chapter 21

47.9K 5.9K 420
                                    

.............

Tok tok tok

Dini mengerjapkan matanya ketika mendengar suara pintu kamarnya di ketuk.

Ia duduk dari tidurnya,, menyugar rambutnya dan menyibakkan selimut yang menyelimuti tubuhnya.

Dini melirik jam yang terpajang di dinding nya telah menunjukan pukul 19.51. Cukup lama dini tidur dan mengistirahatkan badannya.

Dini merasa kondisi tubuhnya sudah cukup membaik mungkin karena obat yang bibik berikan dan tidur nyenyak nya.

Dini berjalan kearah pintu dan membukanya.

Ceklek

Yang pertama kali dini lihat adalah wajah datar aksa yang sangat menyebalkan baginya.

Dini menaikkan 1 alisnya ketika ia melihat aksa yang memandanginya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Ingin rasanya ia mencolok mata aksa yang memandanginya intens sedari tadi. Tapi ia masih sedikit menghormati aksa karena aksa adalah anak tertua di keluarga ini.

Aksa memperhatikan penampilan dini yang seperti habis bangun tidur. Ia juga cukup lega karena melihat wajah dini yang sudah tidak sepucat tadi.

"lo udah bosen punya mata? " tanya dini datar dan dingin yang di balas tatapan tak kalah dingin aksa.

Aksa sedikit tersentil dengan perkataan dan cara bicara dini padanya. Sangat dingin dan menusuk.
Tidak seperti dulu yang selalu memanggilnya dengan embel embel abang dan nada bicaranya yang sangat manja padanya. Meski aksa dan yang lainnya selalu membentak dan tidak mengakuinya sebagai adik,, dini tetap selalu memanggil mereka abang.

"turun,, gabung makan bareng. Setidaknya lo hargai papah yang baru pulang" ujar aksa datar yang membuat dini terkekeh sinis.

"lo ngomong kayak gitu seakan keberadaan gue di inginkan. Lo gak lupa kan kalau bokap selalu ngusir gue kalau ketemu" ujar dini yang membuat aksa bungkam.

Ia juga heran mengapa deon menyuruhnya untuk memanggil dini untuk bergabung makan.

Tapi jujur aksa juga ingin dini bergabung untuk makan atau kumpul bersama lagi. Sungguh wajah dini yang natural sangat mengingatkannya pada bundanya yang telah tiada.

Ia ingin mengobati rasa rindu pada bundanya walau dengan hanya menatap wajah cantik dini.

"jadi lo gak mau? " tanya aksa datar tapi tidak dengan hatinya yang sangat mengharapkan dini.

Dini mendengus,, ia sangat heran dengan sikap aksa yang sangat berbeda. Dini kira dengan ia berbicara seperti tadi aksa akan senang dan melontarkan kata kata pedasnya kemudian meninggalkannya.

Tapi sekarang aksa seperti meminta kepastian pada dini.

"hmmm,, entar gue turun" ujar dini malas dan langsung berbalik memasuki kamarnya dan tak lupa menutup pintu.

Aksa tersenyum tipis setelah dini menutup pintu.
Meski aksa sedikit kesal pada dini yang meninggalkannnya tapi tak bisa di pungkiri bahwa ia sangat senang dengan pernyataan dini.

Aksa berbalik dan berjalan menuju meja makan yang sudah di lengkapi oleh yang lainnya.

..................

Dini mencuci wajahnya dan mengganti pakaian nya dengan kaos putih polos dan celana training.

Dini mencepol asal rambutnya dan menyisakan beberapa helaian rambut. Ia melangkahkan kakinnya keluar kamar menuju meja makan.

Tap tap tap

Dini menuruni tangga dengan gaya cool dan wajah datarnya yang memperkuat pesonanya. Walau dengan pakaian biasa dan wajah tanpa polesan apapun tidak membuat kecantikan nya berkurang.

transmigrasi sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang