Wacana

73 23 3
                                    

Pagi yang cerah,matahari mulai terbit dari arah timur dengan cahaya yang terang.Sang surya menyinari kehidupan di bumi.Terasa sangat hangat dan menyehatkan.


Arsyila yang sedang membuka gorden kamarnya itu merasakan hangatnya sinar yang menusuk kulit.

Dirinya sudah memakai seragam putih-biru dan bersiap untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

Beberapa anak tangga telah di lewati dan akhirnya sampai di meja makan.Banyak hidangan yang lezat sudah disajikan dan siap untuk dinikmati.

Arsyila mencoba membuka ponsel untuk mendengarkan musik yang tersambung pada earphone.Kegiatannya itu tidak luput dari pandangan Rama-Ayah Arsyila dengan menatapnya kurang suka.

"Matikan ponselnya!Sejak kapan kamu tidak sopan dengan orang tuamu sendiri!" Bentakan itu membuat Arsyila langsung mematikan ponselnya dan menyimpan di saku seragam.

"Maaf Yah" Ujar Arsyila meminta maaf kemudian menikmati makanan yang telah dimasak oleh Dewi-Bunda Arsyila.

"Masih pagi,jangan marah-marah terus Mas" Ujar Dewi sambil mengelus pundak Rama lembut.

Arsyila hanya bisa menunduk memandang nasi dan ayam bakar manis pedas serta nugget,makanan kesukaannya.Suara dentingan sendok bertubrukan dan menimbulkan bunyi yang membuat Rama menatap Arsyila horor.

Dewi yang melihat suaminya menatap horor itu akhirnya menatap Arsyila "Ayo makan jangan diliatin aja nasinya,nanti keburu kamu telat".Hanya anggukan sebagai jawaban dari Arsyila "Mau Bunda suapin?" Tanya Dewi membuat Arsyila langsung menatap senang dan menganggukkan kepala.

"Aaaaa" Dewi menyendokkan nasi ke mulut putrinya itu dan langsung dibalas oleh Arsyila.Rasanya sangat bahagia karena terasa begitu istimewa.

"Jangan dibiasakan mendidik Dia manja,Dia kan sudah dewasa" Perkataan itu membuat Arsyila mendukan kepalanya kembali dan Dewi menatap Rama insyarat agar diam.

Bagaimana rasanya didewasakan oleh keadaan?

**********

Udara pagi memang sangat sejuk,semilir angin menusuk kulit dan beberapa helaian rambut hitam panjangnya itu berterbangan.Arsyila sedang berada di halaman depan untuk menunggu Rama yang akan mengantarkan ke sekolah.

Mobil sport milik Rama yang harganya fantastis keluar dari garasi dan pintunya pun terbuka ke atas sehingga Arsyila segera menaiki mobil.

Mobil itu membelah jalanan kota Jakarta yang lumayan padat kendaraan.Didalam mobil keduanya diam bergelut dengan isi pikirannya masing-masing.

Rama dan Arsyila memang tidak dekat karena sikap Rama yang sensitif dan tegas.Pribadi Rama memang seperti itu karena dirinya terdidik menjadi pribadi yang tegas,mandiri,bekerja keras,bertanggung jawab dan pantang menyerah.

Kedekatan dengan Dewi justru berbanding balik bagi Arsyila.Karena Dewi sangat memanjakan anak tunggalnya itu.Kemauannya selalu dituruti asalkan sebab kebahagiaan Arsyila.

Sikap kedua orangtuanya sangat bertolak belakang sehingga Arsyila bingung harus berbuat bagaimana agar tidak selalu salah dalam melangkah.

**********

Gerbang SMP Nusantara masih terbuka dan beberapa murid memasuki gerbang dengan bergerombol "Pagi neng Arsyila" Sapa Mang Agus-Satpam SMP Nusantara.

"Pagi juga mang" Siapanya kembali dengan ramah.

"Kok gak masuk masih diem disitu?" Tanya Mang Agus heran karena Arsyila hanya berdiri di luar pinggir gerbang sambil mengecek ponselnya.

Arsyila memandang sekeliling dan memandang satpam itu"Lagi nunggu temen".

Assalamu'alaikum Pesantren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang