Chapter 4

656 101 21
                                    

Oke sebelum baca part ini, aku saranin sambil dengerin lagu diatas ye. Dah aku sediain tuh, baikan aku. Dijamin bakal nangis.


Happy Reading



"Alwi apa yang terjadi sama kamu, dek?" panik Kak Ridho, sedangkan Kak Tammy langsung histeris.

"Alwi bangun Wi hiks ... jangan tinggalin Kakak hiks," isak kak Tammy.

"Mending sekarang kita kerumah sakit, Tam." Kak Ridho lalu mengendong Alwi.

Mereka pun berlari menuju mobil mereka untuk membawa Alwi kerumah sakit. Saat sampai dibawah ternyata orang tua mereka belum juga beranjak mereka masih terdiam disana.

Sampai ketika Kak Ridho dan Kak Tammy lewat dengan Kak Ridho yang mengendong Alwi. Mereka pun tersadar.

Sempat terselip sedikit rasa khawatir pada hati mereka, tapi mereka membuang itu jauh-jauh. Mereka berpikir jika Alwi hanya berakting.

Akhirnya mereka pergi kekamar mereka berdua tanpa memperdulikan anak-anaknya. Mereka cukup lelah dan pusing setelah bertengkar dengan anak-anaknya.

"Dek Kak Tammy mohon kamu bertahan, hiks." sejak tadi, tangisan kak Tammy tak juga kunjung berhenti.

"Udah Tam kamu tenang aja Kakak yakin Alwi bakal baik-baik aja," ucap Kak Ridho berusaha menenangkan adik perempuannya walau kini ia juga tak kalah khawatirnya.

"Hiks ... Hiks ... iya Kak."

Citt!

Kak Ridho menginjak rem mendadak ketika mereka telah sampai di depan rumah sakit Citra Medika. Dengan cepat Kak Ridho mengendong Alwi dan berlari memasuki rumah sakit yang disusul Kak Tammy dibelakangnya.

"Dokter! Suster! Tolong adik saya, Dok!" teriak Kak Ridho memanggil Dokter dan Suster. Tak lama kemudian, beberapa Suster dan seorang Dokter berlarian kearah mereka sembari membawa berangkar.

Alwi pun di letakan diatas berangkar tersebut dan dengan cepat mereka mendorong berangkar tersebut menuju UGD.

"Dek Kakak mohon kamu bertahan," lirih Kak Ridho sedangkan Kak Tammy hanya menangis.

Sudah sekitar 20 menit, mereka menunggu di depan ruangan UGD, tapi dokter tak kunjung keluar. Hal itu tentu saja menambah ketakutan kedua remaja itu.

Kak Tammy yang menangis sesegukan sembari duduk dengan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, sedangkan Kak Ridho hanya menatap kosong didepan sembari menyenderkan badannya ditembok.

Tak lama setelah itu, akhirnya pintu itu terbuka menampakkan seorang paruh baya yang memiliki gelar 'Dokter' itu. Raut wajahnya sulit diartikan.

Mereka pun mulai berdiri dan melontarkan banyak pertanyaan kepada dokter yang telah menangani adik mereka.

"Gimana keadaan adik saya, Dok? Apakah ia baik-baik aja? Apa yang sebenarnya terjadi pada adik saya, Dok? Kenapa ia bisa mimisan seperti tadi?" tanya Kak Ridho menggebu, tak hanya itu Kak Tammy pun juga menanyakan banyak pertanyaan.

"Dok kok diem aja? Adik saya beneran enggak papa 'kan, Dok? Atau terjadi sesuatu kepada adik saya, Dok? Dok jawab!" sahut Kak Tammy yang mulai kesal.

Dokter itu menghela napas panjang, akhirnya ia mulai bicara untuk menjawab semua pertanyaan mereka.

"Jadi begini dek, kanker yang pasien alami sudah memasuki stadium akhir ...,"

"Dan berarti sudah tidak banyak yang dapat kita lakukan, kami bakal berusaha keras untuk menyelamatkan pasien. Kalian cukup berdo'a saja semoga adik kalian bisa selamat," jelas Dokter mengenai keadaan Alwi saat ini.

Bertahan Lalu Pergi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang