chapter 4

51.6K 6K 332
                                    

...............

Dini berjalan dengan santainya di pinggir jalan dan sesekali menendang nendang batu kecil yang tergeletak di pinggir jalan.

Dini sudah membeli gitar yang kini sudah bersanding di lengan kanannya.
Sudah cukup jalan jalannya untuk malam ini.

Saat ini ia sedang berjalan menuju ke mansion william untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Ia mulai memasuki kediaman william dan langsung di suguhi dengan tatapan tajam para abang dan juga sahabatnya.

Ia menghembuskan napas lelah,,,mengapa para human ini tidak bisa menghilang saja dari hidupnya, dan para sahabat abangnya yang belum juga kembali ke rumah masing masing.

"dari mana aja lo? Lo kira pantes pulang jam segini? " tanya arka sinis pada dini yang hanya diam dan menunjukan raut wajah datar.

"bisu lo gk bisa jawab? "
Ucap dika menimpali

"kalo lo hidup cuman buat ngurusin hidup gue mending mati aja,, gak guna" ujar dini datar kemudian melenggang pergi meninggalkan mereka semua yang terkejut dengan perkataan dini.

Dini memasuki kamarnya kemudian menaruh gitarnya di atas sofa dan mengganti celananya dengan training.
Kemudian merebahkan dirinya dan mulai memasuki alam mimpi.

................

Dini terbangun pada pukul 05.06 pagi lalu turun kebawah berniat mengambil air untuk melegakan dahaganya.

Ia membuka kulkas dan mengambil 1 botol air putih,,memasukkan nya kedalam gelas lalu meminumnya.

Setelah itu ia menutup pintu kulkas dan pada saat berbalik ia menabrak dada seseorang yang menyebabkan ia menempel pada kulkas dan tiba tiba orang tersebut mengunci pergerakan dini dengan menaruh kedua tangannya untuk bertumpu pada kulkas.

Dini mendongak melihat siapa orang itu dan ternyata dia adalah fahmi.

Fahmi yang sedang tiduran di sofa ruang tamu melihat dini turun dari tangga dan menuju dapur.ia mengikuti setiap langkah dini.

Ia mensejajarkan wajah mereka hingga jarak di antara keduanya sangat tipis. Bahkan mereka bisa mendengar deru nafas masing masing.

Dini hanya menampakan wajah datar sama sekali tidak tertarik dengan permainan fahmi.

Fahmi sempat bingung,,biasanya dini akan kegirangan jika dia mau berdekatan padanya apa lagi dalam jarak yang sangat dekat ini,, fahmi sama sekali tidak melihat wajah gugup atau salting yang sering dini tuukan ketika berada dekat dengannya.

Justru fahmi yang tiba tiba saja jantung nya berdetak dengan kencang ketika melihat wajah cantik dini dari jarak sedekat ini yang kelihatannya 1000 kali lebih cantik.
Tapi ia berusaha menutupi kegugupan nya dengan tampang dingin nya.

"gue akuin drama lo bagus,, tapi sayang gue sama sekali gk tertarik,, lo pikir dengan lo ubah penampilan dan gaya lo gue mau ngelirik lo?"

Ucap fahmi sambil memandang remeh dini.
Dini tersenyum miring mendengar perkataan fahmi.

"secara gk langsung lo menyampaikan bahwa lo emang tertarik dengan drama gue,,, tapi sayang nya drama gue bukan buat lo,,, lo pikir sesempurna itu kah lo sampai sampai gue harus berdrama seperti ini?
Tingkat narsis lo terlalu tinggi,,gue saranin rendahin biar lo gk malu"

Setelah mengatakan itu dini menginjak kaki fahmi sampai sang empu melepaskan tangannya dan segera pergi dari sana.

Aldo yang menyaksikan semuanya tersenyum tipis dengan tindakan maupun perkataan dini yang terdengar sangat keren di telinganya.

Seharusnya sedari dulu dini melakukan itu karena kodrat wanita adalah dikejar bukan mengejar.

Kemudian aldo berbalik pergi dari dapur meniggalkan fahmi yang termenung dengan kata kata dini.

..............

transmigrasi sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang