Tentang ke-posesif an Jeffry sebagai pacar.
WARN!
• bahasa non baku (mengandung kata-kata kasar)
• area shipper (kalau bukan bxg shipper/bukan ship kalian jangan mampir daripada ninggalin hate komen)
• cerita ini murni pikiran author sendiri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeffry menggendong tubuh Jean masuk ke dalam rumah menghiraukan tatapan bingung dari papa nya.
"Jeffry."
Jeffry berhenti saat sang papa memanggilnya.
"Siapa dia? Apa yang kamu lak—"
"Papa ga usah banyak ngomong, mending sekarang papa telfon dokter John dan suruh ke rumah sekarang!" Kata Jeffry yang kedengaran seperti memerintah. Jeffry tak peduli jika sikapnya terkesan kurang ajar, yang terpenting saat ini baginya adalah Jean.
"Papa udah telfon dokter John, dia akan segera kemari."
Jeffry hanya mengangguk sekilas lalu membuka pintu kamarnya dengan kaki dan masuk ke dalam.
Kejadian barusan membuat sang papa Deja Vu, raut wajah Jeffry yang ia lihat saat ini terlihat sama seperti 5 tahun yang lalu.
Jeffry turun dari tangga dan menghampiri papa nya. "Panggil 2 pengawal papa, suruh berjaga di depan kamar Jeff. Jeff mau pergi dulu, kalau dokter John udah datang, suruh langsung masuk."
Tanpa menunggu sang papa menjawab, Jeffry langsung pergi begitu saja. Saat di ambang pintu, Jeffry berhenti dan berbalik badan menghadap papa nya. "Jaga Jean, jangan sampe dia keluar kamar ataupun keluar dari rumah ini."
•••••
Alice duduk di bangku taman dengan pandangan kosong. Jackie yang melihat Alice pun tak henti-hentinya menghela nafas.
"Udah gua bilang, jangan khawatir Al. Jeffry ga akan biarin Jean kenapa-kenapa. Yang ada kalo lo ga mau makan gini bikin Jean marah tau ngga."
Alice memicing menatap Jackie. "Ngaco lo, Jean aja ga sadar. Gimana bisa marah."
Untuk kesekian kalinya Jackie menghela nafas, pemuda itu membuka bungkus roti di tangannya dan mencuil sedikit berniat untuk menyuapi Alice.
"Gue ga mau makan Jack, seenggaknya setelah denger kabar Jean udah sadar baru gue mau makan."
Jackie memilih pasrah dan membuang cuilan roti di tangannya. Pemuda itu mencoba menghubungi Jeffry hendak menanyakan kabar Jean.
"Lo nelfon siapa?" Tanya Alice penasaran.
"Jeffry, tapi ponselnya ngga aktif."
Wajah Alice kembali lesu, padahal ia sangat berharap mendengar kabar baik dari Jeffry.
"Gua udah bilang jangan khawatir Al, percaya sama Jeffry. Dia pasti ga akan biarin sesuatu terjadi sama Jean. Sekarang lo makan ya?"
