puas ngisengin seseorang kayak Sunoo yang kalau ngambek mukanya malah gemesin, bikin dia jadi ketagihan buat iseng terus.
Ni-ki yang namanya barusan disebut keluar dari kamar di lantai yang sama dengan keadaan sudah mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai.
"Dia lagi mandi. Tuh, shower-nya nyala." ujar Ni-ki memberi tahu, dagunya mengarah sekilas ke toilet tak jauh dari sana.
"Oh, ya udah, tungguin aja." sahut Jay.
Beberapa menit kemudian, tubuh jangkung Jake terlihat muncul dari arah kanan, ia berjalan mendekat dengan atasan kaus biru langit dan celana panjang kotak-kotak. Oh! Dan jangan lupakan handuk putih kecil yang menggantung di lehernya.
"Ada apa sih ada apa? Rame bener kayaknya sampai kedengaran suara kalian ke kamar mandi." kata Jake sambil mengambil posisi duduk di sebelah Sunoo.
Dirinya yang memang peka dengan keadaan sempat menoleh bingung ke arah Sunoo yang terlihat sedang dalam mood buruk. Bahkan dengan waktu kurang dari satu menit saja Jake sudah dapat menebak bahwa Sunoo pasti sehabis dijaili. Akhirnya cowok dengan rambut yang masih setengah basah itu merangkul Sunoo dan melayangkan senyum lebarnya pada cowok itu. Bermaksud mengembalikan mood temannya walau mungkin tak sepenuhnya berhasil.
"HAHAHA sorry. Lo jadi keganggu gara-gara keberisikan balita-balita ini ya?" tanya Jungwon pada Jake, seraya melirik lima temannya yang lain.
Tentu saja ucapannya itu langsung mendapat protes dari para temannya, kecuali Sunoo yang hanya menyimak dengan wajah tanpa ekspresi.
Jake menggeleng. "Enggak, santai aja. Gue emang udah dari tadi."
"Udah ngerasa mendingan?" Jake spontan menyingkirkan tangan Jay yang ditempelkan di dahinya, terkejut dengan gerakan Jay yang tiba-tiba.
"Udah kok, kan udah gue bilang cuma pusing aja. Mungkin emang butuh istirahat dulu seharian." ujar Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Middlemost | ENHYPEN ✔
Fanfic[R13+] Cerita ini bukan tentang dunia per-love-an anak remaja. Bukan juga kisah yang banyak konflik dan teori sana-sini sampai bikin pusing tujuh keliling. Sebagian besar isinya mengandung kekonyolan serta kesolidan 7 kurcaci ini. "Di foto ini gue k...