Chapter 16 - Bujuk Rayu

62 19 2
                                    

Happy Reading-!

°°°

Pagi menyapa, aku hanya melakukan kegiatan seperti biasa di dalam rumah, karena aku belum berani keluar rumah bahkan untuk di depan teras.

Kemarin Oki mengirimkan pesan lagi padaku. Beginilah katanya.

| Manda, aku ke rumah kamu abis pulang sekolah. [06:00 am] ✔️✔️

✔️✔️[06:15 am] Iya, Ki. |

Setelah itu, tak ada lagi percakapan. Sejak dari jam 8 sampai sekarang jam 12 aku duduk di balkon, menatap langit dan beberapa anak yang berangkat sekolah sampai pulang.

"Aku juga mau sekolah lagi, tapi takut," tuturku yang menelungkupkan wajah di antara kedua kakiku.

"Dek!" teriak Mas Fajar.

"Hm." Aku hanya berdeham.

Mas Fajar masuk ke dalam kamarku dan duduk di balkon juga bersamaku.

"Nih, Mas bawa eskrim enak tahu." Mas Fajar menyerahkan eskrim coklat di tangannya untukku.

"Makasih, Mas," ucapku sembari melumat eskrim ke dalam mulutku.

Rasanya yang manis dan sangat aku suka, ditambah topping coklat yang crunchy.

"Iya sama-sama." Mas Fajar juga memakan eskrim miliknya itu.

"Dek," panggilnya.

"Iya." Aku menatap ke arahnya sembari menjilati eskrim yang hampir lumer.

"Mas kepo deh, kenapa Lavik jahatin kamu, emang dia kenapa bisa gitu sih?" tanyanya tiba-tiba yang membuatku mendadak membeku.

"Gak tahu," jawab asalku.

"Dek." Kalau sudah seperti ini, aku yang harus mengalah.

"Iya deh," pasrahku.

"Aku juga gak tahu, dia baru kenal aku pas kelas 2 tapi dia benci lihat aku, katanya aku ini beban, terus jelek, gak berguna, dia selalu ngejelekin aku tapi aku diem, karena aku pikir buat apa bales, aku juga takut sama dia, Oki pun nyuruh aku buat gak dengerin itu, tapi dia malah bully aku, disitu aku masih diem sampe deh ke tahap pas itu," ungkapku sambil menerawang ke kejadian dulu hingga aku seperti ini.

"Lah urusan dia apa ngatur-ngatur?" tanya Mas Fajar membuatku mengedikkan bahu.

"Heran deh, sama orang kayak gitu."

"Apalagi aku," sahutku yang masih memakan eskrim.

"Tapi, kamu tenang aja dia gak akan berani sama kamu lagi, dia mau dibawa ke luar negri sama ayahnya, kebetulan dia temen Ayah, orang tuanya malu banget sama Ayah sampe minta maaf berulang-ulang." Mas Fajar menceritakannya.

"Owh gitu." Aku tidak mau tahu bagaimana keadaannya, pasalnya dia saja menyakitiku, mau membunuhku yang sama sekali tak tahu apapun.

Mas Fajar bangkit karena dia sudah menghabiskan eskrimnya.

"Ih curang, udah duluan abis," rengekku sambil memukuli kakinya.

Being Me ✅ (Cetak Ulang dan Sudah direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang