Tentang ke-posesif an Jeffry sebagai pacar.
WARN!
• bahasa non baku (mengandung kata-kata kasar)
• area shipper (kalau bukan bxg shipper/bukan ship kalian jangan mampir daripada ninggalin hate komen)
• cerita ini murni pikiran author sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jean mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya. Namun anehnya Jean merasakan hembusan nafas yang semakin dekat dengan wajahnya.
Gadis itu menggeliat saat Jeffry dengan isengnya mengecup bibirnya berkali-kali.
"Bangun." Suara serak khas bangun tidur Jeffry membuat Jean semakin malas untuk bangun.
"Bangun sayang." Jeffry mengusap lembut kepala Jean.
"5 menit lagi." Tawar Jean masih menutup matanya.
"Yauda, 5 jam lagi juga gapapa." Jeffry mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Jean. Pemuda itu menempelkan bibirnya di dahi Jean.
"Kamu yakin mau bolos?"
Jean hanya mengangguk samar. Sejujurnya gadis itu sangat mengantuk, jadi ia bodoamat sama cowok yang lagi meluk dia saat ini.
"Kak Je— ASTAGAAA KAKKK???!!!"
Jean langsung bangkit dari ranjangnya saat mendengar suara Haru adiknya.
"Kakak sama Kak..." Haru menatap kaget Jeffry yang dengan santainya bersandar di punggung ranjang.
"JEFF??? SEJAK KAPAN LO GA PAKE BAJUUU?????!" pekik Jean kaget saat melihat tubuh Jeffry yang hanya di tutupi dengan selimut.
"MAMAAA!! AYAHHHH!!!" Teriak Haru lalu segera turun meninggalkan Jean yang keringat dingin.
"Jeff!! Ini gimana??? Kalo sampe ortu gue mikir aneh-aneh gimana??!"
Jeffry bersedekap dada menatap Jean tenang. "Ya mau gimana lagi? Saya harus tanggung jawab. Mungkin kita akan di nikahkan. Dan saya sama sekali tidak keberatan."
"Gausah ngadi-ngadi! Judul cerita ini tuh 'My Posesif Boyfriend' bukan 'My Posesif Husband'!"
bercanda, yakali Jean bilang gitu.
"Gausah gila Jeff! Gue ga mau nikah sama lo!"
"Tapi saya mau."
"Udah di bilang gu—"
"Jeanna." Suara tegas milik sang ayah membuat Jean terdiam.
"Kamu dan Jeffry, ayah mau bicara sama kalian. Ayah tunggu di bawah." Setelah mengatakan itu, ayah Jean turun ke bawah.
"Gue benci sama lo Jeff!" Jean masuk ke kamar mandi kamarnya lalu menutup pintunya kasar.
Jeffry hanya tersenyum melihat tingkah laku Jean. Bukannya takut, pemuda itu malah di buat gemas. Aneh memang.
•••
"Sudah sejauh mana kalian?"
Jean melotot kaget mendengar pertanyaan ayahnya.
"Ayah... Jean sama Jeffry ga ngapa-ngapain. Jeffry cuman nemenin Jean tidur."
"Betul itu Jeff?" Tanya Ayah Jean pada Jeffry.
"Betul yah, tapi Jeffry sedikit khilaf. Jeffry ga sengaja nyium bibir—"
"Itu kan ga sengaja yah! Sumpah Jean sama Jeffry ga ngapa-ngapain. Demi Tuhan!!!"
Ayah Jean menerawang mata putrinya untuk mencari letak kebohongannya. "Yasudah ayah percaya. Tapi jangan karna ayah percaya sama kamu, kamu bisa tidur sama Jeffry lagi."
Jeffry sedih mendengar itu. Sedangkan Jean mengangguk mantap. "Iya yah, gaakan lagi kok."
"Maafin Jeffry yah."
"Ayah maafin kalian berdua. Tapi ingat, jangan ulangi kesalahan ini lagi. Ayah mau istirahat dulu."
Setelah ayah Jean pergi, Jeffry menatap sedih Jean. Jean yang melihatnya pun jadi bingung sendiri. "Kenapa lo natap gue gitu banget?!"
"Kok kita ga di nikahin?"
"Duhh sumpah ya Jeff! Otak lo tuh isinya apaan sih?!!"
Jeffry tersenyum manis. "Ada tiga hal. Jean, nikah sama Jean, hidup sama Jean selamanya."
Jean menghela nafas berat berusaha untuk tak emosi. "Itu cuma mimpi buruk bagi gue. Jadi gausah ngarep lebih Jeff! Gue aja ga pernah mau jadi pacar lo."
"Kata orang dulu, kalo mimpi buruk di ceritakan ke seseorang, pasti mimpi buruk itu akan terjadi."
"Jadi, mimpi buruk kamu itu nikah sama saya dan hidup selamanya sama saya kan? Saya sudah tau mimpi buruk kamu, jadi Jean kamu tinggal nunggu mimpi itu terjadi."
"Apasi lo ga jelas banget! Udah sana pulang!" Jean bangkit dari duduknya lalu naik menuju kamarnya meninggalkan Jeffry yang terkekeh gemas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
