Sweet 25 | Bagian 19

1.5K 118 11
                                    

Now Playing | SuperM - Better Days

Akan ada hari yang lebih baik untukmu. Bersabar dan percayalah bahwa hari itu benar-benar akan datang. Jangan khawatir.

——

Bagian 19 | Resign Akbar

***


"PERMISI POS!!"

"Ya, Tuhan," keluh Tata. Ia beranjak dari duduknya dengan malas.

"Atas nama Arsyinta, kan? Iya, saya sendiri," ucapnya Tata sambil mengambil amplop surat yang masih dipegang oleh kurir posnya.

"Tanda tangan dimana?" Tanya Tata to the point. Padahal biasanya Pak Posnya yang akan berkata seperti itu.

Kurir posnya hanya bisa melongo melihat tingkah ajaib salah satu customernya.

"Di mana?" Tanya Tata lagi dengan nada yang lebih tinggi.

"Eh! Disini Mbak, silakan," Kagetnya. Kurir pos tersebut memberikan secarik notes untuk ditandatangani oleh Tata.

"Terimakasih." Setelah menandatangani notes tersebut Tata langsung berlalu masuk ke dalam tanpa mempedulikan ekspresi bingung dari kurir posnya.

"Fyiuuuh ..." Helaan nafas berat terdengar setelah Tata selesai membaca suratnya. "Sesuai dugaan," ucapnya dengan nada lelah.

Ini adalah surat resign ke-14 yang Tata terima untuk hari ini. Bahkan meja ruang tamunya sudah dipenuhi amplop dan surat-surat pengunduran diri yang berserakan. Belum lagi berpuluh-puluh e-mail yang sudah dirinya terima sejak pagi tadi. Total sudah ada 33 karyawannya yang memutuskan mengundurkan diri setelah berita pengunduran diri Reveninna tersebar.

"Oh God!" Tata berucap sambil memijat kepalanya yang terasa begitu pening. Siapa juga yang tidak pening jika kehilangan banyak karyawan.

"Hi, Kak Tata!" Sapa Charine yang baru datang dari arah pintu masuk. Selama corona Charine memang rajin datang ke sini.

"Hm." Tata membalasnya dengan gumaman.

"Ah, by the way, tadi ada tukang post di depan. Katanya mau nganterin surat atas nama Arsyinta. Nih, suratnya." Charine mengulurkan surat yang sedang dipegangnya pada Tata.

"Taruh aja disitu," balas Tata dengan malas. Ia menunjuk meja dengan dagunya.

"Ya, Tuhan! Apa ini?" Kaget Charine saat melihat begitu banyak amplop-amplop yang berserakan di meja.

"Boleh lihat?" Belum mendapatkan persetujuan dari Tata namun Charine sudah mengambil dan membacanya. "Surat Pengunduran Diri..." Gumamnya lalu membaca dengan serius.

"Jadi, ini semua surat pengunduran diri?" Tanya Charine.

Tata hanya membalas dengan anggukan. Ia sudah terlalu lemas, saking lemasnya sampai ngegelosor di sofa.

Charine mengumpulkan semua suratnya menjadi satu. "Satu, dua, tiga, empat, lima, ..., ..., tiga belas, empat belas. Oh My God, empat belas?" Saking terkejutnya Charine sampai melongo.

"Nih!" Tata melemparkan satu amplop yang belum dibuka kepada Charine.

Dengan sigap Charine langsung menangkap suratnya sebelum mengenai muka. "Buka ya, Kak," Izinnya. "Surat Pengun–oke! Totalnya jadi 15. Astaga 15?!"

"Lo belum lihat e-mail, gue," ujar Tata lirih.

"Berarti totalnya lebih banyak dari ini dong?" Tanyanya dengan ekspresi yang begitu kaget. "Fiks, karyawan Kak Tata pada gila. Bisa-bisanya lagi susah begini malah resign. Di mana-mana mah orang pengin kerja bukan malah berhenti kerja. Gue aja nyari tempat magang susah banget gara-gara corona. Kok, orang-orang ini malah berhenti kerja. Udah berseri kali ya duitnya!" Omel Charine.

"Gila emang mereka!" Ujar Tata menimpali.

"Kok, bisa mereka resign akbar begini? Fiks banget pasti ada sebabnya, nggak mungkin enggak, kan?" Charine bertingkah layaknya seorang detektif.

"Mereka resign setelah berita Reveninna resign menyebar. Bukannya Gue nuduh dia, cum–" Charine memotong ucapan Tata. "Si Dakjal kembali berulah? Gak bisa dibiarin!"

"Terus lo mau apa?" Tanya Tata.

Charine menggeleng dengan polos. "Coba aja dia di sini. Udah gue cincang-cincang jadi kornet," ucapnya sambil mengepalkan tangan.

"What the hell!" Umpat Tata setelah melihat notifikasi dari ponselnya.

"Kenapa?" Tanya Charine kepo setengah mati. Lalu melongok ponsel Tata

"Dampak corona. Salah satu butik terbesar di Indonesia 'The Luxury Boutique' terancam bangkrut. Bahkan puluhan karyawannya sudah di PHK. Kemungkinan PHK akan terus berlanjut jika corona tak kunjung surut." Charine membaca artikel di ponsel Tata dengan bersuara. "Siapa yang berani nulis artikel ini? Kurang ajar?!" Emosinya seakan membara setelah membaca artikel hoax tersebut. Apa tadi kata artikelnya? Bangkrut? PHK? Yang benar saja! Klan Ananta tidak mengenal apa itu bangkrut.

"Pulang dulu, Kak. Bye!" Pamit Charine tiba-tiba setelah membuka ponselnya yang tadi sempat berdering.

"Hm," balas Tata.

Charine keluar dengan tergesa-gesa setelah mendapat panggilan telepon.

"Yah, i know."  Katanya begitu ponselnya sudah tertempel ditelinga.

"..."

"Terus?"

"..."

"Okay!"

Tuut. Panggilan berakhir ketika Charine menekan ikon telepon berwarna merah.

Jika tadi baru ngegelosor di sofa maka sekarang Tata sudah ngegelosor di lantai. "Baru kemarin bilang, everything will be okay. Eh! Sekarang malah everything is not okay."

"Ya, Tuhan! Pada gila kali ya karyawan, gue! Awas aja kalau nanti ada yang ngirim surat pengunduran diri lagi!" Keluhnya sambil mengacak-acak rambut.

"Awas juga kalau mereka sampai balik kerja lagi!"

***

Tbc–

Menurut kalian siapa yang telepon Charine?

Btw, how your long weekend, guys?

Gimana juga sama nilai rapor kalian? But, apapun hasilnya kalian sudah melakukan yang terbaik. Aku sangat-sangat berterimakasih untuk itu. Untuk ke depannya mari jadi yang lebih baik lagi. Hwaiting!! <3

Sweet 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang