Sweet 25 | Bagian 16

1.8K 127 7
                                    

Now playing | Katy Perry - Roar

——

Bagian 16 | Run Tata Run

***

"You did well, Sist!" Ucap Arash bangga.

"Lo hebat banget bisa mengungkapkan keinginan lo. Lo hebat bisa lebih mengutamakan diri lo dibanding bedebah itu." Arash menarik Tata ke dalam pelukannya. "Lo harus kaya gini terus pokoknya! Nggak akan gue biarin lo berubah."

Tata mengeratkan pelukannya pada Arash. "Gue akan tetap berubah ke arah yang lebih baik," balasnya lugas.

Arash tertawa. "Kalau itu sih gue nggak bisa larang."

Tata juga menyusul Arash tertawa. Mereka tertawa bersama sebelum akhirnya saling mengurai pelukan.

"Kayaknya gue perlu traktir lo deh," ucap Arash tiba-tiba.

Tata mengerutkan dahinya. "Buat?" Tanya-nya bingung.

"Keberhasilan, lo." Arash menjawabnya dengan senyum yang teramat tulus.

Tata mengerutkan dahinya, bingung. "Gue belum ngapa-ngapin padahal."

"Lo udah berhasil. Di mata gue, lo hebat banget. Mengahadapi dengan tenang dan menjelaskan dengan lugas. Kali ini, gue setuju kalau lo beneran anaknya Daddy Marco." Arash tetaplah Arash. Mau sedang seserius apapun sifat menyebalkannya tidak akan pernah luntur.

"Sial! Lo pikir kemarin-kemarin gue anak siapa?"

"Anaknya Tuan Ananta. Kalian berdua kan mirip tuh. Sama-sama suka menindas dan tukang marah, haha!"

"Gue aduin Tuan Ananta, lo!" Ancam Tata.

Drrrtt!

Getaran dari ponsel Arash menandakan ada pesan yang masuk. Dengan cepat Sang empunya ponsel langsung membuka dan mengeceknya. "Sayang sekali go-foodnya sudah sampai, Princess. Cancel aja ya, ngadunya?"

Tata berpura-pura menimbang permohonan Arash. "Tergantung apa yang Lo pesenin buat Gue."

"Sekotak neapolitan pizza dengan extra mozzarella cheese. Gimana?" Tangan Arash bersedak di depan dada, ia juga menaik-turunkan alisnya.

Tata mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu. "Eem ... Bisa dibicarakan baik-baik. Let's go!"

Selanjutnya, Tata menarik tangan Arash untuk turun ke bawah. Mereka berlarian menyusuri lorong-lorong rumah Tata layaknya anak kecil.

"Mau naik lift atau tangga?" Tanya Arash. Kini, di depannya terpampang nyata lift dan tangga.

Di rumah Tata, lift dan tangga memang di-design bersebelahan. Ini benar-benar membuatnya sulit untuk memilih. Arash suka naik tangga. Ia jadi bisa meluncur lewat pegangan tangganya. Meskipun memiliki resiko nyungsruk yang cukup tinggi, ia tetap suka melakukannya. Namun, Arash juga suka menaiki lift. Tidak, Arash lebih suka membuat tagihan listrik di rumah Tata anjlok.

"Tangga. Siapa tahu nanti turun berat badan satu kilo," jawab Tata ngaco. Tangga di rumahnya memang mirip dengan tangga yang ada disinetron-sinetron India. Panjang dan berkelok

"Pilihan yang bagus, Princess." Setelah berucap, Arash langsung berancang-ancang untuk menaiki pegangan tangga. Ia menarik celananya ke atas agar dapat mempermudah aksinya.

"Go!" Teriaknya saat akan lepas landas.

Tata yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

Sweet 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang