Naren menyeruput Ice Americano miliknya lalu menatap Jean sebal. "Semenjak lo pacaran sama si google, lo jarang main sama kita."Jean menghela nafas berat. "Ya begitulah, ga nyangka banget gue bisa terjebak sama dia." Jean mengacak rambutnya frustasi. "Gue harus apa sih biar dia mutusin gue? Kalo gue yang mutusin juga percuma, ga bakal mau dia!"
Jendra menggeleng prihatin. "Tapi serius Je, kalo dia liat kita disini gimana? Secara kan dia protektif banget ke lo."
"Ga peduli gu—"
"Jeanna."
Ketiga remaja itu membeku saat mendengar suara berat dan dingin milik seseorang yang tengah berdiri di belakang Jean.
Jendra membeku, sementara Naren kembali menormalkan ekspresi nya dan balik menatap Jeffry yang saat ini menatapnya tajam.
Jean merutuki dirinya dalam hati. Dengan ragu dia menghadap belakang dimana Jeffry yang tengah berdiri dan menatapnya juga.
"Jeff? Disini juga?"
Jeffry tak menjawab melainkan diam sambil menatap gadis itu tajam.
"Ren, Jen, tugasnya selesai kan ya? Gue balik duluan ya? Yok Jeff!" Jean mendorong badan Jeffry sampai keluar caffe. Jean bernafas lega saat Jeffry menurut.
"Tapi Je—"
"Udah Ren, lo mau di amuk Jeffry?" Cegah Jendra saat Naren hendak menyusul Jean.
"Sialan." Batinnya geram menatap punggung Jean dan Jeffry yang mulai menghilang dari pandangannya.
Di mobil, Jeffry hanya diam. Dan itu membuat Jean semakin khawatir. Lebih baik Jeffry mengomel daripada diam dan membuat suasana di mobil jadi mencekam. Tanpa sepatah katapun, Jeffry meng-gas mobilnya pergi dari caffe.
Di perjalanan pun Jeffry hanya diam dan fokus menyetir membuat Jean lama kelamaan sebel juga.
Gimana bisa Jeffry tau kalo dia sama anak-anak ada di caffe? Jean ga habis pikir.
Tiba-tiba mobil Jeffry berhenti di depan rumah Jean. Sangking ngebutnya Jeffry jadi ga kerasa kalo udah nyampe.
Karna Jeffry diem aja, akhirnya Jean pamit buat masuk. "Gue masuk ya. Makasi." Jean membuka seatbelt nya lalu saat hendak membuka pintu mobil, Jeffry menguncinya dan menarik tangan Jean hingga gadis itu menghadapnya.
Jean bisa melihat mata Jeffry yang merah seperti menahan amarah. Tanpa bertele-tele Jeffry menarik tengkuk Jean lalu melumat bibirnya kasar.
Jean mengepalkan tangannya karna merasakan bibirnya yang seperti di makan habis-habisan oleh Jeffry. Pemuda itu menggigit bibir bawahnya.
Ciuman Jeffry turun ke lehernya. Jean mendelik lalu berusaha mendorong Jeffry tapi tangannya dengan cepat di kunci oleh pemuda itu.
Jean meringis saat merasakan Jeffry mulai menggigit pelan lehernya. Jean yakin, sangat yakin kalau Jeffry udah ninggalin jejak disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend ✓
RomanceTentang ke-posesif an Jeffry sebagai pacar. WARN! • bahasa non baku (mengandung kata-kata kasar) • area shipper (kalau bukan bxg shipper/bukan ship kalian jangan mampir daripada ninggalin hate komen) • cerita ini murni pikiran author sendiri