Chapter 8

563 89 16
                                    

Happy Reading

Alwi Pov

Hari ini aku kembali kesekolah, setelah 7 hari lamanya aku izin. Saat aku sampai dimeja makan, sama seperti hari-hari sebelumnya terasa sepi dan hampa. Ya walaupun masih ada kedua Kakakku, tetapi tetap saja terasa hampa tanpa kehadiran kedua orang tuaku.

Entah sampai kapan suasananya terus begini, aku pun hanya bisa berharap suatu hari nanti aku akan merasakan apa itu kehangatan keluarga. Sebelum aku benar-benar dipanggil olehnya.

"Pagi Kak," sapaku tersenyum palsu karena sejujurnya suasana hatiku sedang kacau.

"Pagi Adek Kakak yang ganteng," jawab kedua Kakakku, sedangkan aku yang mendengar gurauan keduanya sedikit terkekeh.

"Yaudah kalau gitu langsung sarapan aja, biar enggak telat," ucap Kk Tammy dan Aku hanya mengangguk sembari memakan nasi gorengku.

10 menit kemudian ....

"Alhamdulillah."

"Yaudah siap-siap gih, Kakak tunggu dimobil ya," ujar Kak Ridho.

"Iya Kak."

"Yaudah Kakak keluar dulu ya." kami menjawab dengan anggukan.

"Yok, Wi pakai sepatu," ajak Kak Tammy.

"Yok Kak."

Aku dan Kak Tammy pun memakai sepatu bersama, lalu kami langsung berjalan kemobil. Setelah kami masuk, mobil langsung melaju kearah sekolahku dan Kak Tammy.

***

"Assalamu'alaikum," salamku memasuki kelasku.

"Wa'alaikumussalam."

"Alwi!" teriak kedua sahabatku yang langsung menghampiriku diambang pintu.

"Alwi kita kangen tahu sama kamu," tutur Cello langsung memelukku.

"Iya, kelas juga terasa sepi tanpa kamu," sahut Suheil yang juga memelukku.

"Iya enggak kawan-kawan?" lanjut Suheil bertanya.

"Iya." mereka menjawab dengan kompak.

"Kalian bisa aja, kamu juga Cell lebay ah. Baru seminggu aku enggak masuk dah kangen," kekek Alwi.

"Gimana kalau aku udah pergi untuk selamanya, apa kalian rela?" lanjutku dalam hati.

"Iya 'lah kan kamu sahabat kita, iya enggak Heil?" kata Cello.

"Iya bener banget."

"Yaudah deh, kalau gitu duduk yuk. Pegel nih berdiri mulu," keluhku.

"Eh ayok kalau gitu." Suhiel menarik tanganku.

Kami pun duduk dibangku kami. Aku dan Suhiel sebangku, sedangkan Cello duduk didepan kami sebangku dengan Rahel, teman sekelasku.

Aku, Suhiel, dan Cello mengobrol sembari menunggu guru yang akan mengajar kami. Sesekali kami terkekeh dan tertawa kecil jika ada hal lucu.

Tak lama seorang guru cantik memasuki kelasku dengan mengucapkan salam. Bu Sinta namanya, beliau adalah guru bahasa indonesia sekaligus wali kelasku.

"Assalamualaikum anak-anak," salam Bu Sinta.

Bertahan Lalu Pergi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang