Happy Reading
Jika kalian diminta memilih antara bertahan atau pergi, manakah yang akan kalian pilih?? Atau kalian akan memilih keduanya??
Semua orang pasti memiliki pilihannya masing-masing yang tentunya berbeda-beda. Ada yang memilih bertahan dan ada yang memilih pergi atau bahkan ada yang memilih keduanya.
Orang yang memilih bertahan hanyalah orang-orang yang memiliki tekad dan semangat hidup yang besar. Sedangkan, orang yang memilih pergi mungkin saja ia sudah terlalu lelah dengan ujian-ujian dihidupnya. Tapi ada juga orang yang memilih keduanya, memilih Bertahan Lalu Pergi.
Mau taukah kalian siapa orang itu?? Dan apa alasannya ia memilih bertahan lalu pergi ?? Baiklah akan ku ceritakan siapa dia.
Ceritanya dimulai saat malam itu ....
Seorang pemuda sedang duduk di balkon kamarnya, sembari menatap bintang yang bertaburan di atas langit.
"Bintang bisakah aku menggapaimu?" gumamnya sembari terus melihat bintang yang bertaburan di langit.
"Aih, apa yang aku katakan. Bagaimana mungkin aku bisa menggapainya?" kekeh sosok itu.
"ALWI!" teriak seorang paruh baya dari arah bawah.
"Iya, Bun," jawabnya.
Ya pemuda itu bernama Alwi lebih tepatnya Alwi Assegaf. Ia anak dari seorang pengusaha sukses bernama Ananda George dengan istrinya Inne Azri.
Plak!
Satu tamparan berhasil lolos kepipi chubbynya.
"HEH KAMU ITU BISA ENGGAK SIH BANGGAIN ORANG TUA SEKALI AJA, KAMU LIHAT ITU NILAI-NILAI RAPORT KAMU YANG JELEK ITU!" bentak Bundanya sembari melemparinya raport itu.
"M--maaf, Bun," kata Alwi mengambil raport itu, air matanya telah menetes tanpa diminta.
"MAAF KAMU BILANG? EMANG DENGAN KATA MAAF KAMU ITU BISA MENGURANGI RASA MALU SAYA, HAH!"
"DASAR ANAK ENGGAK BERGUNA BISANYA NYUSAHIN SAJA!"
Alwi yang mendengar ucapan Bundanya hanya mampu menangis, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.
"KAMU LIHAT KAKAK-KAKAK KAMU MEREKA SELALU MENDAPAT NILAI YANG BAGUS DAN BISA MEMBUAT KAMI BANGGA, SEDANGKAN KAMU HANYA BISA MEMBUAT MALU KELUARGA KITA!"
"KAMU BUNDA HUKUM, BUNDA ENGGAK KASIH KAMU JATAH MAKAN MALAM INI!" tandasnya tak terbantahkan.
"B-baik, Bun," ujar Alwi.
"Sudahlah pergi kekamarmu sana!" ketusnya.
Alwi hanya mengangguk dan berlalu pergi tak lupa ia membawa raportnya tadi. Sesampainya dikamarnya ia langsung saja menutup pintu rapat. Ia merosotkan badannya dan menangis sembari memeluk raportnya itu.
"Hiks ... hiks ... maafin Alwi, Bun. Alwi belum bisa membuat Bunda dan Ayah bangga."
"Tapi aku janji, Bun, Yah. Suatu hari aku bakal membanggakan kalian," isak Alwi.
"Argh," rintihnya kesakitan.
Rasa sakit itu, rasa sakit yang sama yang selalu menyiksanya hampir tiap hari, bahkan hampir setiap saat. Dengan menumpu tubuhnya didinding, ia mulai berjalan menuju nakas kamarnya.
"Aku pa-sti b-bisa."
Setelah ia berhasil meraihnya ia langsung meminumnya, rasa sakit itu mulai berangsur hilang.
Obat?? Sakit bagian kepala?? Ada apa sebenarnya??
Saya akan memberi tahu kalian apa yang sebenarnya yang terjadi. Jadi, sebenarnya ia difonis memiliki penyakit berbahaya. Mau tahu 'kah kalian pernyakit apakah itu??
Penyakit itu adalah Kanker Darah atau sering dikatakan Leukemia. Kalian tahu penyakit itu? Tentu saja kalian tahu bukan? Siapa yang tak tahu penyakit yang berbahaya itu, dan lebih parahnya ia sudah memasuki stadium akhir. Yang berarti tak banyak yang dapat dilakukan.
Ia sudah lama memendam penyakitnya dari keluarganya. Mengapa ia menyembunyikan penyakit berbahaya itu? Jawabannya simpel, ia tak ingin merepotkan keluarganya dan juga tak ingin keluarganya khawatir. Simpel bukan? Tentu saja.
Tbc
Hallo, semoga kalian suka ya sama ceritaku
Sampai jumpa dipart berikutnya.Jangan lupa vote and komen ya:)
Komen dan vote kalian adalah sebuah penyemangat author><
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan Lalu Pergi✓
FanfictionBook 1🍂 [End] ✓ [Revisi] ✓ Jika kalian diminta memilih antara BERTAHAN atau PERGI manakah yang akan kalian pilih?? Atau kalian akan memilih keduanya?? Semua orang pasti memiliki pilihan masing-masing yang tentunya berbeda-beda. Ada yang memilih BER...