Part 1

163 113 86
                                    


Naumi terus berjalan tanpa memperdulikan cowok yang sedaritadi bicara yang tidak-tidak sembari mengekorinya.

"Maksud lo apa ngatain dia yang engga-engga?"

"Gue gk pernah ngatain siapa-siapa."

"Lo bilang gue kegatelam sama dia, nyatanya lo sendiri peluk-pelukan sama cowok lain."

Naumi mengepalkan tangannya. Semudah itu cowok dibelakangnya membalikkan fakta.

"Lagian semahal apasih lo sampai bilang kalo dia lebih murah daripada lo?!"

Sudah cukup! Naumi sudah tidak kuat dengan tuduhan demi tuduhan yang diucapkan oleh Zian, kekasihnya sendiri.

Apakah salah jika dia tidak suka melihat pacarnya sendiri dekat-dekat gadis lain? Tapi bahkan sekarang justru kekasihnya lebih membela dan percaya omongan orang lain daripada dia.

Naumi menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap irish coklat Zian, mencoba mencari kepercayaan yang memang sudah tidak ada.

"Kau terindah ... yang membuatku terluka, cinta." Naumi menyeka kasar air matanya kemudian cepat-cepat pergi dari tempat itu.

"Naumi," pekik Devi yang melihat Naumi berlari keluar area sekolah.

"Zian!"

Zian menoleh. "Naur—"

Plakk

Belum sempat melanjutkan perkataannya, satu tamparan sudah mendarat mulus dipipi Zian.

"Gue gak nyangka lo setega itu sama adek gue."

"Kalo lo udah bosen sama adek gue seharusnya lo BILANG, gak usah nyari-nyari kesalahan." Naura menunjuk tepat di depan wajah Zian.

"Lo gak lebih dari seorang pengecut yang beraninya ngatain cewek," seru Naura karena tak trima adik sepupunya diperlakukan seperti itu.

"Gue kira setelah dari gue lo bakalan berubah, nyatanya gk. Lo tetep sama, egois!"

Zian diam sembari memegangi pipinya yang memanas akibat tamparan Naura tadi.

"Cih sam-pah," ucap Naura penuh penekanan lalu berlalu pergi dari hadapan Zian.

Setelah kepergian Naura, kedua teman Zian datang menghampiri.

"Parah si lo Yan," kata Farel sembari menggelengkan kepala.

"Gila," sambung Radit.

*****

Disisi lain Naumi terus berlari tak tentu arah, pikirannya melayang dan tatapannya kosong.

Sampai-sampai dia tidak menyadari ada mobil yang melintas didepannya.

Tin tin tin....

"Awas woy," ucap sipengendara dari dalam mobil.

"AAAAAAKHHH." Naumi menutup matanya saat mobil itu hampir mengenainya.

Ckittt

"Huh, hampir aja."

Untunglah mobil itu berhenti sebelum mengenai Naumi.

Sipenggendara mobil itu keluar, mengecek mobilnya dan Naumi yang masih berjongkok.

"Eh, sorry lo gpp'kan?" tanya pengendara tersebut sembari membantu Naumi berdiri.

Naumi mendongak. "Zian!"

"Hah Zian?" ulang cowok tersebut dengan tatapan bingung.

"Zian, ngapain lo ada disini?"

Cowok itu semakin bingung. "Hah, gue bukan Zian."

ZioNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang