Naumi baru saja keluar kelas bersama dua temannya, yaitu Devi dan Echa. Ya setidaknya sekarang Naumi sedikit lega karena Zion sudah lebih dulu keluar kelas dibandingkan dia."Yaudah balik yuk," ajak Echa yang diangguki oleh Devi dan Naumi.
"Eh, terus Naura gimana?" tanya Devi. Ya mereka biasanya akan pulang sekolah bersama, jadi sudah biasa jika mereka saling menunggu.
"Kita tunggu aja diparkiran," jawab Naumi.
Belum sempat melanjutkan langkahnya Farel sudah lebih dulu berada dihadapan Echa.
"Beb," panggil Farel terhadap Echa didepannya.
"Farel, kamu ngapain disini?" tanya Echa.
"Kita'kan udah janjian, kata kamu balik sekolah mau mampir kerumahku. Mama udah nanyain loh," jawab Farel.
Bisa dibilang hubungan mereka terkesan serius, walaupun keduanya masih SMA tapi mereka sudah akrab dengan orang tua satu sama lain.
"Masa sih?" tanya Echa bingung, seingatnya hari ini tidak ada janji sebelumnya, bahkan Farel tak mengatakan apapun tadi pagi.
"Mungkin gue lupa." Pikirnya dalam hati.
"Oh gitu yah," jawab Echa sembari melirik Devi dan Naumi, tak enak hati dengan kedua temannya.
"Yaudah Cha, balik aja sama Farel. Biar gue sama Devi," perintah Naumi sembari tersenyum tipis.
"Yaudah gue duluan yah," pamit Echa. Dengan segera Farel menggandeng tangan Echa sembari berjalan menuju parkiran.
"Andai aja Radit kayak gitu, tapi sayang Radit gk ada romantis-romantisnya," lirih Devi sembari menatap punggung Echa dan Farel yang semakin menjauh.
Naumi terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu. "Dev."
Devi menoleh." Coba deh lo lihat kesamping belakang."
"Kenapa emang?" tanya Devi sembari menaikan satu alisnya.
"Udah liat aja." Devi menuruti perintah Naumi, ia menoleh kearah belakang.
"Radit," gumam Devi.
Ya daritadi sebenarnya Radit sudah ada dibelakang Devi, hanya saja Devi yang tak menyadari itu.
"Ngapain disini?" tanya Devi.
"Balik bareng yuk." Bukannya menjawab Radit malah langsung merangkul Devi.
"Serius?" tanya Devi dengan mata yang berbinar.
"Iyalah, sekalian kita nanti nonton dulu. Gimana mau?" tawar Radit yang langsung membuat Devi sumringah.
"Mauuu, eh tapi...." Devi melirik kesamping dimana disana masih ada Naumi.
"It's ok, nanti gue bisa balik sama Naura kok," sahut Naumi yang mengerti apa yang ada dipikiran Devi.
"Beneran gpp?" tanya Devi dengan wajah bersalahnya.
"Gpp kok, udah kalian duluan aja," jawab Naumi diakhiri senyuman.
"Yaudah duluan ya Nom," kata Radit lalu pergi sembari merangkul Devi.
"Eh, tapai nanti mampir dulu yah, mau beli es krim," kata Devi tersenyum kearah Radit.
"Sesuai keinginanmu nyonya," jawab Radit sembari mengacak rambut Devi.
Naumi yang masih berdiri disana terkekeh melihat tingkah temannya itu. "Aih temen-temen gue, segarang apapun kalo udah bucin tetep aja lembek," katanya sembari menggeleng, lalu melanjutkan langkahnya.
Sesampainya diparkiran, sudah lumayan sepi karena bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu.
Naumi terus berjalan sembari celingukan mencari Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZioNa
Teen FictionBermula dari pertemuan singkat dan kesalahpahaman. . . . "Zian!" "Hah Zian?" "Zian, ngapain lo ada disini?" "Hah gue bukan Zian." "Gk usah bohong lo, lo ngapain ada disini?" ""Dibilangin bukan Zian! Gue Zion." "Ko mirip?" "Gk ah, gantengan gue." Cov...