...............
Gilang tersenyum sendu melihat dini yang sudah berada di depannya.
Sudah dari tadi gilang menunggu kepulangan dini dan akhirnya penantiannya pun tercapai.
Gilang sempat tercengang melihat penampilan dini dan perdebatan dini bersama abangnya. Ia bangga karena dini sudah bisa membalas perkataan pedas yang di keluarkan mereka.
Rasanya gilang ingin menangis saking bahagianya ia saat ini. Tapi ia harus tahan karena banyak orang di sekitar mereka.
Dengan sedikit ragu gilang merentangkan tangannya ingin mengetahui apakah orang yang ia rindukan juga merindukannya.
Setelah lama saling pandang dengan gilang,, dini segera masuk kedalam pelukan gilang yang sangat ia nantikan. Dini membenamkan wajahnya di dada bidang gilang untuk menyembunyikan tangisnya.
Seketika gilang menegang karena dini mau memeluknya,, ini pertama kali dini memeluknya dan ia juga tau dini sedang menangis karena bahu dini yang bergetar.
Gilang membalas pelukan dini sangat erat menyalurkan semua rasa rindunya selama 1 tahun ini. Dan tanpa bisa ia tahan air matanya pun ikut luruh membasahi pipinya.
Gilang menumpu dagunya di atas kepala dini karena tinggi mereka yang memang sangat beda. Ia memejamkan matanya mesih dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Vian hanya diam memandang dini yang sepertinya sedang melepas rindu dengan lelaki di depannya.
Sedangkan para abang dini memandang gilang sinis karena dini yang mau memeluknya.
Arka sempat berharap bahwa sikap dini tetap seperti dulu pada gilang.
Tapi ternyata itu hanya sebatas harapan yang menampar dirinya pada kenyataan bahwa dini juga mengubah sikap nya pada gilang.Dika memalingkan wajahnya Dari pemandangan yang membakar hatinya. Dika tidak tau mengapa hatinya tidak rela saat melihat dini memeluk pria lain walau orang itu berstatus sepupunya. Dan tidak di pungkiri dika juga menginginkan pelukan dari dini.
Sedangkan para sahabatnya memandang maklum pada dini dan gilang karena mereka sudah mengetahui bahwa gilang adalah sepupu arka dan dika.
Tadi saat mereka sampai di rumah arka dan dika di kejutkan dengan penampakan gilang yang sedang bersantai diruang tamu. Mereka menanyakan penyebab keberadaan gilang di indonesia.
Tapi gilang hanya mengedikkan bahu acuh dan pergi meninggalkan inti black mora di ruang tamu.
Dan tak lama setelah itu deon menelpon arka untuk menjelaskan semua tentang gilang. Dari tinggal di rumah mereka dan pindah di sekolah mereka.
Arka dan dika hanya bisa pasrah dengan keputusan deon yang tidak bisa di ganggu gugat lagi. Kemudian dika juga menjelaskan tentang gilang pada para sahabatnya juga hubungan persaudaraan mereka yang kurang akur kecuali pada dini seorang.
Setelah cukup lama berpelukan perlahan gilang melepasakan pelukan dini karena tangis dini yang mulai mereda.
Gilang terkekeh melihat mata dan hidung dini yang memerah karena menangis. Dengan sangat lembut gilang menghapus air mata dini dengan jempolnya.
"gue kangen banget sama lo" ujar gilang pelan memandang dini sendu dengan senyum manisnya
"gue enggak kangen sama lo" jawab dini kesal kemudian kembali memeluk gilang dengan erat. Entah mengapa ia tidak bisa menyembunyikan perasaan nya atau mungkin perasaan dini asli yang sangat senang bercampur rindu saat ini.
Gilang tertawa dengan jawaban dini. Ia juga memeluk dini tak kalah erat menyalurkan kebahagiannya saat ini.
Akhirnya setelah sekian lama gilang bisa kembali tertawa dan merasakan kebahagiaan yang sangat besar. Sunggu dampak dini sangat besar pada dirinya.
Apalagi sekarang dini yang tidak lagi mengusir gilang saat melihatnya. Gilang jadi tidak rela untuk berjauhan pada dini walau hanya sebentar saja. Tekad nya semakin besar untuk selalu menjaga dan melindungi dini walau nyawa sebagai taruhannya.
Dini melepas pelukannya dan memandang kesal pada gilang dengan mata sembab nya.
"puas lo ninggalin gue sendiri? " tanya dini garang memukul dada gilang pelan.
Gilang tersenyum lembut dan menyingkirkan rambut dini yang menutupi wajahnya.
"siapa juga yang mau ninggalin lo, itu kan hukuman buat gue jugak karna bikin abang lo babak belur" jawab gilang tenang masih dengan merapikan rambut dini.
"kangen kan lo sama gue" ujar gilang dengan senyum jahilnya.
"ya iya lahh" jawab dini ngegas yang membuat gilang kembali tertawa.
Dini ikut tersenyum saat melihat gilang tertawa, sepertinya kebahagiannya telah ia temukan dan tak akan dini sia siakan.
Tiba tiba dini teringat akan vian dan kerja kelompok mereka. Dini berbalik melihat vian yang hanya diam berdiri di belakangnya.
Dini menepuk jidatnya lalu menghampiri vian. Gilang hanya diam memperhatikan semua pergerakan dini.
"lupa gue yan,, yodah kuy lah ikutin gue" ujar dini mulai berjalan ke arah kolam berenang dan di ikuti vian.
Gilang mengikuti dini dan merangkul pundak dini.
"mau ngapain? " tanya gilang di sela jalan mereka
"kerja kelompok,, bantuin gue dong bang" pinta dini dengan wajah melasnya.
Walau sebenarnya dini tidak membutuhkan nya, tapi ada rasa ingin selalu bersama gilang pada hatinya sekarang.
Sedangkan gilang menegang dan memperlambat jalannya. Pertama kalinya gilang mendengar dini yang memanggil dirinya dengan embel embel abang.
Rasanya gilang ingin merobohkan mansion ini saking senangnya. Gilang sempat bingung dengan perubahan dini yang sangat drastis ini,, tapi ia juga tidak peduli asalkan dini menerima kehadirannya.
"bang" panggil dini pada gilang yang hanya diam melamun. Dini berfikir bahwa gilang tidak bisa menemaninya saat ini,, tapi tidak apa karena masih banyak waktu mereka untuk bersama.
"yaudah kalau gak bisa gak papa, lo juga pasti punya ke-" perkataan dini terputus dengan selaan gilang yang sangat cepat.
"gua bisa, bisa banget malah" ujar gilang semangat yang membuat dini tersenyum lebar
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan mereka ke arah gazebo kolam renang.
Dini dan vian mengerjakan tugas mereka dengan sangat mudah sesekali bercanda dan tertawa bersama gilang.
Awalnya gilang masih memperhatikan vian secara tajam, dan sekarang ia sudah percaya bahwa vian bukan orang munafik atau memiliki maksud dalam berteman bersama dini.
Dan mulai hari ini kebahagian gilang akan kembali seperti dulu, atau bahkan lebih besar dari yang dulu.
................
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi sad girl
Casualenasya fitri claudia, gadis bad girl juga bisa dibilang sad girl asal malang yang mempunyai sifat dingin, irit bicara, kata kata pedas, jago bela diri,mempunyai hobi balapan dan berpenampilan layaknya preman. tapi di balik itu semua ada kesedihan da...