FS- 27 | yang tak di sangka👣⏳

120 23 5
                                    


Usahakan Vote dulu yuk sebelum membaca🤗
Jangan lupa komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian juga🤗
Terima kasih❤
_________________________________________

Malam ini, keluarga kecil Adibrata sedang melakukan makan malam bersama dengan wanita paruh baya yang Adibrata kenalkan sebagai calon pendampingnya di sebuah restourant ternama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, keluarga kecil Adibrata sedang melakukan makan malam bersama dengan wanita paruh baya yang Adibrata kenalkan sebagai calon pendampingnya di sebuah restourant ternama.

Suasana di meja makan malam ini sedikit berbeda. Hanya di hiasi dengan suara Alin yang terus saja mengoceh. Gadis remaja itu tampak nya terlihat sangat senang bertemu dengan Anjani.

Sedangkan Karel? Dirinya hanya diam membisu menyimak obrolan calon ibunya dengan adik dan Papinya. Sesekali juga Karel melirik Adibrata yang masih mendiami dirinya. Bahkan Adibrata tak bercanda seperti biasanya. Papi duda nya itu hanya berbicara ketika ada hal penting saja pada dirinya. Ah Karel merasa sangat bersalah telah membuat Papi nya kecewa.

"Kak Rel kok dari tadi diam aja sih? Kakak sariawan?" tanya Alin setelah berceloteh ria.

Adibrata berdehem. Melipat tangannya di atas meja. Adibrata diam-diam juga sedari tadi melirik Karel melalui ujung matanya. Anak bujang nya itu hanya diam menunduk dan tak menjawab pertanyaan Alin.

Anjani mengarahkan kan pandangannya. Kenapa seketika atmosfer di sini menjadi sangat canggung?

Anjani menepuk bahu Karel, membuat pemuda itu mengangkat kepalanya. "Kamu kenapa? Kok diam aja?"

Karel masih diam. "Kalo orang tua tanya itu di jawab, bukan diam aja." saut Adibrata menyibukkan diri.

Karel menghembuskan nafasnya. Ia tersenyum menatap Anjani. "Karel gakpapa kok, em–?" gantung Karel bingung harus memanggil wanita di depannya dengan sebutan apa.

Anjani dan Alin terkekeh melihat raut kebingungan Karel.

"Sembarang Karel mau manggil saya apa," kata Anjani.

"Emm.... Ma-mamii bolehh?" tanya Karel menunduk memainkan jari.

Adibrata menoleh ke arah putranya. Menatap Anjani yang tersenyum bersama Alin. Hati Adibrata sedikit terenyuh mendengar ucapan Karel tadi. Ah sekarang Adibrata bingung. Ingin rasanya ikut tersenyum pada Karel namun Adibrata ingat jika dirinya masih mengambek pada Karel.

"Boleh," Karel mendongak yang disambut wajah manis Anjani.

"Karel boleh kok manggil Mami," ulang Anjani lagi.

Karel tersenyum. Persekian detik kemudian, Karel langsung menyambar tubuh Anjani untuk ia peluk. Rasanya hangat, pelukan yang selama ini ia tunggu-tunggu untuk menjadi tempat bersandar.

"Udah pelukannya jangan lama-lama." ujar Adibrata terdengar posesif.

Alin tertawa. "Papi cemburu ya?" tanyanya membuat Adibrata menggeleng.

"Enggak! Ngapain papi cemburu sama Karel,"

Alin berdiri, tepat di antara Adibrata dan Anjani. Lalu Alin merangkulkan kedua tanganya di leher Adibrata dan Anjani. "Lucu ya kita, kayak keluarga bahagiaa."

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang