Happy Reading!
°°°Aku berkumpul dengan kelompok A dimana nantinya kami akan mencari kayu bakar.
Salah satu dari kita membuka percakapan dan mulai mengatur ke arah mana kita mencari kayu bakar.
"Bunga sama Opik cari ke sebelah selatan, usahakan jangan masuk ke dalam hutan!" peringat Gerald yang memimpin tim kami.
"Nurul, Manda sama aku kita ke sebelah utara, ingat jangan masuk ke dalam hutan!" lanjutnya.
"Kalo nanti kita gak dapet gimana, masa gak boleh masuk ke dalam hutan?" kata Opik.
"Pasti dapet, kalo gak dapet lapor dulu ke aku biar nanti dibantu sama Pak Wowo daripada nanti ada yang ke sasar terus ilang," jelas Gerald yang diangguki oleh kita semua.
"Kalo udah dapet kita kumpul ke disini lagi, okey." Setelah Gerald memberikan instruksinya, kami pun mulai berpencar.
Aku mengikuti dari belakang saja, sedikit takut jika nantinya hilang.
"Manda, aku cari di sana ya," kata Nurul sembari menunjukkan jalanan yang mau masuk hutan.
"Eh Nurul, jangan, bahaya," teriakku yang dibalas acungan jempol.
"Ya udahlah yang penting udah aku kasih tahu ini." Aku kembali mencari dan sesekali memunguti ranting-ranting kecil yang aku kumpulkan jadi satu gundukan.
Aku sudah mengumpulkan satu gundukan penuh, kini aku harus membawanya ke titik awal. Disana sudah ada Bunga, Opik dan juga Gerald tidak dengan Nurul.
"Wah banyak banget nih, Manda," puji Gerald.
"Hehe, iya, disitu tadi banyak, jadi aku bawa aja semua," kataku.
"Bagus-bagus." Dia mengacungkan jempol.
"Btw, teman kamu mana?" tanyanya.
"Nurul?"
"Iya, dia kemana?"
"Dia tadi mau masuk jalan hutan, tapi gak tahu deh, aku gak berani ke sana-sana, udah aku kasih peringatan juga tapi gak tahu deh," ujarku.
"Aduh gawat, nih!" Gerald pun cemas dan segera pergi dari sini untuk mencari Nurul.
Aku duduk di tanah sembari mengumpulkan semua ranting-ranting yang akan dijadikan kayu bakar untuk nanti malam.
Setelah itu aku mengikatnya jadi satu. Tak lama, Nurul dan Gerald kembali dan berjalan ke arah aku dan teman-teman lainnya.
Dalam hatiku terus mengucap syukur, walaupun dia bukan temanku tetapi aku ikut senang saat dia dalam keadaan baik-baik saja.
"Kata Pak Wowo, kita semua balik ke tenda masing-masing berhubung kita udah selesaikan tugas," ujar Gerald.
"Sip, aku pergi dulu," tutur Bunga yang bangkit dari duduknya dan menjauh dari kita.
Aku pun juga bangkit. "Aku juga mau balik ke tenda," kataku yang diangguki mereka semua.
Aku kembali ke tenda yang masih didirikan oleh teman sekelompok tenda kami.
"Sini biar aku bantu," kataku yang tak di respon oleh mereka semua.
Aku pun membantu sebisaku, seperti mengambil palu untuk menancapkan kayu ke dalam tanah dan juga memegang bagian agar tenda bisa berdiri tegak.
Setelah selesai tenda didirikan, kami berempat duduk untuk mengistirahatkan diri dari rasa lelah.
"Mau tanya dong," kataku yang membuat - Indri, Nia dan Tina - menatapku.
"Tanya aja," sahut Nia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Me ✅ (Cetak Ulang dan Sudah direvisi)
Ficção Adolescente[DILARANG PLAGIAT‼️] - #Menghindari Sebelum Terjadi. Sabrina Amanda, gadis itu selalu mendapatkan perundungan dari trio rusuh yang terdiri dari Lavik, Roji dan juga Arfa. Perundungan yang dilakukan semakin parah, hingga membuat Sabrina Amanda men...