09

1.8K 298 30
                                    

"Murid baru Al?" Tanya Jackie yang duduk di hadapan Alice saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Murid baru Al?" Tanya Jackie yang duduk di hadapan Alice saat ini. Alice hanya menjawab dengan deheman.

Karna tak ada tempat duduk lagi, terpaksa Jean dan Alice bergabung bersama Jeffry dan Jackie. Oh iya, ada Nara juga.

Jean hanya mengaduk-aduk pangsit pesanannya Karna tak berselera. Entah kenapa gadis itu tak suka jika ada orang baru di sekitarnya.

Jeffry yang melihat itu langsung merebut mangkuk milik Jean dan menyuapkan satu sendok pangsit ke mulut Jean.

Melihat itu Jean berdecak. "Makan, ini udah dingin Jeanna." Perintah Jeffry Karna Jean tak kunjung membuka mulutnya.

"Mau di suapin pake mulut—" dengan segera Jean membuka mulutnya dan menerima suapan Jeffry. Alice berkidik ngeri melihat dua pasangan itu.

"Kenapa Al? Mau juga?" Tanya Jackie jahil menaikkan satu alisnya mencoba menggoda Alice.

"Mumpung selokan sekolah ada airnya, gue ceburin mau?"

Jackie meringis lalu kembali memakan bakso nya. Sementara Nara hanya menyimak mereka berempat pun bersuara. "Kalian deket banget ya?"

Alice meminum es teh nya lalu menjawab, "Ga deket lagi. Udah pacaran." Sahut nya membuat binaran dari mata Jackie muncul.

"Al? Kita pacaran?"

Karna geram, Alice menabok muka Jackie membuat sang empunya meringis. "Jean sama Jeffry! Bukan lo sama gue bego!"

Nara terkekeh kecil melihatnya. Setelah itu ia menatap Jeffry yang sedari tadi diam sambil menatap Jean intens.

"Jeffry pendiam ya? Ngomong nya cuma satu dua kali."

Mendengar namanya di panggil, Jeffry menoleh mendapati Nara yang langsung gelagapan. "E-eh maaf. Ga bermaksud kok."

Selesai dengan makannya, Jean langsung menarik tangan Alice pergi dari kantin meninggalkan Jeffry, Jackie dan Nara.

"Jean cemburu deh kayaknya." Bisik Jackie pada Jeffry sukses membuat dirinya tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya. Perlahan tapi pasti, Jeffry akan membuat Jean jatuh cinta padanya.

"A-aku balik duluan ya. Dah..." Pamit Nara lalu berlari kecil meninggalkan kantin.

Jackie bersedekap dada menatap punggung Nara yang mulai menjauh. "Jeff, lo gausah ngelirik cewek sana sini ya. Firasat gua dia bakal suka sama lo deh."

Mendengar itu Jeffry mendengus. "Tenang aja, gua ga tertarik sama siapapun kecuali Jeanna."

☁️☁️☁️

"Apasi Je astaga main narik aja!"

Nafas Alice memburu Karna Jean dengan tiba-tiba menarik dirinya ke rooftop.

"Gue ga bisa nerima orang baru lagi, lain kali gausah ngajak dia lagi." Ujarnya memunggungi Alice sembari menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Ya gue sih ga bakal ngajak dia lagi Je. Ga suka gue sama muka polos kayak dia. Bau-bau muka dua tau ga!" Kesalnya mengingat wajah-wajah polos milik Nara yang membuat dirinya ingin menampol gadis itu.

"Eh btw lo bilang kini Karna ga cemburu kan? Tingkah lo kayak pacar lagi cemburu tauu." Goda Alice jahil. Tapi kalo orang-orang yang lihat juga pasti berpikiran sama kayak Alice. Ya kan? ga

Jean menatap Alice horor. Yakali dia cemburu sama Jeffry? Mustahil.

"Gausah ngaco! Gue bilang gitu Karna gue ga mau nerima orang baru! Cukup lo sahabat gue dan jodoh gue nanti. Gue ga mau deket sama banyak orang." Decak Jean tak suka. Ia harus segera menghindar sebelum Nara menjadi lebih dekat dengan Alice dan pada akhirnya merebut Alice dari Jean.

Cukup dulu, sekarang ga lagi.

☁️☁️☁️

"Saya kira kamu sudah lupa."

Jeffry mendengus lalu meletakkan satu kotak kado di meja. "Hbd, pa."

Jefran— papa Jeffry tersenyum lalu menepuk pundak anaknya. Jeffry tersenyum tipis menanggapi nya.

Jeffry dan papa nya tidak tinggal satu rumah. Semenjak kematian mama nya, Jeffry memutuskan untuk pisah dan membeli rumah sendiri dari pada harus tinggal dengan papa nya.

Dering ponsel Jeffry menggema sangking sepi nya suasana di rumah papa nya itu.

Melihat nama Jackie, Jeffry segera mengangkat telfonnya. "Hallo."

"Hallo Jeff. Gua langsung tudep ya, just info. Gua liat Jean sama dua cowok. Kayaknya anak kelas sebelah. Lo cepet kesini, nanti gua sharelock tempatnya."

Jeffry meremas ponselnya berusaha menahan emosi. "Oke, gua kesana sekarang."

Pipp

Jeffry memutuskan panggilan sepihak lalu kembali mengantongi ponselnya.

"Lama tinggal berpisah sama papa membuat tata bahasa kamu berubah."

"Jeffry gaada waktu buat bicara sama papa. Jeffry pamit, jaga kesehatan papa." Jeffry beranjak dari sana lalu pergi dengan langkah kaki besar. Pikirannya terus menebak siapa dua pria yang berani keluar bersama Jean.

"Gua harus apa biar Jeanna bisa nurut sama gua!" Jeffry memukul stir mobil nya kencang sembari menunggu Jackie mengirimkan alamatnya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar notifikasi dari ponselnya yang ia yakini itu Jackie. dengan segera ia membukanya dan langsung tancap gas menuju alamat yang Jackie kirimkan.

dikit dulu ya, kapan-kapan lagi ahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dikit dulu ya, kapan-kapan lagi ahaha.

Jean bandel bund, bikin jiwa Posesif Jeffry meronta-ronta wkwk. Maklum lah, orang judulnya my possessive boyfriend. ia ceritanya tentang Jeffry yang Posesif ke Jean.

komen next jika ingin lanjut ke chapter selanjutnya →

My Possessive Boyfriend ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang