Chapter 1 - Inilah Aku

189 39 26
                                    

HAPPY READING!

°°°

Sabrina Amanda atau Manda, itulah namaku. Saat ini, aku menginjakkan kaki di kelas 2 sekolah menengah atas. Aku tidak memiliki banyak teman, sebab mereka menjauhiku dan juga menghina fisikku.

Hanya sahabatku yang menemaniku, dia bernama Oktaviani atau Oki. Dia gadis yang cukup pintar, baik, cantik dan banyak yang menyukainya. Tidak seperti aku yang jauh dari kata itu semua.

Tapi, aku bersyukur karena memiliki sahabat seperti Oki. Namun, disamping itu trio rusuh yang selalu menggangguku setiap kali kami bertemu.

Mereka menghina fisikku yang berbeda dari anak lainnya. Aku kurus, berkulit sawo matang dan juga minus mataku yang benar-benar menyulitkanku dalam melihat jarak tulisan, benda atau apapun dari jauh.

"Manda."

"Amanda."

"Sabrina Amanda!" teriak Oki yang sejak tadi memanggilku.

Aku hanya membalasnya dengan dehaman dan tak mau berpaling dari meja yang kujadikan tempat menelungkup wajahku.

"Kamu kenapa lagi?" tanya Oki padaku.

"Aku sebel banget, tadi pas mau ke kamar mandi di ledek sama trio rusuh." Aku kembali mengingat kejadian itu, sungguh memalukan.

"Udah jangan diambil hati, mereka tuh gak jauh lebih baik kok," tutur Oki yang menasehatiku.

"Tapi, aku sakit hati, Ki." Aku bangun dari menelungkupku kemudian menatap Oki.

"Iya, aku tahu cuman jangan siksa hati kamu sama kata-kata mereka, kamu yang sakit hatinya, kamu yang batin juga, kamu yang uring-uringan, sedangkan mereka gak mikirin dan malah santai-santai aja," jelas Oki padaku, sedangkan aku menatap kagum melihat Oki yang begitu banyak bicara hari ini.

"Manda." Oki melambaikan tangannya di depanku.

"Iya apa?"

"Ish ... kenapa tadi natap aku kayak gitu," rengek Oki.

"Hehe, ya gak kenapa-kenapa, cuman tadi kagum aja kamu banyak ngomong tadi, sebegitu sayangnya, ya sama aku?!" Aku terkikik sedangkan Oki cemberut.

"Udahlah mending aku baca buku lagi." Oki mengalihkan pandangannya ke buku yang berada ditangannya.

"Ciye ngambek, iya deh maaf," pinta maafku yang sambil menyodorkan tangan kanan ke arahnya.

"Iya, santai aja kali," jawabnya.

"Nyinyinyi, tadi aja ngambek." Aku memoncongkan mulut ala ikan dori.

"Hehe." Oki hanya cengengesan dan selanjutnya dia kembali pada bukunya itu.

Aku menelungkupkan wajahku ke meja kembali. Hingga samar-samar aku mendengar trio rusuh itu masuk lagi, trio rusuh itu terdiri dari Lavik, Roji dan yang terakhir adalah Arfa.

Mereka bertiga termasuk kategori anak-anak badung, nakal dan juga pembuat onar di sekolah, hanya saja aku baru tahu dan baru satu kelas juga.

Awalnya semua anak disini tak menjauhiku tapi entah mengapa sejak mereka bertiga seperti menghinaku, semuanya seakan tunduk padanya dan menjauhiku.

"Duh panas banget nih liat si jelek lagi tiduran." Satu sindiran itu keluar dari bibir Roji, ya aku mengetahui suara siapa saja yang mengejekku, sebab suara mereka berbeda-beda membuatku mudah untuk mengetahuinya walau tak melihatnya.

"Tau tuh, udah jelek hobbynya tidur, ck makhluk gak punya kaca tuh." Dan suara yang menusuk hatiku ini adalah suara dari Arfa.

"Gosah bahas si mata empat, bisa? Males gue dengernya!" Kalo ini suara Lavik si super judes.

"Woghey, Pak Bos," jawaban serentak dari Roji dan juga Arfa.

Aku tak mau melihat mereka bertiga, sebab aku lah yang akan jadi sasaran empuk mereka nantinya.

Tiba-tiba tangan lembut menyentuh punggungku dan si pemilik itu tak lain adalah Oki. "Udah gak usah didengerin," bisiknya.

Aku mengangguk nurut. Hingga aku mendengar suara ribut-ribut bahwa sebentar lagi Pak Tono, guru killer Bahasa Indonesia akan memasuki kelas. Aku yang mendengar pun langsung bangun dari telungkupku sebelum beliau memasuki kelas.

Akan berbahaya jika nantinya dia mengetahuinya, karena nanti aku akan dikenakan hukuman membersihkan seluruh toilet, membayangkannya saja membuatku bergidik ngeri.

"Akhirnya bangun juga, buruan gih nih bersihin muka dulu biar gak cerumut gitu," ujar Oki sembari menyodorkan tisu basah yang selalu dia bawa di tasnya.

"Makasih," ucapku yang diangguki Oki.

Tak lama kemudian, Pak Tono memasuki kelas dan memulai pelajaran dengan sikap tegas miliknya itu.

°°°

Next chapter berikutnya >>
Jangan lupa untuk vote, komen, kalo share ke alam dedemit😭🙈

Being Me ✅ (Cetak Ulang dan Sudah direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang