Chapter 5

596 98 13
                                    

Happy Reading




"Jadi sebenarnya emang Alwi punya penyakit itu Kak, Alwi udah lama memendam penyakit itu. Kayaknya waktu Alwi kelas 5 SD."

"Alwi pendam sendiri karena Alwi enggak mau kalian khawatir sama Alwi. Maafin Alwi udah bohong sama kalian," jelasnya sembari menunduk.

Kak Tammy dan Kak Ridho yang mendengar penjelasan Alwi semakin sesak dibuatnya, air mata mereka turun semakin deras.

"Maaf, Kak." Kak Ridho pun memeluk kedua adiknya erat.

"Iya Kakak maafin, tapi ingat jangan ulangi lagi. Kalau kamu ada masalah jangan pendam sendiri, Kakak berdua pasti akan bantu kamu, Dek," tutur Kak Ridho dengan lembut.

"Baik, Kak."

Alwi pun melepas pelukannya lalu menghapus air matanya dan beralih menghapus air mata kedua kakaknya.

"Udah ya jangan nangis lagi, Alwi enggak suka lihat Kakak Alwi nangis," ujar Alwi tersenyum.

"Gimana Kakak enggak nangis, Kakak takut Wi, Kakak Takut."

"Kakak Takut kamu ninggalin Kakak," lanjutnya liirh.

"Udah Kak Tammy tenang aja, Alwi enggak akan ninggalin kedua Kakak Alwi kok," ucap Alwi mencoba menenangkan hati kakaknya, walau ia tak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Alwi juga janji akan sembuh," lanjutnya.

"Kalau gitu Kakak juga janji bakal berusaha cari cara agar Alwi bisa sembuh," sahut Kak Ridho.

"Janji!" ketiganya saling menautkan jari kelingking, lalu memeluk satu sama lain.

'Tapi maaf Kak jika Alwi suatu saat nanti tak bisa menepati janji Alwi, Alwi takut Allah malah menjemput Alwi,' batin Alwi tanpa sadar meneteskan air matanya.

Tak lama setelah itu ia langsung menghapus air matanya dengan kasar. Pelukan pun perlahan terbuka.

"Udah-udah jangan sedih-sedih dong," hibur Alwi.

"Ini kapan pulangnya?"

"Hehehe Kakak lupa kalau Kakak yang nyetir," cengir Kak Ridho.

Mereka pun tertawa lalu Kak Ridho pindah ketempat semula. Mereka pun bercanda gurau kembali, melupakan pembicaraan tadi yang membuat air mata mereka terkuras.

***

"Assalamu'alaikum, kami pulang."

"Wa'alaikumussalam," jawab Bi Inem.

"Eh Bibi, oh ya Bi yang lain sudah tidur?" tanya Kak Ridho.

"Iya Den, Den Alwi enggak papa 'kan? Tadi Bibi lihat Den Ridho gendong Den Alwi yang sudah berlumuran darah," kata Bi Inem khawatir pada Alwi.

"Eh Alwi enggak papa kok Bi. Kata dokter tadi dia hanya demam tinggi makanya sampai mimisan," dusta Kak Ridho sembari melirik Alwi yang ternyata meliriknya juga.

Flashback on

"Hm ... Kk Ridho, Kk Tammy," panggil Alwi.

"Iya Dek."

"Alwi boleh minta sesuatu?" tanya Alwi.

"Boleh, kamu minta apaan emang?" tanya balik Kak Tammy.

"Alwi minta tolong jangan kasih tahu siapa-siapa ya tentang penyakit Alwi," pinta Alwi memohon.

"Cukup Kakak berdua aja yang tahu."

"Loh kenapa Wi?" tanya Kak Ridho dengan fokus ke depan.

"Hm ... Alwi enggak mau ngerepotin yang lainnya aja," tutur Alwi menunduk.

"Jadi Alwi mohon jangan kasih tahu ya," lanjutnya lagi memohon.

"Huft, baiklah," pasrah keduanya.

Flashback Off

"Alhamdulillah kalau gitu, Den," lega Bi Inem.

"Yaudah Bi kalau gitu kita kekamar dulu ya," pamit Kak Ridho.

"Iya Den silahkan."

Mereka bertiga pun pergi ke kamar Alwi terlebih dahulu, setelah itu baru mereka ke kamar masing-masing.

"Yaudah Wi Kakak berdua ke kamar dulu ya," pamit Kak Ridho.

"Iya Kak."

"Kamu langsung istirahat aja Wi," titah Kak Tammy.

"Iya Kak."

"Yaudah selamat beristirahat Adekku, Good Night."

Setelah kedua Kakak Alwi keluar, Alwi pun naik ke kasurnya dan beristirahat agar tubuhnya bisa kembali sehat esok hari.




Tbc

Kalau ada typo, tag ya. See you, jangan lupa Vote and komen.

Bertahan Lalu Pergi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang