"Oke, jadi kita bagi menjadi dua tim sekarang. Aku, dan Jeonghan akan menyadap server GPS di mobil Kim Seokjin. Johnny, Joshua, dan Sungjae akan melakukan investigasi ke alamat yang tertera di surat perjanjian jual-beli ini, siapa tahu dugaan kita benar bahwa Choi Hyunsik ini adalah Choi Hyunsik yang sudah terkubur."
"Siap laksanakan!" sahut ke-empatnya kompak.
Maka, malam itu mereka berlima berpencar sesuai dengan tugasnya masing-masing. Kalau bisa langsung diselesaikan, kenapa harus menunggu esok.
-
-
-
Jimin meregangkan kedua lengannya di udara, sesekali menguap lelah. Salahkan saja Taehyung yang pulang terlalu larut, sehingga ia harus menahan kantuknya demi membukakan pintu. Taehyung sialan, kalau saja ia tidak pernah lupa membawa kunci cadangan.
Tuk.
Jimin membeku mendapati sekaleng kopi instan yang tiba-tiba bertengger manis di atas meja, begitu mendongak ia lebih terkejut lagi kala ia mendapati wajah tampan lengkap dengan senyum kelinci yang begitu memikat. Ya, itu Jungkook.
"J-Jungkook-ssi? Ah, maksudku Jungkook-ah."
Jungkook tertawa kecil, mengusak gemas surai Jimin yang sewarna madu. "Kau terlihat sangat lelah, Hyung. Maka dari itu aku membelikanmu ini, minumlah."
Sungguh, sepertinya Jimin ikhlas mati muda jika bisa terus melihat wajah tampan itu. Lalu kemudian ia sadar dan menggeleng dalam hati, 'tidak boleh, Jimin! Mau di kemanakan cinta untuk Yoongi hyung? Bisa-bisa ia akan dijadikan sate bakar oleh Taehyung.
"A-ah, ne. Terima kasih, Jungkook-ah." Jungkook mengangguk kecil.
"Malam ini kau senggang, Hyung? Mau makan malam denganku."
Glek.
Jimin hampir saja menyemburkan kopi yang baru saja mampir ke rongga mulutnya mendengar ajakan surgawi itu, namun ia langsung menelannya dengan kasar. Kemudian ia menoleh lamat-lamat pada Jungkook yang sudah tertawa gemas.
"Aigoo, kau menggemaskan sekali, Hyung. Ah, semalam kenapa tidak membalas pesanku?"
"Err.. itu.. a-aku tidak tahu harus membalas apa." aku Jimin malu-malu, wajahnya kini sudah senada dengan laptopnya –merah.
"Wae? Kenapa tidak tahu, aku hanya bertanya apa kau suka menonton? Jika suka, ayo kita menonton film di bioskop akhir pekan ini."
Jimin tertawa canggung, mungkin bagi Jungkook pertanyaan itu hanya pertanyaan biasa, namun baginya pertanyaan itu luar biasa, hingga membuatnya tak tahu harus membalas apa.
Namun sejurus kemudian ponsel Jungkook berdering nyaring, membuat Jimin menghela napas lega diam-diam.
"Ne? Algeusseumnida."
Hanya sesingkat itu percakapannya dengan sang penelepon, kemudian ia memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya.
"Mianhae, Hyung. Aku harus menemui Daepyonim, nanti aku akan menjemputmu saat pulang kantor. Aku akan mengantarkanmu pulang."
Belum juga Jimin menjawab, Jungkook sudah menghilang di balik pintu kaca ruangan divisinya.
Astaga, bagaimana bisa ia dan Jungkook sekarang seakrab ini?! Bahkan sebelumnya untuk bermimpi dekat dengannya pun Jimin tak berani. Mengapa sekarang bisa seperti ini?
.
.
.Taehyung membuka pintu apartemennya dan mendapati Jimin yang masih terjaga dengan ponsel di tangannya. Ia dan Jimin berpisah saat pulang dengan alasan Taehyung harus bertemu dengan seseorang terlebih dahulu sebelum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Allure (JinV)
FanfikceDevil's Allure Main cast : Kim Taehyung, Kim Seokjin Genre : Fanfiction Rate : M Length : Chapter Author : VJin x LiezXo (G'Licious) Cover : Arinyjv Disc. : This story is belong to us, all characters...