-tandai typo yaa
"Gue mau ngasi tau lo sesuatu."
Jean berhenti menyuapkan makanannya ke dalam mulut dan menatap Alice bingung. "Apaan?"
Alice melihat kanan kiri memastikan bahwa tak ada orang yang bisa mendengarnya. "Tadi pagi waktu gue markir motor, gue liat Nara si anak baru itu keluar dari mobil Jeffry."
Alice sungguh tak sabar melihat ekspresi Jean. Harap-harap bila gadis itu akan marah dan melabrak Nara.
"Oh. Terus²?" Tanyanya lagi sambil makan soto nya membuat Alice berdecak.
"Itu doang?? Je, lo ga marah apa—"
"Dia bukan pacar gue, gue juga ga ada rasa sama dia. Jadi apa alasan gue buat marah?" Skak Jean membuat Alice menganga heran.
"Gue heran deh sama lo. Jeffry tuh manusia yang hampir mendekati kata sempurna. Udah ganteng, tajir, boyfriend able banget, apa yang buat lo ga suka dari dia?" Tanya Alice tak hapis pikir. Kalo dia yang jadi Jean mah rela-rela aja di posesifin sama cowok modelan Jeffry.
Jean menghela nafas lalu meletakkan alat makan nya dan menatap Alice lekat. "Se ganteng-ganteng nya tu cowok, se tajir-tajir nya dia, kalo pada dasarnya gue ga cinta sama dia lo bisa apa?"
Perkataan Jean sukses membuat Alice terdiam. Gadis itu menatap Jean dengan tatapan bersalah. "Maaf Je, gue ga bermaksud maksa lo buat nerima Jeffry."
"Santai aja Al, lo ga salah ngapain juga minta maaf?" Jean terkekeh geli.
Hingga tiba-tiba Jean merasakan kursi di sebelahnya di duduki oleh seseorang. Jean menoleh menatap Jeffry yang dengan santainya duduk disana.
Jean setengah mati menahan kesal. Begitupun Alice yang sudah jengah karna Jackie ikut duduk di sebelahnya.
Jeffry menyibak pelan rambut Jean yang menutupi lehernya, tak berlangsung lama Jean menepis tangan pemuda itu. "Lo apa-apaan sih?!"
Sontak Alice dan Jackie yang melihat itu langsung terkejut. Pasalnya ada bekas merah di leher Jean membuat keduanya tak bisa berpikir positif.
"Bagus." Gumam Jeffry memandang karya nya yang belum menghilang. "Biarin kaya gini, biar semua tau kalau kamu punya aku, punya Jeffry."
"Mimpi lo anjing!" Sentak Jean lalu beranjak pergi dari sana. Di susul Alice di belakangnya.
Jeffry tersenyum tipis melihat pacarnya yang menggemaskan. Ia berjanji akan membuat gadis itu luluh dan jatuh cinta padanya.
***
"Je, sorry banget gue ga bisa nganterin lo pulang. Mama gue ngabarin kalo nenek gue dateng ke rumah, jadi gue harus buru-buru."
Jean bisa melihat raut wajah Alice yang terlihat kebingungan. Jean mengangguk lalu menepuk pundak Alice. "Iya udah deh gapapa, lo pulang aja langsung. Gue bisa pulang sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend ✓
RomanceTentang ke-posesif an Jeffry sebagai pacar. WARN! • bahasa non baku (mengandung kata-kata kasar) • area shipper (kalau bukan bxg shipper/bukan ship kalian jangan mampir daripada ninggalin hate komen) • cerita ini murni pikiran author sendiri