20- FS | Tunangan👣⏳

177 31 5
                                    


Vote dulu yuk sebelum baca.
Jangan lupa komen juga🤗
_________________________________________

Dekorasi serba biru metalic ini sangat tersusun rapi dan indah di ruangan yang di penuhi orang-orang dengan pakaian formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dekorasi serba biru metalic ini sangat tersusun rapi dan indah di ruangan yang di penuhi orang-orang dengan pakaian formal. Para tamu undangan tak berhenti berdecak kagum melihat kedua pasangan yang berdiri di atas panggung mewah di depan sana.

Terkecuali Regan yang melempar tatapan tak suka melihat sepupunya yang berdiri di atas panggung bersama seorang lelaki.

"Seharusnya lo yang ada di sana, Ga," lirih Regan tersenyum getir mengingat sosok sahabatnya.

Regan lalu menatap Karel yang ada di sebelahnya. Lelaki itu selalu memancarkan suasana gembira di wajahnya.

"Ini yang lo mau?" tanya Regan tiba-tiba yang membuat Karel menatapnya.

Karel menaikkan satu alisnya. "Maksud lo?"

"Lo mau ini kan? Gle tunangan sama Mario," desis Regan menggeram membuat Karel bernafas gusar.

"C'mon Gan. Gue yakin Mario yang terbaik buat Gle,"

"Lagian lo gak liat apa, semua orang senang kalo mereka jadi pasangan,"

Regan mengelilingkan pandangan di sekitarnya. Benar saja kata Karel, semua orang di sini sangat turut berbahagia melihat pasangan di atas panggung itu.

Regan kembali menatap Karel. Ia tertawa miris. "Enak ya, mereka semua tersenyum di atas kesedihan Gle,"

Karel terdiam mendengar perkataan Regan.

"Rel, kita dari kecil sudah sama-sama! Apa lo belum bisa ngeliat kenyataan di diri Gle kalo dia selalu tertekan?" tanya Regan kembali serius pada Karel.

"Dan lo tau sendiri kalo hati Gle itu kayak sebuah ruangan yang di lindungi dinding keras tanpa pintu,"

"Dan Mario yang akan menghancurkan dinding batu itu hingga pecah, Gan!" sambar Karel membalas ucapan Regan.

Regan membatalkan kalimat yang ingin ia ucapkan saat Samuel datang menepuk pundaknya.

"Ada apa Regan?" tanya Samuel melihat wajah masam putranya.

Regan menggeleng. "Tidak Pah."

Samuel mengangguk dan kembali berbincang dengan Richard dan Adibrata yang tersenyum sampul.

Karel menarik tangan Regan yang ingin melangkah mendekati Pamannya itu.

"Jangan ngacau acara ini, Gan!" bisik Karel di telinga Regan yang membuat sang empunya menggeram dan melanjutkan langkahnya.

Regan berjalan beberapa langkah mendekati Samuel, Richard dan Adibrata. Ia tersenyum sampul di depan mereka.

"Eh Regan," sapa Adibrata pertama kali.

Regan tak mengindahkan sapaan Adibrata. Ia hanya menatap ketiga orang di depannya ini dengan sorot mata dingin.

"Pah, Regan ingin bertanya," ujar Regan menghadap Samuel yang mengeryitkan dahi. "Tanya apa?"

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang