12

1.8K 333 289
                                    

weee ga nyangka bgtt komennya rame bgt. Sejauh ini kalau yg paling banyak komen per chapter rata-rata 30 an, dann chapter kemarinn sampe tembus 100 komenn 😭😭. makasiiii yang udah nunggu dan votement cerita ini.

spam kalian terbalaskan karna Yaya sengaja update cepet! semoga chapter ini sama rame nya kayak kemarin.

Tandai typo ya!

Jean menatap bosan papan tulis sambil memangku dagu nya dengan kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jean menatap bosan papan tulis sambil memangku dagu nya dengan kedua tangannya. Selama ini hidupnya hanya masuk kelas, istirahat, lalu pulang sekolah, begitu terus setiap hari.

Entah Jean yang terlalu tidak peduli atau apa, ia tidak menyadari kalau minggu depan dia ada ujian akhir semester. Jean merutuki nasibnya yang selalu menyepelekan pelajaran, begitupun dengan Alice yang sudah mengacak-acak rambutnya frustasi memikirkan nasibnya minggu depan.

"Ck, udah yuk Al ngantin aja." 

Jean berdiri dari duduknya lalu menatap Alice yang masih menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

"Lo aja Je, gue ga mood! Udah pms malah di kasih kabar ujian, sebellll gueee!!!!" Ringik nya membuat seluruh teman-temannya yang berada di kelas beralih menatapnya.

Jean mendengus sebal dan memilih keluar dari kelas tanpa memperdulikan Alice.

Saat memasuki area kantin, suasana ini masih asing bagi jean, karna memang setiap hari Alice yang selalu menemani nya ke kantin. Tapi hari ini, Jean sendirian.

Gadis itu duduk di salah satu kursi yang di sediakan kantin. Beberapa penjual makanan disana menghampiri Jean sekedar menanyakan gadis itu ingin memesan apa, namun Jean menggeleng tanda tak ingin memesan apapun.

Jean bersandar di punggung kursi sembari melihat ke arah lapangan basket yang berada di depan kantin langsung. Gadis itu sedang asik menatap Raga di lapangan.

Sudah lama sekali Raga tak menghampirinya, Jean sedikit rindu oleh kehadiran pemuda itu.

Tiba-tiba Jean mendengar seseorang yang menarik kursi di hadapannya, segera Jean mengalihkan pandangannya menatap pemuda yang tengah duduk di hadapannya.

"Ga pesen?" Tanya pemuda itu saat melihat meja yang kosong tak ada makanan sama sekali.

Jean hanya menggeleng lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, pemuda di hadapannya itu mengikuti arah pandang Jean.

Dia tersenyum miris saat mengetahui siapa pemuda yang sedari tadi Jean lihat. Sejenak, ia bisa merasakan jantungnya yang seperti di tarik paksa oleh kenyataan. ia sangat tersiksa dengan perasaan ini, perasaan yang selalu ia simpan rapat-rapat agar tak ada orang yang mengetahui nya.

Namu hari ini, ia ingin mengeluarkan perasaan itu, mengutarakannya di hadapan gadis pujaan hatinya langsung.
Baru saja ia hendak membuka mulutnya, gadis itu sudah berdiri dan hendak pergi meninggalkan kantin.

My Possessive Boyfriend ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang