Part 15

45 38 10
                                    

"Kelapangan yuk," ajak Devi kepada Naumi dan Echa yang masih asik ngegibah.

"Ngapain?"

"Liat itu persiapannya kayaknya udah selesai deh," balas Devi.

"Yaudah ayo." Ketiganya berjalan berdampingan menuju lapangan sekolah.

Sesampainya dilapangan, benar saja persiapannya sudah selesai. Sudah ada beberapa bilik yang dibuat guna untuk mencoblos persis seperti pemilihan capres. Ada juga panggung kecil beserta mic untuk menyampaikan visi misi calon osis. Juga kotak yang terbuat dari dus untuk memasukan kotak suara. Beberapa meja yang nantinya diisi oleh panitia penyelenggara, alias osis lama beserta para guru. Dan juga tinta sebagai tanda kalau sudah memilih. Jangan lupakan papan tulis yang nantinya digunakan untuk menghitung jumlah suara.

(Semoga paham lah ya sama penjelasanku.)

Pemilihan osis disini berbeda-beda setiap tahunnya, jika tahun kemarin menggunakan voting maka kali ini menggunakan pencoblosan persis seperti pemilihan presiden.

Nantinya jika calon anggota osis sudah menyampaikan visi misi nya barulah seluruh warga sekolah memilih yang berurutan dari kelas 12 sampai kelas 10, dan itu dipanggil sesuai absen kelas. Setelah selesai para siswa barulah giliran para guru dan anggota osis lama yang memilih.

Penentuan juga berbeda disini yang mencalon bukan langsung osis beserta wakil melainkan jabatannya disesuaikan dengan suara.

Misal, suara terbanyak akan menjadi ketua osis, terbanyak kedua akan menjadi wakil dan sisanya akan menjadi anggota osis lainnya.

"Nyari siapa sih lo?" tanya Echa yang melihat sahabatnya itu celingukan seperti mencari sesuatu.

"Naura."

"Lah itu dia disana lagi siap-siap jadi mc," jawab Echa menunjuk kearah Naura yang berdiri bersama salah satu guru.

Naumi mengangguk. Dia sih sebenernya udah tau keberadaan Naura, wong sebenarnya dia lagi nyari keberadaan Zion yang dari semenjak masuk kelas tuh bocah udah ilang dari pandangan Naumi.

Gak Naumi gak kangen kok, cuma heran aja dia tumben-tumbenan Zion gak nempelin dia.

"Umi!" Nah kan baru aja dipikirin orangnya udah nongol didepannya.

"Darimana aja lo?"

"Ciee nyariin yaa?" Zion menampikan cengiran khasnya tidak lupa menaik turunkan alisnya.

"Gak usah mulai."

"Abis bantuin Zian tadi ngecek soundsistem sama yang lain juga," balas Zion.

Naumi mengangguk lalu ikut duduk bersama kedua temannya.

"Rel, Dit lo tau gak," tanya Zion kepada kedua temannya yang berjongkok didepan pacarnya masing-masing.

"Apaan?"

"Masa...."

"Cowok kalau udah ghibah lebih parah ya daripada cewek," celetuk Devi yang memperhatikan pacarnya sedang asik ghibah bersama kedua temannya.

"Biasalah~"

Tidak lama kemudian acara dimulai, dari para calon anggota osis yang membacakan visi misi nya.

"Baik sekarang saatnya para warga sekolah menentukan pilihannya," ucap Naura ditengah lapangan sana.

"Iya bener sesuai absen ya dari kelas 12 dulu," jawab Zia, salah satu anggota osis yang jadi mc bareng Naura.

Satu persatu para siswa maju untuk memberikan suara.

"Btw kita milih siapa nih?"

"Adek kelas," jawab Echa yang langsung mebdaoat jitakan dari Devi.

ZioNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang