23- FS | Hilang?👣⏳

144 25 1
                                    

Usahakan vote dulu yuk sebelum membaca🤗
Jangan lupa komen juga🙌
_________________________________________

Usahakan vote dulu yuk sebelum membaca🤗Jangan lupa komen juga🙌_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jam istirahat kali ini dimanfaatkan untuk Karel berbicara serius dengan ke dua sepupunya. Di meja pojok. Hanya dia, Regan, dan Aegle. Tanpa Flora, Veyra maupun Seyra.

"Kali ini gue mau ngomong serius sama kalian," Karel menatap kedua sepupunya.

"Tentang?" tanya Regan malas-malasan. Regan sudah rela-rela tidak makan bersama Veyra kekasihnya. Jadi, awas saja jika Karel malah membicarakan hal yang tak penting.

"Keistimewaan kita." dua kalimat dari Karel mampu membuat dirinya menjadi prioritas mata sepupunya.

Degub jantung Aegle berdetak lebih cepat. Ia menetralkan wajahnya untuk biasa saja. Ia juga mencoba untuk tidak mengatakan apapun dalam hati.

Mungkin Aegle terlihat biasa saja di depan semua orang. Tapi, tidak dengan Regan. Regan melihat gerak gerik yang mencurigakan dari sepupunya satu ini. Ia merasa ada yang Aegle sembunyikan darinya dan Karel.

"Kalian mau tau, apa?" ujar Karel masih dengan pikirannya.

Tidak menyahut ucapan Karel. Regan menyambar pergelangan tangan Aegle.

"G-gan?" tanya Aegle berusaha biasa saja.

"Gle nyembunyiin sesuatu dari kita, Rel," kata Regan tiba-tiba.

Karel menatap keduanya dengan alis yang mengerut. "Maksud lo?" Karel beralih menatap Aegle seorang. "Gle...?"

Senyum miring tercantum dibibir Regan saat mendengar sesuatu dan melihat wajah Aegle menjadi tegang. "Kenapa lo takut, hmm?"

"Gle, kita butuh penjelasan," ucap Karel berubah melupakan ucapan awalnya.

Aegle menggeleng. Ia belum siap membicarakan hal ini pada Regan dan Karel. Tapi di satu sisi ia juga merasa bersalah telah menyembunyikan hal penting ini dari mereka."gue-"

"KAKAK!" jerit suara cempreng menggema memotong penuturan Aegle yang membuatnya bernafas lega.

Karel memegang lehernya yang terasa seperti tercekik. Nafasnya tercekat akibat Alin yang datang secara tiba-tiba dan langsung memeluk lehernya dari belakang.

Sedangkan Regan, ia berdecak melepas tangan Aegle saat melihat Kadava dan Alin yang mengganggu.

Karel menepuk-nepuk tangan Alin yang melingkar di lehernya. Ia seketika menghembuskan nafasnya naik turun kala Alin sudah melepaskan tangannya. Gila saja adek nya itu, apa dia akan membunuh kakak nya sendiri!

"Lo mau gue mati, Lin?" tanya Karel melotot ke adiknya.

"Ihh, Alin sayang kakak tau."

Karel menatap adiknya curiga. "Ada maunya ya lo??"

"Hehehe, ntar Alin ada fotoshoot. Jadi kak Rel yang temanin oke." cengir Alin dibalas dengan tatapan malas Karel.

Kadava duduk di depan Regan menyengir. Sang kakak hanya menatap malas adiknya ini. Dasar pengacau.

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang