22. Jimin's effect

302 47 65
                                    

Hi, so sorry for late update..

Firstly, I'm so sad when saw the votes of the previous chapter..

Sedih banget padahal udah lumayan lama, sekitar dua mingguan atau lebih yaa setelah chapter 21 dipublikasi, tapi sampai detik ini vote nya cuma sampe 31, padahal kita --aku dan G-- berharap banget minimal, seenggaknya bisa nembus angka 35, karena ngeliat jumlah viewers nya yang lumayan tinggi dan jomplang sama jumlah vote-nya..

Kita jadi mikir mungkin emang book ini gaje dan ga se-worth it itu untuk dapat dukungan vote dari kalian..

Mungkin emang kita harus bisa lebih explore cara penulisan dan pengembangan alur cerita ini lagi..

But how shameless am I..

I really hope you can give us at least your vote as your support for us..
Your vote and comments really meant to us, truthfully..

You guys like gave us some energy, and makes us really enjoy to continue this book..

Once again, your support is very meant for us..
Kindly give us some stars and comments..

Eeehhh..
Jadi kebanyakan ngetik ga jelas..

Semoga seenggaknya chapter ini bisa dapat perhatian lebih dari chapter sebelumnya, berharap angka vote di semua chapter lumayan tinggi, dan berharap semoga alur cerita ini ga membosankan..

Love you, guys..

Check the previous chapter on LiezXo

Follow and give so much love for our lovely author G'Licious ( ˘ ³˘)♥


Hope you like it~
Enjoy!~

Happy Reading, Happy Tummy!~
( ˘ ³˘)♥









Devil's Allure part 22


-
-
-






Jungkook menghentikan laju mobilnya kala ia sudah tiba di depan Apartemen Jimin, menunggu si Manis melepaskan sabuk pengamannya.

"Kau ingin mampir, Kookie?" Tawar Jimin, namun Jungkook menggeleng kecil, membuat bibirnya melengkung ke bawah.

Tidak ada yang tahu bahwa jauh di dasar hati kecil Jungkook ia juga menyayangkan penolakannya. Andai saja ia tidak mendapat misi khusus malam ini, sudah dipastikan ia akan menghabiskan malam hangat penuh canda dengan Jimin di dalam Apartemen si Manis.

"Maaf, Sayang. Aku tidak bisa. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini. Daepyonim memintaku untuk menyelesaikannya hari ini juga." Tolaknya sarat akan nada penyesalan, membuat Jimin menghela kecil seraya mengulum bibirnya membentuk senyum tipis.

"Tidak apa-apa, Kook. Kau berhati-hatilah di jalan, jangan lupa makan malam." Ujar Jimin, membuat Jungkook tak tahan untuk tak mengusak surainya lembut.

"Tentu, Sayang. Kau juga jangan sampai melewatkan makan malam, ya. Aku tidak ingin melihat pipi mochi kesayanganku menirus. Mengerti?" Tangannya sudah bergerak untuk mencubit mesra pipi dan hidung mancung Jimin, menghasilkan rona merah muda di kedua pipi seputih salju itu.

"Ish, menyebalkan." Jimin memukul kecil lengan kekar itu manja, menghasilkan kekehan kecil keduanya. Romantis sekali, bukan?

Jungkook tak bisa mengontrol dirinya untuk tak semakin mengikis jarak di antara mereka, membiarkan bibirnya meraih bibir tebal Jimin, melumat kedua sisinya bergantian, membiarkan sang empu memejamkan mata, terbuai akan setiap sentuhan lembut itu.

Devil's Allure (JinV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang