Part 9

62 58 20
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 tapi belum ada tanda-tanda kehadiran Naura, Naumi sudah menunggu hampir 15 menit, kalau saja Naura tak memintanya untuk menunggunya tentu saja Naumi sudah pulang lebih dulu.

Naumi celingukan sembari mengecek ponselnya beberapa kali guna melihat apakah ada notif dari sepupunya itu, tapi nihil tidak ada sama sekali.

Naumi berdecak, lalu kembali keaktifitasnya yaitu melamun. Iya Naumi suka ngelamun kalau lagi sendirian, ya sambil halu-halu dikit.

Sampai sebuah mobil berhenti didepannya membuat gadis itu menghentikan lamunanya.

"Umi lo belum balik? Ayo balik bareng kita." Ternyata itu Zion, pemuda itu menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum kearah Naumi.

Naumi masih diam enggan untuk menjawab.

"Iya Nom, bareng kita aja yuk." Itu Echa yang menyembulkan kepalanya dikursi samping kemudi sedang disebelahnya sudah ada Farel yang menyetir.

Naumi mengeryit heran. "Kok kalian bisa bareng?"

"Udah gak usah banyak nanya, buru naik," jawab Echa.

Naumi menggeleng. "Gak ah, gue masih nunggu Naura."

"Udah sama kita aja, Naura udah ada dimobil belakang tuh bareng Zian," ujar Farel sembari menunjuk mobil yang tak jauh dari mereka.

"Ayok ah, atau lo mau disini teru-"

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Naumi sudah lebih dulu masuk membuat Echa tersenyum.

Naumi duduk dikursi tengah bersebelahan dengan Zion.

"Udah, jalan beb," ucap Echa menepuk pundak Farel.

"Ini mobil lo Rel?" tanya Naumi setelah mobil itu kembali berjalan.

Farel menggeleng. "Bukan, ini punya Zion. Dia aja yang kampret, nyuruh gue nyetir."

"Ya 'kan lo nebeng, nying!" ujar Zion sembari menabok kepala Farel dari belakang, membuat sang empu sedikit oleng.

"Gue lagi nyetir anjir!" sungut Farel.

Hening.

Tidak ada yang bersuara sedikitpun, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Zion yang sibuk ngegame diponselnya, Naumi yang sibuk memandang keluar jendela, Echa yang sibuk membaca novel online diponsel serta Farel yang sibuk menyetir.

"Ini hening banget deh," celetuk Farel melihat suasana mobil yang sepi. "Gue nyalain lagu ya."

"Dangdut beb, dangdut," celetuk Echa heboh sembari menabok paha Farel.

"Apaan dangdut, indie lah biar kane," sahut Farel tak terima dengan pilihan Echa.

"Enakan dangdut, bisa ajep-ajep."

"Ga, ga, ga. Enakan indie."

"Apaan weh, gue bukan anak senja."

"Ya lo pikir lagu indie cuma buat pecinta senja apa?!"

Keduanya masih sibuk berdebat untuk sekedar memutuskan lagu apa yang akan diputar, padahal bisa giliran.

Keduanya mendadak terdiam kala menyadari bahwa mereka tidak hanya berdua melainkan berempat.

Naumi dan Zion memang tidak memiliki hubungan apa-apa tapi seakan mereka sedang perang dingin.

Echa dan Farel saling pandang sesekali melirik kekursi belakang, dimana keduanya hanya diam dengan kegiatan masing-masing bahkan tidak terganggu dengan perdebatan antara Echa dan Farel.

Farel menatap kekasihnya sembari memberikan kode seakan bertanya "mereka kenapa?" yang dibalas gelengan oleh Echa.

Akhirnya keduanya tidak jadi menyetel lagu dangdut maupun indie.

ZioNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang