06

2.3K 372 31
                                    

"Darimana aja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darimana aja?"

Jean menghela nafas saat melihat Jeffry yang menunggu dirinya di depan rumah.

"Rumah Alice." Jawabannya acuh lalu melongos masuk meninggalkan Jeffry.

Jeffry pun membuntuti Jean di belakangnya. Tangan kirinya mencegah pergelangan tangan Jean sedangkan tangan kanannya membawa paper bag berisi ponsel baru untuk Jean.

"Apa? Mau debat? Besok aja, gue capek."

"Bukan. Saya kesini mau ngasih ini" Jeffry megambil tangan Jean lalu di berikannya paper bag yang ia bawa tdi.

"Bawa pulang lagi aja, gue bisa beli sendiri."

"Ga bisa. Saya yang merusak ponsel kamu, jadi saya cuma mau bertanggung jawab."

Jean mengalah, akhirnya gadis itu menerima paper bag yang Jaehyun berikan.

"Thanks. Udh sana pulang, gue capek."

Jeffry menyeringai menatap Jean nyalang. "Beneran?"

"Iya lah! Udah sana-sana!" Jean mendorong Jeffry sampai keluar rumah lalu menutup pintunya kasar.

Jeffry tersenyum misterius lalu masuk ke mobilnya.

Sementara Jean, gadis itu baru menyadari kalau rumah nya sepi. Dia berteriak memanggil orang tuanya namun tak ada sahutan.

"Haru?" Panggil Jean namun tetap tak ada sahutan.

"Kemana sih?!" Jean berdecak lalu duduk di sofa ruang tamu.

Di meja, ia menemukan selembar kertas berisikan tentang tulisan sang ibu yang berpamitan pergi ke kondangan di luar kota.

"Anj!"

Jean mulai melirik kanan kiri was-was. Dia paling benci sendirian. Jangankan di rumah segede ini, di tinggal di kamar Alice sendiri aja ga berani.

Diam-diam Jean menyesal telah mengusir Jeffry tadi. Oh iya, JEFFRY!

Jean berlari untuk membuka pintu, batinnya semoga pemuda itu benar-benar belum pulang.

Gadis itu menghela nafas lega saat melihat Jeffry bersandar di pintu mobilnya sambil bersedekap dada. Namun ia menjadi jengkel melihat senyum Jeffry yang terlihat mengejek.

"Kenapa Jeanna?" Tanya Jeffry berusaha menahan tawa.

Jean memekik tertahan. Namun ia berusaha menunjukkan senyumnya harap-harap agar Jeffry luluh.

"Jeff sini! Ga cape apa bediri terus?"

Jeffry terkekeh lalu berjalan menghampiri Jean. Pacarnya ini sangat lucu.

"Kenapa? Tadi kamu ngusir saya. Terus kenapa di panggil lagi?" Goda Jeffry membuat Jean malu setengah mati.

"Oh itu? Bercanda doang iya hahaha." Jean tertawa hambar. Jeffry mengusap kepala Jean lalu masuk mendahului gadis itu.

"Jeff, nonton yuk!" Ajak Jean menyusul Jeffry masuk. Jeffry berbalik badan lalu mengangguk.

Dan disinilah mereka, di ruang tamu. Bukan Jeffry kalo ga cari-cari kesempatan. Jean merutuki nasibnya menyesal karna ngajak Jeffry nonton.

Pasalnya, waktu Jean mau milih film romantis, dia takut Jeffry malah mempraktekkan kiss scene nya. Kalau horor, Jeffry juga bisa curi-curi kesempatan. Contohnya saat ini.

"Jeff, lo liat apaan si?" Jean berusaha menjauhkan kepala Jeffry yang bersembunyi di lehernya.

"Takut." Jean menahan nafas saat bibir Jeffry menempel di kulit lehernya.

"Ganti film ya? Disney aja gimana? Atau kartun? Atau film adzab?"

Jeffry menggeleng sambil menggesek-gesekkan hidungnya di leher Jean.

"Jeff geli."

"Biarin." Jawabannya dengan suara serak.

"Jeff tidur aja yuk?"

Jeffry langsung mengangkat wajahnya semangat. "Ayo." Sedetik kemudian Jeffry mengangkat tubuh Jean naik ke atas.

Pemuda itu membuka pintu kamar Jean dengan kakinya, lalu menutup kembali dengan cara yang sama.

"Jeff, lo bisa tidur di kamar tamu."

Jeffry menggeleng lalu membaringkan tubuh Jean di ranjang. Pemuda itu melepas Hoodie dan menyisakan kaos hitam polosnya membuat Jean memekik kaget.

Jeffry ikut berbaring di samping Jean lalu menyelimuti tubuh mereka. Di peluknya Jean erat lalu tak henti-hentinya mengecup bibir Jean berkali-kali.

"Ayo tutup mata, katanya mau tidur."

"Ya tapi ngga gini—

Cup

"Udah ayo tidur, aku elus-elus." Jean terdiam mendengar Jeffry berbicara aku. AKU.

biasanya dia terlalu formal. Wah gawat kalo gini, Jean bisa-bisa narik kata-katanya yang dia bilang ke Alice.

"Diem ya njing! Sampai kapanpun gue gaakan nerima Jeffry si cowok google itu!"

Dan kata-katanya kembali terngiang-ngiang di otaknya saat ini.

Apakah Jean akan membuktikan bahwa kata-kata itu benar? atau justru tidak?

Tetaplah bersama kami setelah iklan yang satu ini.g

g

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


holaa! makin seru atau makin gaje?

maklumin aja ya kan, lgi di fase otak pas-pasan nih. tapi gapapa lah ya yang penting update yekan?

jangan lupa votement karna respon kalian mempengaruhi mood Yaya buat up 😼

see u..

My Possessive Boyfriend ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang