Pagi ini Naren dan Jendra berjalan di koridor sekolah bersama.
"Na, perasaan gua belom tau siapa cewek yang lo suka." Naren menghela nafas panjang. Bagaimana ia bisa memberitahu Jendra?
"Ga penting lah Jen, gausa di bahas."
Jendra menggeleng tak setuju. "Gua temen lo, gua juga berhak tau lah. Lagian itu juga lumayan penting."
"Lain hari aja dah, males gua bahas itu sekarang." Naren berjalan dulu meninggalkan Jendra yang menatapnya bingung.
"DORRR!!"
Jendra melirik tajam pada gadis yang berada di belakangnya. "Maaf, anda belum berhasil. Silahkan coba lagi."
Jean mencibik kesal. "Padahal gue udah seneng bgt kalo liat lo kaget." Jendra terkekeh gemas lalu mengacak-acak rambut Jean.
"Oh ya, Naren mana? Kok dia ga bareng sama lo?" Tanya Jean saat tak melihat pemuda itu disini. Biasanya Naren dan Jendra akan terus bersama seperti saudara kembar.
"Jalan duluan dia. Lagi badmood soalnya." Jean mengangguk paham. Selang beberapa detik Raga menghampiri Jean dan Jendra.
Jean memutar bola matanya jenuh menatap Raga yang sepertinya berjalan kearahnya. "Jen, gua cabut dulu ya?"
"Tunggu Je, gua mau ngomong."
Jendra menatap Raga dan Jean bergantian. "Lo berdua ada masalah? Kalo iya gua cabut aja biar kalian bisa ngobrol."
"Ya emang harus gitu." Tukas Raga lalu menarik tangan Jean menjauh.
"Apasi Ga! Gausah tarik-tarik!" Kesal Jean namun Raga terus menarik tangannya menuju taman belakang sekolah.
Sesampainya disana, Raga melepaskan tangannya dari Jean lalu berdehem sebelum mulai berbicara. "Gua sama Syanas udah putus." Ujarnya parau.
Jean meremat ujung rok nya. "Terus? Hubungannya sama gue apa?" Gadis itu menahan nafas saat Raga dengan tiba-tiba memeluknya.
"Je, gua bener-bener minta maaf. Akhir-akhir ini lo selalu ngehindar dari gua. Gua bener-bener ga tahan sama semua ini Je."
Jean menggigit bibirnya berusaha menahan tangis. Kenapa disaat perasaannya sudah hampir hilang, Raga datang dan membuatnya bingung seperti ini?
Jackie yang tak sengaja lewat taman belakang pun berhenti saat melihat Raga dan Jean disana.
"Waduh gawat! Kalo Jeffry tau bisa habis itu Jean." Jackie menoleh sana sini memastikan tak ada siswa yang berjalan di sekitar sana.
"Aman lah ya—"
"Jack."
Tubuh Jackie menegang saat mendengar suara berat yang sangat dia kenal. Pemuda itu berbalik menghadap Jeffry yang tengah berdiri tak jauh di belakangnya. "Eh Jeff? Lo ngapain disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend ✓
RomanceTentang ke-posesif an Jeffry sebagai pacar. WARN! • bahasa non baku (mengandung kata-kata kasar) • area shipper (kalau bukan bxg shipper/bukan ship kalian jangan mampir daripada ninggalin hate komen) • cerita ini murni pikiran author sendiri