chapter 26

44.8K 5.7K 814
                                    

.............

Kringgggg

Bel tanda pulang telah berbunyi,, dan para murid berbondong bondong keluar dari kelas untuk kembali ke rumahnya.

Dini hanya diam menunggu vian yang sedang membereskan peralatan sekolahnya.

Jika kalian bertanya mengapa dini tidak membereskan peralatannya  jawabannya adalah karena dini yang tidak membawa perlengkapan belajar ke sekolah.

Setelah semua selesai vian dan dini mulai melangkahkan kakinya keluar dari kelas menuju parkiran.

Hari ini dini merasa sifat dini asli yang sudah mulai melekat pada dirinya.

Ada sedikit sifat bar bar dan emosi yang gampang terpancing di dirinya yang sekarang.

Dan jangan lupa rasa rindu dan bahagianya yang menanti kepulangan sepupunya meski dini tidak pernah berjumpa dengan gilang. Dini merasa gilang bisa menjadi tempat bersandar dan berlindungnya saat ini.

Ia berjanji untuk tidak menyia nyiakan keberadaan sepupunya kali ini seperti dini asli.

Karena sedari dulu menjadi nasya pun ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari siapa pun.

Dini akan menjadikan gilang sebagai ayah, ibu, teman, dan juga pahlawan hidupnya saat ini.

Ahhh,, memikirkan nya saja sudah membuat dini senang.

"bahagia banget kayak nya kamu"  ujar vian yang sedari tadi melihat dini tersenyum tipis.

Dini hanya mengangguk masih dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

"nih"   dini memberikan kunci motornya pada vian yang langsung di terima baik olehnya.

Vian memakai helm dan mulai menaiki motor dini.

Dini menaiki jok belakang dengan bantuan punggung vian sebagai pegangan.

Vian mulai menjalankan motornya saat dini sudah duduk aman di jok belakang.

Vian menjalankan motornya dengan kecepatan sedang karena dini yang sama sekali tidak berpegangan.

Vian melirik dini lewat kaca spion yang sedang memejamkan matanya masih dengan senyum tipisnya.

Vian sangat kagum dengan sosok dini yang sekarang. Berbeda dengan dini dulu yang selalu bersikap kasar dan semaunya ,, dini yang sekarang selalu bersikap tenang dan mampu membuat lawan kalah telak dengan perkataan pedasnya. Bahkan ia mampu melawan mereka seorang diri tanpa bantuan siapa pun.

Dan tidak bisa di pungkiri vian juga sudah jatuh dalam pesona seorang dini yang sekarang.

Tapi vian sadar diri dengan semua perbedaan dirinya dan dini yang sangat mustahil untuk bersatu. Vian juga tidak memaksakan keadaan dan ia juga bukan tipe orang yang harus terpenuhi ke inginannya.

Vian hanya mampu menjadi teman yang selalu ada untuk dini,, sebisa mungkin menjaga dan mempertahankan senyum dini yang sangat jarang ia tunjukan.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan,, akhirnya vian dan dini telah sampai di kediaman william.

Dengan intrupsi dari dini vian menjalankan motornya ke arah bagasi rumah.

Vian di buat menganga dengan keluasan dan kemewahan rumah dini. Bahkan di dalam bagasi rumah dini sudah berjejer mobil dan motor sport yang harganya sangat fantastis.

Setelah memarkirkan motor di bagasi, , dini dan vian mulai melangkahkan kakinya memasuki mansion.

Dini menghela napas saat melihat gerombolan motor fahmi dkk yang juga berada di dalam bagasi nya.

transmigrasi sad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang