Setelah beberapa hari kemarin ditiadakan pelajaran karena sibuk untuk pemilihan osis baru. Hari ini sekolah kembali berjalan seperti semula.
Saat ini lapangan sudah dipenuhi siswa, siswi kelas XII ipa 1.
Naumi beserta Echa dan Devi yang tadinya masih asik ngeghibah dipinggir lapangan ikut berbaris ketengah lapangan saat guru olahraga telah datang.
"Pagi anak-anak!"
"Pagi pak."
"Loh kok kurang semangat? PAGI ANAK-ANAK!"
"PAGI PAK!"
Pak Irsya, selaku guru olahraga yang paling santuy itu mengacungkan jempolnya. "Nah gitu dong, jiwa muda itu harus, SEMANGAT!" ujarnya mengangkat kepalan tangannya.
"Baik, sebelum melakukan aktivitas hari ini. Alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai."
Semua siswa menundukan kepalanya.
"Selesai."
Para siswa kembali menegakkan badannya.
"Baik. Karena minggu lalu kita sudah membahas tentang materi voli. Maka kali ini kita akan mempelajari tentang permainan bola basket," ucap pak Irsya yang membuat semua murid terdiam.
"Loh? Apa hubungannya pak?" tanya Zion mewakili semuanya. Harusnya setelah mempelajari voli ya tinggal mempraktikan voli lah ini....
"Gak ada, kaya kamu sama Naumi," balas pak Irsya membuat semua murid bersorak.
"Ah, bapak mah gak asik."
Naumi mencibir. "Ngapain gue dibawa-bawa?"
"Udah. Mending pilih kelompok masing-masing buat belajar. Baru minggu depan penilaian."
"Bebas 'kan pak?"
Sang guru mengangguk. "Ketua kelas ambil bola," kata pak Irsya sembari pergi meninggalkan lapangan.
Perlahan seluruh siswa mulai meninggalkan barisan. "Gila ya! Kalau aja pak Irsya gak prik. Udah gue gebet dari dulu," kata Echa sembari berjalan kepimggir lapangan.
"Sadar lo udah ada cowok," balas Devi menabok bahu Echa.
"Lagian siapa sih yang gak suka sama pak Irsya, masih muda gitu, masih single juga," balas Echa mengelus bahunya yang terasa nyeri karena tabokan sahabatnya.
"Iya sih. Cuma ketutup aja sama sikap priknya," jawab Devi.
"Eh!" Keduanya saling pandang.
"Naumi mana?"
"Lah iya." Devi celingukan mencari keberadaan Naumi, padahal tadi Naumi ada dibelakang mereka lah kok tiba-tiba ilang.
"Lah itu dia." Devi mengikuti arah yang ditunjuk Echa. Naumi berdiri didepan ring basket dengan Zion yang ada disebelahnya.
Ditempatnya, Zion masih mengajari Naumi cara bermain basket yang benar. Sedangkan gadis disebelahnya hanya mendengus.
Tadi saat ia akan berjalan menyusul kedua temannya yang sudah lebih dulu pergi kepinggir lapangan, Naumi tiba-tiba ditarik kembali kelapangan. Ya siapa lagi pelakunya kalau bukan Zion.
"Gini loh Mi yang bener." Zion mendrible bolanya lalu menggiring kearah ring basket kemudian berlari cepat dan....
KAMU SEDANG MEMBACA
ZioNa
Teen FictionBermula dari pertemuan singkat dan kesalahpahaman. . . . "Zian!" "Hah Zian?" "Zian, ngapain lo ada disini?" "Hah gue bukan Zian." "Gk usah bohong lo, lo ngapain ada disini?" ""Dibilangin bukan Zian! Gue Zion." "Ko mirip?" "Gk ah, gantengan gue." Cov...