Now Playing | Surface - Come with Me
——
Bagian 55 | Strolling Around Jakarta
***
Malam ini, Tata tak bisa tidur dengan nyenyak. Berkali-kali ia terbangun dan berakhir dengan bergerak gelisah di atas ranjang. Padahal ia sudah mencoba semua gaya tidur, mulai dari miring kanan, miring kiri, telentang, tengkurap, duduk bersandar, kaki menggantung ke bawah, bahkan sampai berguling-guling pun tetap tak kunjung membuatnya tidur nyenyak juga.Mommy-nya masih marah karena tidak diberi tahu masalahnya dengan Reveninna kemarin. Juga fakta kalau besok ia harus menghabiskan sepanjang minggu indah—yang tidak akan indah lagi—dengan mantan benar-benar membuatnya kepikiran dan berakhir sulit tidur. Benar-benar menyebalkan.
Akhirnya, ia hanya duduk termenung di atas ranjang dengan mata yang terkantuk-kantuk namun menolak memejam. Bingung mau melakukan apa. Mau memulai aktivitas tapi masih terlalu dini. Ya, tidak mungkin juga ada manusia normal yang memuali aktivitas dijam 2 pagi.
"Akh! Fuck you, Lave!" Geram Tata kesal sembari mengacak-acak rambut yang sebenarnya kalau tidak diacak-acak pun sudah berantakan. Efek samping dari gaya tidurnya yang lebih mirip dengan gerakan akrobatik.
Sampai akhirnya mata Tata menangkap iPad yang tergeletak di atas nakas disamping tempat tidurnya. Tata mengulurkan tangannya untuk mengambil iPad tersebut. Hingga beberapa saat kemudian pikirannya mulai teralih dengan pekerjaan.
Ya, seperti ini lebih baik, daripada memikirkan mantan yang tidak jelas. Setidaknya dengan bekerja, begadangnya akan terbayar. Waktu tidurnya akan berganti dengan pundi-pundi rupiah. Lagian mana ada yang gratis di dunia selain udara?
***
"We need to talk."
Tata yang sedang berjalan sembari mengecek barang bawaannya di dalam tas pun terperanjat kaget mendengar suara tak terbantahkan Mommy-nya.
"Ooh ... Morning, Mommy," sapa Tata dengan senyum lebar pada Mommy Anne yang ternyata sedang menyiram tanaman mawar-mawarnya di samping teras rumah.
"We need to talk," ulang Mommy Anne. Meski berbicara dengan tetap menyiram bunga dan tanpa melihat Tata, tapi entah kenapa suaranya tetap terdengar begitu menyeramkan.
Tata menggaruk kepalanya, bingung. Pasalnya, di depan gerbang rumah yang tingginya hampir menyamai rumah 2 lantai itu sudah ada mobil Lave yang sedang menunggu. Juga spam chat dari Arash yang mengatakan 'jangan kabur' yang terus-terusan masuk pop up bar ponselnya membuat Tata bingung harus memilih yang mana. Sejujurnya, Tata juga butuh berbicara empat mata dengan Mommy-nya. Tapi apalah daya ia harus membayar hutangnya pada Lave. Terbiasa hidup tanpa hutang membuatnya menggila ketika sekali berhutang. Apalagi berhutangnya sama mantan. Tamat sudah riwayatnya.
"I'm sorry, Mom. I need to go. I'll talk to you latter. Promise, me," ujar Tata.
Pada akhirnya, Tata lebih memilih pergi dengan Lave. Bukan karena apa, tapi jika janjinya dengan Lave yang dikorbankan, hidup Tata untuk kedepannya tidak akan pernah tenang lagi. Arwah mantan akan terus menghantuinya. Belum lagi teror dari sepupu paling menyebalkannya—Arash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet 25
RomanceAda tiga hal yang sangat Tata benci di dunia ini. Yang pertama Lavender-mantannya, yang kedua corona, dan yang ketiga pengkhianatan. Oh satu lagi! Tata juga benci sama orang-orang yang suka nanya 'Kapan Nikah?' padanya. Demi alek, Tata benar-benar b...