Chapter 15

427 74 8
                                    

Happy Reading






"Kalian ngapain ngendap-ngendap gitu, Den Non? Terus kalian dari mana aja jam segini baru pulang?" tanya Bi Inem. Ya ternyata yang memergoki mereka itu Bi Inem, pembantu mereka.

Mereka bernapas lega saat tahu itu hanya Bi Inem. Mereka pikir mereka bakal dihukum karna ketahuan pulang selarut ini.

"Huft ... Bibi ngagetin aja deh."

"Iya nih untuk enggak jantungan akunya."

"Kirain Ayah dan Bunda tadi." mereka bertiga menggerutu.

"Ya bibi minta maaf. Eh kalian belum jawab pertanyaan bibi."

"Eh itu Bi kita abis jalan-jalan tadi. Terus pulang malem karna keasikan," jelas Kak Ridho.

"Oh gitu ya. Untung aja tuan sama nyonya lagi keluar, Den. Jadi kalian selamat."

"Lah, Ayah dan Bunda kemana lagi, Bi?" tanya Kak Tammy.

"Itu mereka keluar kota. Katanya ada urusan mendadak," jelas Bi Inem.

"Ohhh."

"Yaudah kita mau kekamar ya, Bi," pamit Kak Ridho.

"Iya, Den Non. Silahkan."

"Bye, Bi. Selamat malam Bibi sayang," kata mereka kompak lalu terkekeh. Mereka memang sudah menganggap Bi Inem seperti Ibu mereka sendiri, begitupun sebaliknya.

"Selamat malam juga, Non Den sayang," balas Bi Inem yang ikut terkekeh sembari geleng-geleng kepala, ada-ada saja majikannya itu.

***

"Pagi semua!" sapa Alwi.

"Pagi juga, Dek!" balas kedua Kakaknya.

"Pagi juga, Den!" balas Bi Inem.

Alwi pun duduk dan mulai memakan sarapannya.

"Yaudah Bibi kebelakang dulu ya," pamit Bi Inem.

"Loh? Bibi enggak makan dulu?" tanya Kak Tammy.

"Enggak, Non. Nanti aja Bibi mau nyuci dulu."

"Udah, Bi. Nanti aja nyucinya makan dulu yuk, bareng kita disini," timpal Kak Ridho.

"Enggak usah, Den. Bibi bisa makan didapur, 'kan tempat Bibi memang di dapur," tolak Bi Inem tidak enak hati.

"Udah, Bi enggak papa. Ayok 'lah makan bareng." kini Alwi yang berujar.

"Emang enggak papa? 'Kan Bibi hanya pembantu disini, masa duduk bareng kalian, majikan Bibi?"

"Enggak kok, Bi. Emang kenapa kalau Bibi makan disini? Enggak ada 'kan tulisan yang bilang kalau ART enggak boleh makan disini."

"Iya, Bi. Ayolah."

"Mm ... yaudah Bibi makan disini," putus Bi Inem tersenyum.

"Nah gitu dong, Bi."

Mereka berempat pun mulai memakan makanan mereka masing-masing. Setelah itu, mereka berangkat sekolah dan kuliah dengan Bi Inem yang membereskan meja makan.

Setelah selesai makan, mereka pun berangkat setelah berpamitan dengan Bi Inem.

"Kami masuk dulu ya, Kak. Kakak hati-hati dijalan," pamit kedua Adiknya.

Bertahan Lalu Pergi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang