"Kok kakak bohong sama Jaehyun?" Jungkook menatap pada Hoseok yang hanya mengerling kepadanya.
"Dia kalo ga gitu pasti mohon-mohon buat masuk. Gue ngga tega. Kalo sampe ada yang liat kan gawat buat dia juga."
Jungkook menghela nafas panjang, "Tetep aja. Dia pasti ngerasa bersalah."
"Ya harus? Seme ga pekaan itu harus dibuat sadar, Jung."
"Dih? Apa lo? Seme? Terus gue uke gitu kak?" tanya Jungkook, tidak terima.
"Lah terus lo mau jadi seme? Dibanting keranjang juga diem lo."
Jungkook mencubit pinggang kakak tertuanya itu, kesal, "Gue emang suka sama Jaehyun, tapi ogahlah jadi ukenya dia. Dih. Dia aja jadi uke."
"Ga cocok deh, Jung. Sekarang bayangin aja misal Jaehyun dibawah lo, terus lo mau nusuk dia, pas lo kesusahan masukin pipi gembul lo dicubitin sama dia. Dih, kek apa banget. Ga cocok."
"KOK BAYANGINNYA JOROK?!" jungkook mengamuk, sembari menendangi pantat Hoseok yang disambut teriakan senang habis menjahili adik kecilnya itu.
"Jung... Coba bayangin. Jaehyun diatas lo, kaki lo dikeatasin, terus dia dorong punya dia berkali kali, sementara lo ngedesah keenakan sambil megang lengan kekarnya—"
"KAK SEOKJINN LIHAT DEH KAK HOBI NGOMONGNYA JOROOKKKK!"
Jungkook dengan wajah memerah malunya masuk kekamarnya setelah membanting pintu kamar dengan keras. Marah.
Meringis kemudian saat melirik kebawah, bulge celana yang maju karena membayangkan— sudahlah, pokoknya, ini salah kak Hoseok! Tidak tahu malu membicarakan orang lain seperti itu.
Lagipula, dia dan Jaehyun kan... Teman doang?
"Tapi wait. Kok gue sange pas bayangin gue dibawah dia?? NO JEON JUNGKOOK SEME SEJATI! AHHH BUNDAAAA..."
***
Jaehyun memasuki dormnya dengan perasaan lesu. Setelah meletakkan jasnya di gantungan rak, dirinya beranjak pergi kekamarnya saat melihat Haechan menghentakkan kakinya.
Dirinya berhenti, kemudian menghentikannya sejenak, "Chan, lo kenapa deh?"
"Mark! Ngeselin banget. Masa kemaren pas ketemu sama temennya, dia bilang kalo dia itu straight. Sakit hati banget gue. Terus gue apa dong dimata dia??"
Jaehyun tertegun mendengarnya, kemudian memegang bahu Haechan dengan lembut, "Lo sampe mau nangis gini cuma gegara itu?"
"Maksud lo 'cuma itu'? Lo gak tau ya, ga diakui itu adalah momen teranjing dalam hidup submisif kayak gue? Ga terima! Ah lo mah sama dia sama aja, tau ah gausah ajak gue ngomong!" Haechan kemudian menepis tangan Jaehyun dan beranjak kekamarnya dengan perasaan kesal, meninggalkan Jaehyun yang terdiam bingung.
"Jungkook pasti marah banget sama gue..." lirihnya.
"Eh?" Jaehyun kemudian tersadar.
"Lah emang dia uke? Bar bar begitu anaknya."
"Tapi kalo dia ga jadi uke, gue ukenya? Engga lah anjir mana mau gue. Masa gue mau jadi ukenya manusia boba ball kayak Jungkook? eh tapi bentar kenapa gue mikiri ini??"
"Hayolo Je, lo gay krisis kayaknya. Mampus otewe gay," celetukan dari Taeyong yang tiba-tiba muncul dengan secangkir air putih ditangannya membuat Jaehyun memerah malu.
Dirinya berjalan kearah kamarnya, meninggalkan Taeyong yang tertawa lucu.
"Hadeh, masih denial aja dia kalo dia gay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandwich Letter | 97 Gank [END]
FanfictionJaehyun sama Jungkook awalnya selalu berebut buat deketin mba IU. Tapi pada akhirnya, kenapa yang nyaman malah mereka berdua? from this ; "Gue yang bakal dapatin mba iu!!" -jk "Ngimpi lo! Sadar diri lo bangsat!!" -jh To this ; "Kook, kangennn mau ke...