Part 3

112 100 31
                                    

Seperti biasanya pagi ini Naumi pergi kesekolah. Dengan malas ia menyusuri lorong-lorong kelas.

Dughhh

"Awsss," ringis Naumi karena dia merasakan ada sesuatu yang membentur kepalanya.

"Ck, nabrak apalagi sih gue?" ujar Naumi dalam hati.

Naumi mendongak. "sorry gu—Zian?!"

"Eh, lo gimana kabarnya?" tanya Zion, iya yang ditabrak itu Zion cuma Naumi aja yang belum percaya.

"Gk usah sok peduli deh," cetus Naumi judes.

"Yaampun, gue tuh bukan Zian, gue Zion."

Naumi memutar bola matanya. "Terus gue harus percaya gitu?!"

"Harus dong," jawab Zion mantap.

"Zion ada apa?"

"Nah itu tuh baru Zian," tukas Zion menunjuk Zian yang baru datang.

Naumi mengikuti arah yang ditunjuk Zion, dan benar disana berdiri seseorang yang sama seperti didepannya. Hanya saja dibelakangnya wajahnya datar sedangkan didepannya wajahnya songong.

Naumi mengerjap, namun dia netralkan kembali dirinya agar tak terlalu terlihat jika dirinya terkejut karena baru mengetahui kalo Zian mempunyai kembaran.

"Ck awas minggir." Naumi mendorong dada Zion dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Tak hanya didorong sih tapi diinjek juga kaki Zion, membuat sang empu meringis.

"Awss As—astagfirullah, woy Nom lo kalo ada masalah sama Zian jangan gue dong yang kena imbasnya," teriak Zion pada Naumi yang tak dihiraukan.

"Lu gpp Yon?" tanya Zian.

Zion menatap datar kembarannya. "Setelah apa yang lo lakuin sama Naumi, terus lo masih sesantai itu? Mikir!"

"Lah salah gue apa?" tanya Zian dengan polos.

"Salah lo, gara-gara lo ada masalah sama Naumi, gue yang kena imbasnya," teriak Zion tepat ditelinga Zian.

"Udah woy berantem aja lu duaan," lerai Radit.

"Tau yak," imbuh Farel.

"Udah lah, ayo gue anter keruang kepsek," kata Zian lalu menarik kembarannya untuk mengikutinya.

"Eh, iya lu bertiga ada di kelas berapa?" tanya Zion sembari berjalan.

"Ipa 2," jawab Farel.

"Semuanya?"

"Ya gk semua, cuma kita bertiga," jawab Radit.

"Gue pikir-pikir semenjak lo bisa ngomong panjang, ko lo malah ngeselin yah?!" ungkap Zion.

"Emang, gue juga ngrasa gitu." jawab Zian sembari menyisir rambutnya dengan jari tangannya agar bisa tebar pesona ke demes-demes.

"Kita bertiga emang ada di ipa 2 semua," jawab Farel.

"Fiks, gue di ipa 3," celetuk Zion.

"Gk sekalian di ips?" sindir Farel.

"Pengin sih, emang bisa?"

"Tau ah."

"Noh dah sampe sono masuk." Zian mendorong pelan badan Zion agar masuk ruang kepsek.

*****

Sekarang Zion sudah berada dikelas, lebih tepatnya kelas XII ipa 1, tidak sesuai ekspetasi yah.

"Ok Zion, silahkan perkenalkan dirimu," perintah bu Nuri, wali kelas XII ipa 3.

ZioNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang